Delapan

2.4K 315 107
                                    

Cek. Cek.

Satu, dua, tiga

Aku, dia, orang ketiga

Udah ah.

Maluu gaje terus(:

Yuk lanjot ceritanya!!!

-🔓-

"Draco!!!!" Daphne berteriak sambil berkacak pinggang.

"Diam, Daphne!" sentak Draco.

"Kembalikan tugas essai ku!" sentak Daphne.

"No!" sentak Draco lagi.

"Kembalikan padanya Draco, kau bisa lihat essai ku" ucap Chryssa yang sudah sangat muak melihat Daphne dan Draco memperebutkan hal sepele.

"Tidak, Mila. Aku tidak mau kau mendapat potongan nilai" ucap Draco lembut pada Chryssa.

"Kau bisa merubahnya sedikit" ucap Chryssa.

"Telingaku panas mendengarkan kalian saling menyentak dari tadi" lanjut Chryssa.

Chryssa menaruh perkamennya di depan Draco yang sedang mengerjakan tugasnya di meja belajar common room.

"Tidak usah, Mila" ucap Draco lembut.

"Aku bisa melihat essai Daphne" lanjut Draco.

Daphne yang mendengar ucapan Draco langsung merebut essai nya dari Draco.

"Hei, Daphne!!" teriak Draco.

"Aku tak dengar" ucap Daphne mengacuhkan Draco.

"Mau, tidak?" Chryssa bertanya sambil menunjuk essainya yang sudah ia letakkan di atas meja.

"Ah, baiklah. Kurasa aku bisa sedikit merubahnya" ucap Draco mengambil essai Chryssa.

"Terima kasih, Mila" ucap Draco lembut.

Hari ini common room Slytherin penuh oleh murid Slytherin tahun ketiga. Mereka sibuk saling-mencontek tugas essai dari prof. Snape. Bukan, ini sebenarnya tugas essai pelajaran PTIH, tapi prof. Snape yang memberikannya kemarin. Prof. Lupin berhalangan hadir minggu kemarin, dan Prof. Snape lah yang menggantikannya.

Chryssa sudah menyelesaikan tugasnya dari kemarin. Sekarang, saat semua orang sibuk mencari contekkan, dia hanya tinggal bersantai sambil menikmati pertunjukkan rebut-merebut perkamen essai.

"Aku boleh melihat punyamu, Chryssa?" tanya Blaise.

Chryssa mengangguk.

"Ten----" ucapan Chryssa terpotong.

"No! Hanya aku yang boleh mencontek tugas Chryssa" ucap Draco dengan nada tinggi.

"Kau, Draco!!!" teriak Chryssa, siap-siap merebut essainya dari Draco.

"Sudahla, Chryssa. Aku akan mencontek dari Pansy saja. Tidak apa-apa" ucap Blaise menghentikan Chryssa.

"Maaf" ucap Chryssa.

"Kau tak harus minta maaf" ucap Blaise.

Chryssa tersenyum.

Draco yang melihat Chryssa tersenyum manis ke arah Blaise langsung menghentikan kegiatan menulisnya. Draco menarik tangan Chryssa, mendudukkannya di kursi yang berada di samping kursinya.

"Bantu aku merubah kata-katanya" pinta Draco.

"Kau mencontek essaiku, lalu masih meminta bantuanku merubah kata-katanya" ucap Chryssa dengan nada sedikit meninggi.

AmigdalaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang