"Kalo gitu gue balik dulu."
"Emm, makasih sekali lagi." Revan mengangguk.
Setelah Revan benar-benar pergi, Luna langsung masuk ke dalam kosan, ada perasaan tidak enak di dalam diri Luna, terlihat saat perjalanan pulang tadi dimana di dalam mobil hanya ada Revan dan Luna yang saling diam. Luna yang tidak berani menegur Revan karena canggung oleh kejadian semalam dan juga Revan yang biasanya selalu memulai topik pembicaraan duluan sekarang malah enggan.
Mengapa kata-kata itu harus lolos dari mulut Revan? Luna tidak akan frustasi dari semalam tidur di penginapan sampai sekarang.
"Bisa gak kalo gue gantiin posisi Gema di hati lo?"
"Gue lagi gak mau becanda, Van. Gue ambil tisu dulu." Revan menggenggam lengan Luna.
"Gue lagi gak becanda. Kita bisa coba lagi."
"Gue..bener-bener gak bisa."
"Kali ini gue beneran serius sama lo, Lun."
"Mau dipaksa berapa kali pun perasaan gue tetep sama, Van."
"Lo belum coba lagi, Lun."
"Dari awal perasaan gue tetep sama, gue suka sama Gema, meskipun dia sukanya sama oranglain." Revan tersenyum lebar.
"Gue bercanda, serius amat sih?!" Mata Luna membulat dan memukuli Revan kesal.
Walau dibilang hanya bercanda, Luna tidak bisa membedakan mana yang serius dan mana yang bercandaan, sama seperti halnya pada Gema. Di saat Luna sudah serius ingin menjalani hubungan walaupun sementara, tapi Gema tetap juga menolaknya.
"Gem, gue serius sama ucapan gue."
"Gue juga serius. Jalanin hubungan bukan hal yang main-main bagi gue, Lun. Lo gak perlu maksain harus pacaran sama gue, gue juga gak masalah kalo gak pacaran sama lo."
"Gem, t-tapi ucapan lo waktu itu apa?"
"Ucapan apa?"
"Kalo lo lolos ujian gue harus mau jadi pacar lo?"
Gema menghela napas berat. "Anggep aja waktu itu gue belum dewasa buat ngambil keputusan. Jatohnya gue malah paksa lo kan. Pacaran juga bukan hal yang dipikir buat cinta-cintaan doang, tapi juga harus bisa bangun kepercayaan. Toh dari awal lo juga lo gak bisa saling percaya sama gue, lo cuma bisa cerita sama Revan, tapi gak bisa cerita sama gue."
Menyesal dengan akhir seperti ini, semua orang terdekatnya menjauh, padahal harapannya hanya ingin semuanya kembali semula, orangtuanya kembali, ia masih bisa berhubungan baik dengan Revan dan Gema, kuliah dengan baik di kota ini. Tapi rasanya semua hanya sia-sia jika keadaannya sudah begini.
* * *
Langkah Revan terhenti di ruang tamu lalu menghampiri Gema yang tengah berada di minibar.
"Udah balik lo," ujar Gema basa-basi.
Revan duduk di salah satu kursi. "Kenapa lo gak dateng ke sana? Luna sampe nyariin lo semalem."
"Ngapain gue harus dateng?"
"Gem, siapa sih yang ngajarin lo jadi brengsek gini? Lo yang siapin kejutan buat dia tapi lo sendiri yang gak dateng."
"Gue kan udah bilang sama lo semalem, jagain sama bahagiain dia buat gue."
"Ya tapi lo gak jelasin sama gue kenapanya, lo bilang bakal dateng."
KAMU SEDANG MEMBACA
GEMA ALASKAR (COMPLETED)
Teen Fiction#1 in teenfiction (09/03/2022) #1 in badboy (09/03/2022) #1 in troublemaker (18/08/2022) #29 in fiksiremaja (28/03/2021) (Jangan lupa follow Author) Masalah bermula dari pertemuan tidak sengaja Gema Alaskar dan Luna Arnetta di sebuah kafe di pusat K...