11| Skors

3K 232 3
                                    

Vote dulu yuk sebelum baca✌🏼
Jangan lupa komen ramein lapak ini🦋✨

* * *

"Kalian bertiga saya beri skors selama seminggu untuk intropeksi diri kalian, silahkan kalian boleh keluar, kecuali Luna."

"Loh, pak, Luna ga salah," beo Evan. Ia tidak terima kalau Luna mendapatkan hukuman padahal sudah diberi skors.

"Kalian berdua sekarang keluar, kasih suratnya ke orangtua kalian dan cepat pulang."

"Pak?"

"Evan, kamu keluar!" bentak Pak Burhan pada Evan. Gema yang di sana juga tidak bereaksi apa-apa. Daripada membuat Pak Burhan makin marah dan amarahnya malah disalurkan ke Luna lebih baik ia keluar sekarang.

"Ini semua gara-gara lo tau gak?" tuduh Evan sembari menutup pintu ruang BK dengan kasar.

"Kok lo malah nyalahin gue, lo yang mancing gue duluan!"

"Lo dul--

Ceklek!

"Luna," potong Gema.

"Pak Burhan bilang apa aja sama lo?" sahut Evan. Luna hanya menjawab dengan menggeleng. Dari raut wajah Luna, sepertinya ada apa-apa dibalik hal itu.

"Gue anter lo pulang, ya?" tawar Evan.

"Gue pulang sendiri," putus Luna meninggalkan keduanya, masih terdiam di sana. Luna tidak mau memikirkan hal itu yang lebih penting saat ini adalah ucapan Pak Burhan padanya.

"Eh-eh, itu tuh si anak baru."

"Baru masuk aja udah belagu."

"Pake segala deket sama mostwanted kita."

"Kena karmanya tuh pasti diskors."

Berusaha tidak mendengarkan ucapan mereka, Luna cepat-cepat berjalan menuju kelas mengambil tasnya untuk segera pulang.

"Lun, lo gapapa?" Anya bertanya pada Anya sesampainya diambang pintu kelas. Dia kelihatan khawatir jika Luna dihukum aneh-aneh oleh Pak Burhan.

"Gapapa." Luna menarik sedikit senyumnya. "Gue cuma diskors," jawabnya sembari berjalan menuju tempat duduknya.

"Skors? Kok tega banget sih Pak Burhan," keluh Anya. "Sekarang lo mau pulang?"

"Iya." Luna menggamit tasnya.

"Eh Luna, lo mau kemana?" tanya Leo menghampiri.

"Pulang sama gue," sahut Gema yang baru masuk kelas. Dengan wajah datarnya, ia menggamit tas di mejanya dan menghampiri meja Luna.

"Gue anter lo pulang."

"Gue bisa pulang sendiri," tolak Luna.

"Gue kasih dua pilihan, gue anter lo pulang atau gue berantem lagi sama Evan?" Luna menatap Gema dengan sebal, pilihan macam apa itu.

"Gue ga pilih dua-duanya."

"Oke, gue putusin, lo pilih pilihan yang kedua," kata Gema dengan santai beranjak pergi duluan.

GEMA ALASKAR (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang