64| Still Mystery

1.5K 114 6
                                    

Gimana perasaannya udah sampe part sejauh ini?

Jangan lupa vote, comment dan share cerita ini ke temen-temen kalian ya!

Sorry ya kalo misalya ada typo atau kesalahan apapun.

Correct me, okey!

Happy reading!

* * *

"Kita bawa pulang kemana nih, No?"

"Ya ke rumahnya lah, bege!" sahut Rino.

"Gue takut euy sama bapaknya," aku Leo.

"Takut kok sama bapaknya, takut sama tuhannya lah." Rino berujar bijak.

"Bisa aja lo, tong!" Leo menoleh ke jok belakang, menatap Vella yang tidur lelap.

"Kita tungguin Gema sama yang lain dulu aja kali, ya?"

"Yaudah."

Masih di depan Club Devil, Leo dan Rino menunggu kedatangan yang lain. Sampai mobil Revan datang terparkir di sebelah mobil Leo.

"Mana Vella?"

"Di jok belakang." Mata Revan mengikuti instruksi Leo melihat ke arah jok belakang.

"Nyusahin orang bener dah si Vella," keluh Anya.

"Lo berdua aja?" tanya Rino. "Gema sama Luna mana, bukannya bareng?"

"Nggak gue sama dia bawa mobil masing-masing."

"Lah kan tadi gue udah bilang, No. Mereka bukan nyariin Vella malah pacaran di Mall," pungkas Leo.

"Pacaran?" tanya Revan tidak yakin mendengar hal itu.

"Iya. Kenapa lo, cemburu?"

"Nggak, cuma aneh aja," terangnya.

"Gema sih bilang biasanya Vella suka belanja jadi mereka cari di Mall deh."

"Modusnya bisaan tea si Gema," ujar Rino.

(tea= juga)

"Jadi mau nungguin Gema aja nih?" Revan bertanya lagi.

"Iya, nggak berani aing balikin ke bapaknya mabok kieu."

(kieu = gini)

" Halah, gimana maneh mau dapet awewe, Le. Ketemu orangtuanya aja nggak berani," ledek Rino terkesan lucu dengan logat sundanya padahal penampilannya sangat cocok seperti aktor China dengan matanya yang sipit.

(awewe = cewek)

"Leo pernah nemuin ibu gue, No." Revan spontan melirik wajah Anya. Ucapannya jelas-jelas seperti memanasinya.

"Noh dengerin! Jangan ngeledek gue terus."

"Ohh jadi gitu." Rino melirik Anya dan Leo satu sama lain. Sepertinya ada udang di balik batu dari maksud  penjelasan mereka berdua. "Jadi sejak kapan kalian deket? Biasanya suka gelut."

(gelut = berantem)

"Sej,"

"Gue rasa telepon Gema sekarang aja deh." Revan memotong pembicaraan Anya.

"Biar gue yang telpon dia," saran Revan lagi. Revan menjauhkan tubuhnya dari teman-temannya karena suara dari dalam Club yang begitu bising.

Perasaan Revan mulai tidak enak. Berkali-kali Revan menempelkan ponselnya ke telinga, mencoba menghubungi Gema yang tidak kunjung ada jawaban. Revan pun beralih menelpon Luna, namun tetap saja hasilnya nihil.

GEMA ALASKAR (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang