Empat Puluh Enam

1.1K 187 105
                                    

-🔓-

Chryssa baru saja turun dari Hogwarts express. Kali ini sedikit berbeda karena tak ada Draco yang akan memaksanya menunggu hingga gerbong kosong. Chryssa langsung melangkahkan kakinya ke arah tempat kereta--atau bisa dikatakan gerobak yang di tarik oleh sesosok makhluk tak terlihat--yang akan mengantarkan mereka kegerbang utama Hogwarts. Langkah Chryssa menelan saat mendengar suara Draco di belakangnya.

Chryssa menolehkan kepalanya, dan benar saja, Draco sedang mengganggu golden trio di sana. Tentu saja, ini adalah saat yang tepat, Beberapa hari yang lalu Chryssa melihat berita yang mengatakan bahwa Harry Potter adalah seorang pembohong karena mengatakan bahwa You Know Who kembali. Tapi entah kenapa, Chryssa merasa bahwa ucapan si Potter itu benar.

Lamunan Chryssa terhenti ketika merasakan tangannya di tarik oleh seseorang. Chryssa langsung menoleh ke arah seseorang itu, yeah, Draco.

"Kau denganku, Mila" ucap Draco.

Chryssa ingin memberontak sebenarnya, tapi ia teringat tentang hal yang harus ia sembunyikan dari publik--masalah keluarga Malfoy, sebenarnya masalah antara Chryssa dan Draco--.

Chryssa hanya diam mengikuti langkah Draco menuju salah satu kereta. Draco mengulurkan tangannya untuk membantu Chryssa naik. Chryssa hanya bisa menerima uluran tangan dari Draco dan naik ke atas kereta.

Untungnya sekarnag Crabbe dan Goyle berada di kereta lain. Jadi Chryssa bisa menyentak tangan Draco dan sedikit bergeser memberi jarak antara Draco dan dirinya.

"Mila, kau harus tetap disampingku" ucap Draco tiba-tiba.

Chryssa menoleh ke arah Draco dan memberi tatapan sinisnya.

"Siapa kau mengaturku?" Sarkas Chryssa.

Draco langsung merengutkan dahinya, pertanyaan konyol apalagi ini?

"Kau amnesia?"

Chryssa yang mendengar pertanyaan Draco juga mengerutkan dahinya.

"Kita baru menikah, dan kau sudah lupa aku siapa?"

Chryssa masih merengutkan dahinya. Raut wajah Draco langsung berubah menjadi ekspresi tidak percaya. Jelas Draco tidak percaya bahwa Chryssa bisa semudah itu melupakan tentang pernikahan mereka. Hanya dengan satu masalah, dan sikap dinginnya beberapa hari ini, dia bisa sampai melupakan segalanya? Ah ini benar-benar tidak mungkin.

Chryssa yang melihat ekspresi Draco langsung mendelikkan bahunya dan mengalihkan pandangannya ke arah depan. Persetan dengan apa yang dipikirkan Draco saat ini, Chryssa tidak melupakan siapa Draco dan siapa dia, Chryssa hanya tidak mau Draco mengatur hidupnya setelah semua kekacauan yang Draco buat.

Karena sikap acuh yang Chryssa tunjukkan, Draco menjadi sedikit kesal. Namun, bagi Draco memarahi Chryssa adalah suatu hal yang sangat harus di hindari. Bukan hal yang etis baginya untuk memarahi wanita yang sangat berharga untuknya.

Draco menghela nafasnya pelan. Ia menatap ke arah Chryssa yang sedang asik menikmati perjalanan malam menuju gerbang utama Hogwarts. Sebenarnya tak ada yang bisa di nikmati, hanya ada pohon, dan kegelapan. Tapi entah mengapa, Chryssa bisa lebih tertarik pada kegelapan di banding padanya yang jelas-jelas memberinya penerangan?

Draco memandangi Chryssa terus, hingga tiba-tiba, Draco meraih tangan Chryssa dan menariknya. Perbuatan Draco ini sontak membuat Chryssa menoleh ke arah Draco.

Sekarang jarak wajah mereka berdua sangatlah dekat. Bahkan Chryssa bisa merasakan hangatnya nafas Draco menerpa wajahnya.

Belum sempat Chryssa mencerna apa yang sedang terjadi, Draco langsung menyambar bibir Chryssa. Draco melumatnya dan menggigitnya pelan.

AmigdalaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang