Tiga Puluh Delapan

1.4K 205 220
                                        

Guyss!! Ada sesuatu, yang di bawah umur skip dikit yaa!!!

-🔓-

Hogwarts menjadi tempat yang sedikit menyeramkan untuk beberapa hari ini. Bukan karena banyaknya hantu--karena itu adalah hal yang wajar--, tapi karena kematian Diggory yang membuat seisi Hogwarts bersedih. Semua orang sedikit berubah menjadi pendiam. Anak-anak Slytherin lebih memilih untuk berdiam diri di asrama, mereka tentu tidak ingin terlihat lemah, selain itu mereka juga menghindari nafsu mereka untuk menjahili murid lain. 

Untungnya semua pelajaran sudah ditiadakan karena pertandingan ketiga menjadi penutup tahun ajaran mereka. Jadi mereka tidak harus terpaksa memasuki kelas-kelas membosankan dengan mood yang tidak baik.

Hari ini adalah hari terakhir mereka semua ada di Hogwarts, sore kelak akan ada kereta yang menjemput mereka untuk kembali berkelana ke dunia luar. 

Chryssa sudah selesai dengan semua urusan kemas-mengemas barangnya. Sekarang ia sedang berjalan menaiki tangga menuju asrama laki-laki, ia ingin melihat keadaan Draco yang katanya juga ingin mengemaskan barangnya 'sendiri', yeah, sendiri. 

Saat sampai di depan kamar Draco, Chryssa langsung membuka pintunya dan melangkahkan kakinya masuk kedalam kamar Draco.

"Draco!! Apa yang kau lakukan dengan kamarmu?!" tanya Chryssa setelah ia membuka pintu kamar Draco.

Daphne dan Pansy yang mendengar teriakan Chryssa langsung berlari ke arah suara.

"Oh, Merlin. Tidakkah kau diajarkan untuk merapihkan ka--" 

ucapan Daphne terputus karena Draco menarik Chryssa masuk ke kamarnya dan langsung menutup pintu kamarnya dengan sedikit lemparan.

"Aku memang selalu tidak yakin saat kau mengatakan akan melakukannya sendiri, kau akan mengacaukan semua hal jika melakukannya sendiri" ucap Chryssa sambil mulai mengayunkan tongkatnya merapihkan kamar Draco yang sudah seperti kapal pecah.

"Kecuali jika hal itu berkaitan dengan ramuan, Mila"

"Yeah, hanya itu" 

Chryssa berjalan ke arah koper Draco dan memulai mengemas semua barang Draco dari awal lagi. 

"Jika tau akan seperti ini, mungkin sedari tadi aku tidak akan membiarkanmu melakukannya sendiri" ucap Chryssa.

"Okay, maafkan aku, ini salahku" ucap Draco sambil berusaha meraih bajunya bermaksud membantu Chryssa.

"Letakkan disitu, aku tak akan membiarkan kau menghancurkan semuanya lagi" ucap Chryssa.

Draco menuruti perintah Chryssa menaruh beberapa baju yang ia ambil ke atas kasur. Setelahnya Draco langsung beranjak ke arah meja belajarnya. Ia mendudukkan dirinya di kursi meja belajarnya.

Setelah sekitar setengah jam berkutat dengan koper dan barang-barang Draco akhirnya Chryssa selesai dan menutup koper Draco.

Draco langsung bangkit dari duduknya kemudian menghampiri Chryssa yang masih memperhatikan koper Draco, mengingat-ingat apa ada barang yang mungkin Chryssa lupa masukkan. Saat sampai di dekat Chryssa, Draco langsung memeluk Chryssa dari belakang. 

"Sudah semua, sayang. Tak ada yang kau lewatkan" bisik Draco tepat ditelinga Chryssa.

Chryssa membalikkan tubuhnya menghadap kearah Draco.

"Kau harus belajar mengemas barang, Drake" ucap Chryssa sambil menusuk-nusukkan telunjuknya pelan ke pipi Draco.

"Ada peri rumah yang akan mengurusi keperluanku, sebenarnya" ucap Draco.

AmigdalaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang