Lima Puluh Lima

966 155 36
                                    

-🔓-

Draco terbangun tepat saat cahaya matahari menelusup melewati jendela kamarnya. Draco mengerjap-ngerjapkan matanya, lalu ia menoleh ke arah Chryssa yang terlihat masih sangat nyaman terlelap di dalam pelukannya.

Draco menyibakkan pelan rambut Chryssa yang menutupi wajahnya. Chryssa nampak lebih manis saat tertidur, matanya yang terpejam, dan nafasnya yang terasa sangat hangat. Bagaimana wanitanya ini bisa setenang ini saat tertidur? Apakah tak ada mimpi yang menghampirinya? Atau mimpinya yang terlalu indah?

"Berhenti menatapku seperti itu, Drake"

"Kau sangat cantik, Mila"

Chryssa membuka matanya perlahan, lalu tersenyum ke arah Draco.

"Aku selalu tau itu"

Draco hanya tersenyum mendengar penuturan Chryssa yang terkesan sangat percaya diri itu.

"Ingin bangun sekarang?"

Chryssa mengangguk sebagai jawaban.

"But, aku masih ingin memelukmu seperti ini"

Draco mengeratkan lagi pelukannya di pinggang Chryssa.

"Drake, aku bisa kehabisan nafas"

"Aku bisa memberimu nafas buatan"

"Draco Lucius Malfoy!!"

"Chryssamila Brisia Malfoy!!"

"Lepaskan aku, Drake"

"Five minutes, Mila"

"Fine, just five minutes"

Draco tersenyum dan mempererat pelukannya.

Beberapa menit terlewati hanya dengan keheningan. Tak ada yang berniat memulai percakapan, mereka sama-sama hanya ingin menikmati momen seperti ini. Yeah, setidaknya itulah yang Draco pikirkan.

Draco sama sekali tak tahu, apa yang sedang Chryssa pikirkan sekarang. Ada ribuan pemikiran lain yang ada di pikiran Chryssa. Tentang bagaimana caranya ia mengatakan pada Draco bahwa ia harus pergi, tentang bagaimana nanti reaksi Draco, atau tentang cara melakukannya dengan sembunyi-sembunyi tanpa harus ada yang tau selain ia dan peri rumahnya, Larry.

"Drake,"

"Hmmm?"

"Drake,"

"Yes, Mila?"

"Bagaimana jika aku pergi?"

Draco langsung memposisikan badannya sedikit tegak di atas Chryssa, menatap Chryssa dengan tatapan tajamnya tanda ia tak mengerti, oh, bukan, lebih tepatnya tanda ia tak terima Chryssa mengucapkan hal semacam itu padanya.

"Hanya sebentar, Drake"

Draco semakin dalam menatap Chryssa.

"Drak----"

Chryssa langsung menutup matanya saat sadar Draco sedang melegilimens pikirannya.

"Jangan lakukan itu, Drake. Itu tak adil"

Draco menyingkir dari posisinya, lalu beranjak dari tempat tidur, mengambil kaos hitamnya yang ia taruh di sofa dekat tempat tidurnya.

"Tak ada yang boleh pergi"

Ucap Draco sebelum akhirnya memutuskan untuk melangkah pergi keluar kamarnya, meninggalkan Chryssa yang masih menatap kosong.

Chryssa sudah mengira bahwa reaksi Draco akan seperti itu, untungnya Draco tak berhasil membaca pikirannya hingga hal yang paling dalam. Draco hanya tau, bahwa Chryssa memang berencana pergi melakukan suatu hal.

AmigdalaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang