15| Kafe Kenangan

2.6K 194 3
                                    

Haii cuma mau tau yang baca ini siapa aja bisa absen disini💕

Happy Reading❤️

* * *

Hari-hari Luna cukup melelahkan selama diskors, pagi sampai menjelang sore ia harus bekerja di minimarket dan sepulangnya ia harus membereskan rumah dan masak makan malam.

Usai Vella makan malam, ia pun mencuci piring di dapur. Tiba-tiba Luna teringat pasal makan nasi padang di tempat latihan band Gema, saat hendak pamit untuk ke minimarket lagi cowok itu tidak meresponnya dan masih tetap memainkan gitarnya. Apa Luna salah hanya melihat sebentar polaroid tersebut?

Ting!

Luna menghentikan aktivitasnya mencuci piring, mengelap tangannya pada apron yang dikenakannya, lalu merogoh sakunya. Keningnya berkerut melihat nama Anya di sana.

Anya Jovanka
Lun, lo bisa ke kafe kenangan ga? Gue mau omongin soal tugas kelompok baru

Luna Arnetta
Tugas apa?

Anya Jovanka
Makanya lo ke sini, kelompok kita pada kumpul di sini mau bahas tugasnya

Luna Arnetta
Yaudah

Jam masih menunjukkan pukul 7 malam, kalo ia keluar sekarang mungkin Vella memperbolehkannya keluar kali ini. Luna segera pergi ke kamarnya untuk bersiap dan keluar dengan pakaian santainya.

"Mau ke mana lo?" Vella menurunkan majalah yang ia baca di ruang tamu, melihat Luna malam-malam seperti ini berpakaian dengan rapih.

"G-gue mau kumpulan kelompok," ujar Luna. "Boleh kan?"

"Di mana?"

Luna mendadak diam sejenak, kalau ia mengatakan bahwa kumpulannya di Kafe apa Luna dibolehkan pergi? Sepertinya kali ini ia harus berbohong deh.

"Di rumah Anya." Luna berkata dengan mantap, kalau ia berkata ragu-ragu ujungnya pasti akan dicurigai.

"Yaudah, batas lo pulang sampe jam 10, gue juga mau keluar bentar," jawab Vella menyimpan majalahnya dan ikut bangun.

"Kalo gitu gue pergi duluan." Luna berpamitan berjalan melewati Vella.

"Eh tunggu dulu." Luna menoleh karena Vella mencegahnya. "Tugas gue udah dikerjain?" sambungnya bertanya.

"Engh..belum, tapi nanti gue kerjain pulang dari kumpulan kelompok," sahut Luna.

"Awas aja lo ga ngerjain, besok dikumpulin soalnya," balasnya. "Oh ya satu lagi, kalo gue sempet liat lo di luar deket-deket sama Gema, liat aja apa yang bakal gue lakuin nanti," ancam Vella membuat Luna menelan ludah kemudian mengangguk lalu pergi setelah di usir Vella.

* * *

Udara malam di Bandung memang sangat dingin dan menusuk kulit, Luna berjalan dari dalam komplek menuju kafe sembari menyilangkan tangannya dan mengusap-usap lengannya agar hangat, ia benar-benar lupa memakai jaket karena terburu-buru.

Kring!

Terdengar bunyi lonceng disusul musik akustik saat Luna memasuki kafe, tidak lupa aroma kopi pun tercium di indra penciumannya. Wangi kafenya sangat khas seperti pertama kali ia memasuki kafe ini saat hendak melamar kerja.

GEMA ALASKAR (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang