Luna dan Anya kini tengah di rumah Dinda lebih tepatnya rumah Kak Arash yang berada di komplek sebelah cabang minimarketnya. Kegiatan sepulang sekolah ini mereka harus segera mengerjakan tugas kelompok. Membuat mindmap terlebih dahulu agar mudah saat mempresentasikannya nanti.
Sebelum sampai rumah tadi mereka mampir terlebih dahulu ke tempat fotokopi membeli kebutuhan untuk membuat mindmap, mulai dari karton, spidol berwarna, solatip dan lain-lain.
Ketiganya membagi tugas agar cepat selesai. Anya mengajukan dirinya untuk menggunting karton, Dinda menghias mindmap dan mencatat materi sedangkan Luna yang mencari materinya.
"Mau dibantu gak, Lun?" tanya Arash yang baru saja duduk. Cowok itu kembali ke ruang tamu selepas berganti baju di kamar langsung menawarkan bantuan. Sontak adiknya--Dinda dan Anya hanya melirik diam-diam. Mereka bertanya-tanya dalam hati maksud Arash menawarkan bantuan pada Luna
"Nggak usah, kak. Luna bisa kok sendiri." Sebenarnya Luna bukan menolak Arash tapi merasa tidak enak karena cowok itu baru pulang kuliah masa harus membantunya.
"Oh yaudah."
"Maaf ya Kak Arash," cicit Luna.
"Mending bantuin Anya aja Kak Arash." Sahutan Anya terkesan seperti menggoda Kak Arash tapi percayalah ia mau mengetes apa cowok itu apakah hanya ingin membantu Luna saja atau dirinya bahkan adiknya sendiri.
"Emm...,"
Ting Nong!
"Kayanya ada orang tuh," timpal Dinda.
"Biar kakak aja yang buka pintunya," ujar Arash bangun menuju pintu.
Ceklek!
"Gema?" Cowok yang memencet bel ialah Gema.
"Lo ngapain ke sini, Gem?" tanya Arash. Ia heran dengan kedatangan Gema ke rumahnya untuk apa.
"Gema mau kerja kelompok, kak."
Cowok itu datang-datang bilang jika ingin kerja kelompok? Arash jadi makin bingung, adiknya sendiri bilang kalau kelompoknya hanya berlima dan dua orang lagi tidak bisa ikut kerja kelompok karena ada rapat OSIS.
"Siapa yang dateng, kak?" Dinda berjalan menghampiri.
"Gema?Ngapain lo kesini?" Dinda ikut bingung.
"Gue mau gabung kelompok lo boleh ya, Din?"
"Emm... Emang ada masalah di kelompok lo?"
"Nggak, gue belum masuk kelompok soalnya, kata Bu Sella gue harus minta izin masuk ke salah satu kelompok," jelasnya. Bu Sella--Guru Biologi yang mengajar peminatan IPA di kelas IPS 4 itu memang
"Kenapa lo gak masuk kelompok Leo sama Rino aja?" pikir Dinda seperti ada yang aneh.
"Gue gak mau masuk kelompok mereka, yang ada presentasinya malah gak bener." Gema berasumsi meyakini.
"Yaudah masuk dulu kalo gitu, tanya sama yang lain takutnya ada yang keberatan." Gema mengangguk lalu mengikuti Dinda ke ruang tamu.
"Gais ada yang mau gabung kelompok biologi kita nih." Anya dan Luna yang tengah fokus dengan tugasnya mendongak pada Dinda dan seseorang di sampingnya.
Gema?
"Kira-kira boleh gak, gais?" tanya Dinda. Pandangan Gema sesekali melirik pada Luna.
"Kalo mau bantu sih boleh aja." Anya menjawab.
"Kalo lo Luna?" Luna mengangguk tanda setuju, senyum di bibir Gema langsung terbit walaupun terlihat samar.
Dinda kembali mengerjakan tugasnya dan Gema membantu jika ada yang kesulitan. Sementara Kak Arash mendadak pamit karena mendapat telepon dari Celine.
KAMU SEDANG MEMBACA
GEMA ALASKAR (COMPLETED)
Teen Fiction#1 in teenfiction (09/03/2022) #1 in badboy (09/03/2022) #1 in troublemaker (18/08/2022) #29 in fiksiremaja (28/03/2021) (Jangan lupa follow Author) Masalah bermula dari pertemuan tidak sengaja Gema Alaskar dan Luna Arnetta di sebuah kafe di pusat K...