* * *
Evan mengantar Luna menuju kelas bersamaan di tengah jalan bel istirahat berbunyi. Anya dan Dinda yang hendak mencari Luna keluar kelas karena tidak kembali ke perpus dan juga tidak ada di kelas terheran melihat Luna datang bersama Evan.
"Lo apain dia?" tanya Anya menyolot menarik Luna dari rengkuhan Evan.
"Gue gak apa-apain," akunya. "Gue ketemu dia abis turun dari gedung kelas 11 ketakutan."
Anya seketika langsung berpikir. "Lo ngapain di gedung kelas 11?"
Luna terdiam, apa dia harus berkata jujur kalau Gema mengejarnya tadi?
"Nya, lo bisa gak sih nanya dia nanti aja?"
"G-gue tadi abis nganterin buku yang dianter ortu siswa ke kelasnya-" Luna memotong perkataannya, berharap Anya bisa percaya. "D-dan gue halusinasi liat a-almarhum bokap gue."
"Sorry, Lun." Anya memeluk Luna mengusap-usap punggungnya. "Gue gak maksud."
"Gak papa, biar lo gak salah paham."
"Lo udah makan?" tanya Anya. "Ikut gue ke kantin yuk, sama Dinda."
"Iya, Lun. Mau ya?" bujuk Dinda. Luna menatap Evan, cowok itu masih setia menunggu di tempatnya.
"Gue mau ke temen-temen gue kalo gitu, entar pulangnya gue ke kelas lo lagi." Evan mengusap rambut Luna. "Bye!"
Anya tersenyum tipis. Ia benci di posisi seperti ini. Mempunyai teman yang dekat dengan mantannya sendiri. Andai Anya punya nyali untuk mengatakan siapa sebenarnya Evan, ia sudah lakukan itu pertama kali Evan mendekati Luna.
* * *
"Btw gue mau tanya kalian mau lanjut kuliah kemana?" tanya Anya.
"Emm kalo gue sih mau masuk PTN daerah Bandung sih, yang deket-deket aja biar gak nyusahin kakak gue," ujar Dinda. "Kalo lo, Lun?"
"Lun," panggil Anya, cewek itu terlihat bengong mengaduk-aduk minumannya dengan sedotan, Dinda dan juga Anya menatapnya bingung. Entah apa yang dipikirkan cewek itu.
"Luna?" Kali ini Dinda menepuk pelan tangan Luna saat memanggilnya.
"Hah, kenapa, Gem?" Luna terperanjat kaget.
"Gem? Gema maksud lo?" tanya Anya lalu tersenyum menyelidik. "Astaga lo suka ya sama dia?" tanya Anya menggoda.
"Apaan sih, Nya. Enggaklah," elak Luna. "Ngapain gue suk-
Ucapan Luna terpotong saat Gema dan kedua temannya memasuki kantin. Raut wajah Luna berubah melihat Gema menatapnya datar.
"Orangnya dateng tuh," bisik Dinda. Ketiga cowok tersebut sedang berjalan menuju meja mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
GEMA ALASKAR (COMPLETED)
Teen Fiction#1 in teenfiction (09/03/2022) #1 in badboy (09/03/2022) #1 in troublemaker (18/08/2022) #29 in fiksiremaja (28/03/2021) (Jangan lupa follow Author) Masalah bermula dari pertemuan tidak sengaja Gema Alaskar dan Luna Arnetta di sebuah kafe di pusat K...