Ekhem!
Luna terperanjat lalu mendelik pada seseorang di balik helm fullface. Orang tersebut entah mengikutinya sejak kapan tapi batin Luna berkata kalau orang tersebut berniat tidak baik padanya, makanya Luna buru-buru jalan dengan cepat.
"Ini gue, Luna." Ia menahan lengan Luna, namun Luna malah menepisnya, berjalan kembali.
Cowok itu menghela nafas, lalu membuka helmnya. "Lo berubah ya semenjak putus. Suara gue sendiri aja lo gak kenal."
Luna berhenti, ia sebenarnya tahu siapa orang itu, namun Luna tidak mau berbalik badan, ia tidak mau kembali sakit hati lagi dengan orang yang sama.
"Luna, gue mau jujur tentang semua hal sama lo. Tolong kasih kesempatan buat gue ngomong, lo cukup dengerin aja."
"Oke." Senyum Evan terbit.
* * *
"Gue minta maaf sama lo, Lun."
"Gue tau gue dulu jahat sama lo, gue bener-bener nyesel, gue gak tau akhirnya bakal gini,"
"tapi jujur," Evan menggenggam tangan Luna. "Sekarang gue beneran sayang sama lo."
Luna tertawa tak percaya. Entah apa yang dirasuki Evan bisa-bisanya mengatakan hal itu setelah mereka putus. Semudah itu mengatakan sayang dengannya tapi hatinya untuk cewek lain.
"Lo kenapa?" Evan mengernyit heran dengan Luna yang tertawa sendiri.
Luna melepaskan tangannya dari Evan. "Kenapa lo tanya? Gue gak akan kemakan mulut buaya lo lagi, Van."
"Lun, gue beneran suka sama lo sekarang!"
"Terus cewek lo?
"Cewek? Apaan sih!"
"Mau sampai kapan lo tutupin soal hubungan lo sama Anya? Gue tau semua, Van. Lo diem-diem deket sama dia juga."
"Lun,"
"Jangan bawa-bawa Vella sebagai alasan lo putus sama gue. Gue tau kok penyebabnya."
"Lun, sumpah gue putus bukan karena deket sama Anya. Ya emang dulu gue pernah suka sama dia, malah pacaran. Tapi soal deket, gue cuma temenan sama dia."
"Ohh gitu, lo bisa butain gue pake kata-kata, tapi mata gue gak buta buat liat semuanya, Van."
"Luna, gue serius, gue gak ada apa-apa sama Anya. Dia cuma mantan gue."
"Sejak kapan pacaran sama dia?"
"Waktu,"
"Waktu gue sama lo pacaran juga? Iya?!" Evan memegang kedua lengan atas Luna.
"Dengerin gue Luna, gue gak pacaran sama Anya. Lo ngerti gak sih?!"
Luna meringis dalam hati, meremas roknya, menahan kekesalan dan air matanya yang tertahan. Ia kaget dengan perlakuan Evan sekarang yang cukup kasar. Pasti lengannya ini akan merah dan membiru.
"V-van, l-lepas s-sakit...,"
"Hati gue lebih sakit!"
Bugh!
"Anjing lo, Revan!"
"Gema!" Dengan sigap Luna menghadang Gema yang bersiap memukul Evan yang sudah jatuh ke tanah karena di tendangnya, bahkan Luna hampir terjatuh juga untungnya ia bisa menyeimbangkan dirinya.
"Lo bener-bener ya, banci lo bisa-bisanya kasar sama cewek!"
"Gema udah!"
"Sekali lagi gue liat lo kasar sama Luna, lo mati di tangan gue!"
KAMU SEDANG MEMBACA
GEMA ALASKAR (COMPLETED)
Teen Fiction#1 in teenfiction (09/03/2022) #1 in badboy (09/03/2022) #1 in troublemaker (18/08/2022) #29 in fiksiremaja (28/03/2021) (Jangan lupa follow Author) Masalah bermula dari pertemuan tidak sengaja Gema Alaskar dan Luna Arnetta di sebuah kafe di pusat K...