Tiga Puluh Lima

1.3K 196 295
                                    

-🔓-

"Pertandingan ketiga dimulai beberapa hari lagi"

"Kau tau?  Tantangannya sangat sulit"

"Aku tidak yakin si Potter bisa selamat"

"Aku mendukung Diggory"

"Potter yang malang"

Setidaknya itulah bisik-bisikan orang yang tak sengaja Chryssa dengar. Sekarang--setelah berhasil melepaskan diri dari Draco yang sedang latihan Quidditch--Chryssa memilih untuk berjalan santai mengelilingi Hogwarts seperti yang biasa dia lakukan dulu. Chryssa berjalan melewati murid-murid Hogwarts yang sedang sibuk bergosip. Dia bersyukur karena dengan alasan menemani Draco latihan Quidditch akhirnya Prof. Snape mengizinkannya untuk tidak mengikuti dua mata pelajaran terakhir--transfigurasi dan ramuan--. Sedikit licik sebenarnya, tapi apalah arti seorang Slytherin tanpa sedikit bumbu kelicikan?

Saat sampai di tepi danau hitam, Chryssa memutuskan untuk memberhentikan langkahnya. Ah,  tempat yang paling menenangkan. Chryssa menutup matanya menikmati waktu istirahatnya dari masalah hubungannya dengan Draco. Tadinya dia berfikir untuk pergi ke menara Astronomi, tapi setelah ia fikir-fikir lagi, menara astronomi di jam pelajaran seperti ini pasti sedang di gunakan untuk ruang belajar mata pelajaran Astronomi. Jadi, Chryssa memutuskan untuk menepi di danau hitam yang selalu sepi ini.

Chryssa berdiri mendekat ke arah Danau hitam, ia sibuk memandangi pemandangan yang ada di depannya. Sesekali ia melemparkan batu, ingin tau seberapa dalamnya danau ini--ya, walaupun dia tau dia tidak akan tau jika hanya melemparkan batu--. Tanpa Chryssa sadari, ada sepasang mata yang sedari tadi mengawasi gerak-geriknya.

Saat Chryssa sedang sibuk dengan pemandangan yang lagi-lagi tak pernah bosan untuk dia lihat, tiba-tiba ada seseorang yang mendorongnya. Chryssa yang tidak siap, sontak langsung tercebur ke danau hitam.

"Kau ingin tau seberapa dalam danau ini bukan?"

Sayup-sayup Chryssa mendengar ucapan seseorang yang mendorongnya tadi.

Chryssa berusaha menggerakkan kakinya, ia tidak pernah mempraktekan langsung cara berenang. Ia hanya belajar teorinya dengan fathernya dulu. Dia mencoba mengingat beberapa teknik yang fathernya ajarkan. Tapi Nihil. Ia tidak bisa mencapai permukaan. 

Chryssa mulai menyerah, nafasnya mulai habis, dan air di danau hitam terasa sangat dingin. Tangannya sudah tidak berusaha muncul lagi di permukaan.

Merlin, aku masih ingin hidup, ucap Chryssa dalam hatinya.

Matanya perlahan menutup, Chryssa kehilangan kesadarannya.

~🌸~

"Bagaimana ini bisa terjadi, Draco?" Pansy yang baru muncul di pintu Hospital Wings langsung meneriaki Draco.

Draco yang sedang cemas hanya bisa diam sambil terus menggenggam tangan gadisnya.

Draco tak tau apapun tentang kejadian ini, yang ia tau saat ia sedang latihan, tiba-tiba Pucey menyuruhnya turun dan mengatakan bahwa Chryssa tenggelam di danau hitam. Draco langsung berlari ke arah danau hitam, saat ia sampai, sudah banyak orang di pinggir danau hitam. Dan ia melihat gadisnya sudah tidak sadarkan diri di tepi danau hitam. Draco tak peduli lagi dengan sekitarnya--bahkan ia tidak tau siapa yang menyelamatkan gadisnya--ia langsung menggendong Chryssa ke Hospital Wings.

"Bagaimana bisa seperti ini, Draco?" tanya Daphne.

Draco menggeleng pasrah.

AmigdalaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang