"Jadi lo kerja di sini sekarang?" Gema melipat tangannya di dada menyender pada rak minimarket.
"Iya." Luna melirik Gema lalu kembali menata barang-barang di rak minimarket.
"Lo kok tau gue di sini?"
"Tau? Gue ke sini nganter kakak gue," sahut Gema.
Luna sedikit bingung dengan kakaknya yang mana? Daritadi ia hanya melihat ibu-ibu saja yang berbelanja di minimarket.
"Lun?"
"Ya? Ehh!" Luna yang akan menuruni tangga tiba-tiba tergelincir, Gema dengan sigap menggapai tubuhnya agar tidak jatuh ke lantai. Keduanya saling berpandangan cukup lama sampai akhirnya Gema tersenyum tipis di sana.
"Makasih," ucap Luna canggung saat tersadar.
"Btw lo kerja sampe jam berapa?" Gema membuka topik obrolan baru.
"Sore mungkin."
Gema mengangguk samar lalu berkata, "tadinya gue mau ajarin lo main gitar, tapi gue chat lo gak dibales ternyata lo kerja," imbuhnya.
"Gue gak cek hp padahal daritadi geter terus hpnya."
"Lo emang lagi butuh duit ya?"
Luna menghela napasnya. "Ya bisa dibilang gitu."
"Orangtua lo tau, lo kerja?" tanyanya penasaran. "Harusnya kan di kelas 12 lo harus fokus nentuin diri lo ke depannya mau gimana," sambung Gema.
Sekilas Luna memandang cowok itu lalu teringat dengan ucapan Pak Burhan. "Orangtua gue udah gak ada dan gue gak tau masa depan gue kaya gimana."
"Sorry, gue gak maksud." Gema merasa tidak enak dengan ucapannya.
"Gema, lo masih di sini?" Gema dan Luna menoleh, Celine tiba-tiba muncul bersama Arash.
"Saya permisi." Luna pamit pergi begitu saja saat Celine datang, ia tidak mau mencari masalah sehingga lebih baik menghindarinya.
"Eh, Lun!"
"Gema, lo kenal karyawan itu?" Celine bertanya tidak menyangka pada adiknya yang memanggil karyawan tadi.
"Temen sekelas." Celine menutup mulutnya, bagaimana bisa SMA Supernova menerima murid seperti Luna yang hanya bekerja di minimarket? Celine tidak boleh membiarkan Gema dekat dengan Luna.
"Cel, yuk berangkat!" Arash tiba-tiba menarik tangan Celine pelan.
"Gue belum selesai ngomong sama Gema, Rash, " jawabnya.
"Udah mau siang ini, nanti telat masuk kelas." Celine memutar bola matanya sebal.
"Iya-iya, gue berangkat dulu, Gem!" Setelah Celine dan Arash pergi, Gema mencari Luna dalam minimarket tersebut, tapi sayangnya dia tidak ada, padahal ada yang mau Gema sampaikan lagi.
Maaf, Gema. Gue harus jauhin lo.
* * *
Evan mematikan puntung rokoknya, ia benar-benar suntuk dari semalam, sepulang dari markas dan bertemu Luna ia harus pulang ke rumah karena Ayah tirinya meminta untuk menemani Ibunya di rumah karena ia harus pergi ke luar kota untuk bekerja.
Menjelang siang, Evan memutuskan untuk pergi ke markas lagi. Markas Penjahat adalah nama geng yang didirikannya waktu memasuki SMA. Revan Arkano yang biasa sering dipanggil Evan dulu sangat benci dengan hidupnya, benci karena mempunyai orangtua yang tidak memperhatikannya, Evan menjadi orang yang selalu direndahkan dan kini lihat sekarang, dia berubah. Revan yang culun menjadi Evan pemberani.
KAMU SEDANG MEMBACA
GEMA ALASKAR (COMPLETED)
Teen Fiction#1 in teenfiction (09/03/2022) #1 in badboy (09/03/2022) #1 in troublemaker (18/08/2022) #29 in fiksiremaja (28/03/2021) (Jangan lupa follow Author) Masalah bermula dari pertemuan tidak sengaja Gema Alaskar dan Luna Arnetta di sebuah kafe di pusat K...