Empat Puluh Dua

1.2K 184 408
                                    

-🔓-

Saat ini, saat kaki Chryssa melangkah menuruni satu persatu anak tangga di Greengrass Manor, jantungnya tak bisa diajak kompromi untuk sedikit tenang. Kalian tahu bagaimana rasanya saat pertama kali mencoba terbang dengan sapu terbang? Gugup, Ragu, Takut, dan masih banyak lagi. Sekarang yang dirasakan Chryssa bahkan lebih parah dari semua itu, lebih kusut, lebih campur aduk. Chryssa bisa saja terjatuh jika fathernya tidak menggandengnya dan menuntun langkahnya. 

Langkah Chryssa semakin goyah saat melihat di hadapannya sudah ada Draco yang mengulurkan tangannnya menyambut kedatangan Chryssa. Father Chryssa langsung melepaskan gandengannya di tangan Chryssa, menuntun tangan Chryssa untuk menerima uluran tangan Draco. Chryssa tersenyum  manis ke arah Draco. Mereka berdua melangkahkan kaki mereka melewati para tamu undangan yang sedari tadi tak henti-hentinya memberi tatapan kagum dan, yeah mungkin tatapannya juga bisa berarti turut bahagia. 

Chryssa tersenyum saat matanya menangkap sosok mothernya. 

"Selalu bahagia untukmu" 

itulah kalimat yang bisa Chryssa tangkap dari gerakan mulut mothernya. Chryssa hanya bisa membalasnya dengan anggukan dan senyuman. 

Langkah Chryssa terhenti saat mereka sampai di altar yang dihiasi dengan tirai-tirai hijau dan silver. Chryssa tertawa kecil saat menyadari semua warna di acara ini adalah pilihan Draco. Tidak mungkin Narcissa akan memilih warna yang sama untuk semua bagian dari acara ini, bukan?

Chryssa menghadap ke arah Draco.

"Sangat Slytherin" bisik Chryssa.

"Karena kau dan aku adalah prince dan princess Slytherin, Mila" bisik Draco.

Chryssa tersenyum kecil mendengar ucapan Draco.

Dan saat itu juga mereka mengucapkan janji suci mereka. Terdengar sangat konyol untuk umur mereka, tapi seorang Malfoy selalu mendapatkan apa yang ia inginkan, tak mengenal waktu, tempat, dan batasan lainnya. Yeah, Malfoy.

Semua orang bersorak riuh saat Draco dan Chryssa berciuman. Tidak ada yang tidak bahagia, semuanya bahagia. Bahkan si gadis Rowle--yang datang bersama  mum and dadnya--juga ikut bahagia dengan pernikahan mereka. Entah darimana asal kesadaran itu, tapi ia sadar, semuanya tak harus berjalan sesuai garis yang selalu ia impi-impikan. Dia bukan Merlin yang bisa mengatur semuanya, dan tentunya dia juga bukan seorang Malfoy yang seberani itu untuk mengatur kehidupan demi mewujudkan keinginan mereka.

"Finally, Mila. Aku bisa memanggilmu milikku, tanpa takut kau direbut siapapun" bisik Draco di telinga Chryssa setelah mereka melepaskan ciumannya.

"Kau selalu mengklaim bahwa aku milikmu, Drake. Dan kau selalu tau, tak ada yang berani mengambil sesuatu yang sudah di cap milik Malfoy" ucap Chryssa menggoda Draco.

Draco terkekeh.

"Jangan lupakan fakta bahwa kau adalah seorang Malfoy sekarang" ucap Draco.

Chryssa memutar bola matanya malas.

"Jangan lupakan kesopananmu, Mrs. Malfoy. Aku suamimu jika kau lupa"

Ucapan Draco berhasil membuat pipi Chryssa memerah, tersipu.

"Kau lucu saat pipimu memerah, Mila" ucap Draco sambil mengelus pipi Chryssa.

AmigdalaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang