Hari-hari Vella dibuat kesal dengan Gema yang cuek padanya. Berita Vella yang mengatakan akan menjadi calon tunangan Gema tersebar luas satu sekolah.
Simpang siur banyak murid yang bergosip kalau Gema enggan menerima Vella karena adanya orang ketiga dihubungan mereka yaitu Luna. Apalagi Luna kini masih dekat dengan mantannya, Evan. Sudah jelas yang menjadi sasaran kali ini adalah Luna. Cewek itu masih diam tidak memberi tanggapan apapun, yang ia fokuskan kali ini adalah tugas akhirnya karena sebentar lagi menjelang ujian sekolah.
"Eh Gem, gue rasa lo harus buat klarifikasi deh. Kasian Luna, jadi korban," saran Leo.
"Dia gak perlu dikasianin, baru juga jadi bahan gosip, seenggaknya gak perlu takut kalo gak salah."
"Gue bingung deh sama lo, lo sebenernya sayang gak sih sama Luna? Sikap lo labil, kek janda. Anak orang udah dikasih kepastian sekarang lo ghosting. Entar kena karmanya lo jangan salahin gue."
"Ngapain juga salahin lo, ini keputusan gue sendiri," sahut Gema.
"Yaudah bagus." Keduanya lanjut bermain bola basket, tak lama Rino datang membawa kantong plastik berisi minuman dan snack yang dibelinya di kantin.
"Nih pesenan lo pada!" serunya dari pinggir lapang. Gema dan Leo menghentikan permainan basketnya, beristirahat sejenak.
Gema memutar tutup botol yang diambilnya, akhirnya bisa melepas dahaga setelah berolahraga.
"Ehh..gak boleh minum yang ginian abis olahraga!"
Baru saja Gema hendak meneguk minumannya, botol minuman tersebut sudah diambil Vella dan ditukar oleh botol air mineral.
"Lo? Vella lo apa-apaan sih?!"
"Nggak baik Gema minum ginian. Oh ya aku bawain kamu bekel nih, dimakan ya?" Vella menyodorkan bekal makanannya pada namun Gema malah membuangnya.
"Denger ya, semakin lo perhatian sama gue, semakin gue benci sama lo."
"Gema, kok gitu sih? Emang gue salah apa?"
"Salahnya emang salah gue, baikin lo, tapi lo malah nyari kesempatan ngaku-ngaku calon tunangan gue. Jelas-jelas gue gak pernah suka sama lo."
"Gema, orangtua aku udah setuju kok kalo kita tunangan."
"Kalo orangtua gue? Gak tuh. Mereka bilang sendiri kalo hubungan orangtua lo sama gue cuma sebatas rekan bisnis. Jadi jangan harap lo ngaku-ngaku tunangan gue lagi," ucapnya dengan kata-kata yang menekan lalu melenggang pergi.
Vella bergerutu dalam hati, sudah berapa kalinya ia ditolak oleh Gema. Lihat saja, jika Vella tidak bisa mendapatkan Gema, maka Luna pun tidak bisa mendapatkannya juga.
"Vell, Vell, daripada lo jadi tunangan Gema mending jadi tunangan gue aja," saran Rino.
"Jangan mimpi!"
* * *
Tugas piket akhirnya selesai, Luna pulang terakhir karena paginya ia berangkat sedikit terlambat dari biasanya jadi ia harus piket sepulang sekolah.
Ngomong-ngomong soal Evan maksudnya ia lebih suka dipanggil Revan sekarang, sudah menunggunya di parkiran. Beberapa hari yang lalu Revan sudah keluar dari tahanan ia memang menginap semalam saja di sana sebagai hukuman dari ayahnya. Dan soal gengnya, Avigoz, polisi juga sudah membubarkannya lagi bersama gengnya Bastian. Tidak ada lagi geng-geng yang akan mengganggu masyarakat karena mereka sudah menandatangi perjanjian di atas materai sebelum terbebas dari penjara. Semua ini ide dari Indra, ayahnya Revan dan Gema sangat tegas bukan? Luna jadi teringat ayahnya juga.
KAMU SEDANG MEMBACA
GEMA ALASKAR (COMPLETED)
Teen Fiction#1 in teenfiction (09/03/2022) #1 in badboy (09/03/2022) #1 in troublemaker (18/08/2022) #29 in fiksiremaja (28/03/2021) (Jangan lupa follow Author) Masalah bermula dari pertemuan tidak sengaja Gema Alaskar dan Luna Arnetta di sebuah kafe di pusat K...