"Gue rasa Gema gak mau lagi deket-deket cewek cupu kaya dia, ngegendongnya aja ogah tadi," celetuk salah satu cewek.
Kedua cewek tersebut tertawa. "Sumpah kalo gue jadi dia pura-pura pingsan biar digendong Gema malu sampe tujuh turunan kayanya," sahutnya.
"Heh, maksud lo siapa?!" Evan yang baru melewati kedua cewek tersebut menghentikan langkahnya dan menegur salah satu cewek tersebut.
"Apaan sih, Van!" sewot cewek itu.
"Lo ngomongin siapa?"
"Cewek lo, pingsan."
Pingsan? tanyanya dalam hati lalu matanya melebar bahwa cewek yang dimaksud adalah Luna.
"Dia di mana sekarang?"
"UKS lah."
Evan tidak menyahut lagi lalu berlari menuju UKS setelah mengetahui keberadaan Luna. Ia benar-benar kalang kabut karena sudah khawatir sejak tadi pagi melihat kondisi Luna yang pucat.
Brak!
Evan membuka pintu UKS dengan kencang lalu menghampiri Luna yang terbaring di brankar dikelilingi teman-temannya.
"Lun?" Evan menggenggam tangan Luna yang masih belum sadar.
"Gak ada adab ya lo, Van. Dateng-dateng gebrak pintu, lo kata si Luna lagi disekap di gudang apa?" omel Rino.
"Diem lo!" Evan yang diomeli malah lebih galak dari Rino.
Evan mengangkat sedikit kepalanya melihat Anya yang sibuk membangunkan Luna dengan mengolesi kayu putih ke telunjuknya lalu didekatkan ke arah hidung Luna.
"Dokter jaganya mana?" tanya Evan pada Anya.
"Belum dateng."
"Kenapa dia bisa pingsan?"
"Dia pingsan tiba-tiba waktu gue, Rino sama Gema lagi pada ngobrol pas pemanasan," sambar Leo.
Evan terdiam sejenak. "Kalian boleh pergi dari sinj, biar gue yang jagain Luna."
"Nanti lo macem-macem," celetuk Leo.
"Kalo gue macem-macem, dari dulu udah gue lakuin," sungut Evan.
Suasana menjadi hening setelah Leo, Rino, Anya dan Dinda pergi dari UKS.
"Gema..." Evan tersentak karena Luna tiba-tiba mengigau menyebut nama Gema.
"Luna, ini gue Evan." Evan mengusap punggung tangan Luna dengan jempolnya.
Tak lama mata Luna pelan-pelan terbuka diikuti tangannya yang memegang pelipisnya akibat pusing yang tidak bisa tertahan.
"Lun..." Tersirat raut wajah Evan nampak khawatir pada Luna.
Evan?
Luna pikir yang menjaganya di UKS adalah Gema tapi nyatanya malah Evan. Ada apa sih dengan dirinya selalu kepikiran tentang Gema?
"Ada yang sakit, Lun?"
"Enggak, gue gak papa," bohongnya.
"Kalo ada yang sakit bilang sama gue, ya?"
Luna mengangguk lalu beranjak bangun dari brankar. "Gue mau ke kelas."
"Tapi kan lo baru sadar, istirahat dulu aja ya sambil nunggu dokter jaga dateng."
"Gue mau ke kelas, Van."
"Gue anter lo pulang aja, ya?" tawar Evan.
KAMU SEDANG MEMBACA
GEMA ALASKAR (COMPLETED)
Teen Fiction#1 in teenfiction (09/03/2022) #1 in badboy (09/03/2022) #1 in troublemaker (18/08/2022) #29 in fiksiremaja (28/03/2021) (Jangan lupa follow Author) Masalah bermula dari pertemuan tidak sengaja Gema Alaskar dan Luna Arnetta di sebuah kafe di pusat K...