Dua Puluh Delapan

1.7K 223 169
                                    

-🔓-

Pemandangan malam di luar terlihat sangat indah. Bulan dan salju-salju putih. Pemandangan itu sangat menenangkan untuk Chryssa.

Chryssa sekarang sedang duduk di kursi dekat jendela di salah satu kamar di Malfoy Manor. Yeah, setelah acara Yuleball selesai, Draco dan Chryssa langsung pergi ke Manor dengan diantarkan Snape.

Tuk

Tuk

Tuk

Suara ketukan pintu memecahkan lamunan Chryssa.

"Masuk" ucap Chryssa sedikit berteriak.

Ceklek

Pintu kamar itu terbuka dan menampilkan seorang pemuda berambut pirang dengan ekspresi lesunya. Chryssa membenarkan posisinya menghadap ke arah pintu. Ia menurunkan kakinya yang ia naikkan ke atas kursi tadi. Dia sudah lama menunggu Draco. Setelah berpamitan akan pergi menemui ayahnya dan meminta Chryssa untuk menunggunya. Draco baru kembali sekarang.

Draco berjalan masuk dan menutup pintu--mungkin juga menguncinya--. Draco berjalan mendekati Chryssa, lalu berlutut di depan Chryssa. Chryssa meraih pipi Draco dan mengelusnya pelan.

"Ada apa, Drake?" tanya Chryssa.

"Dia memaksaku lagi" jawab Draco.

"Untuk?" tanya Chryssa lagi.

Draco hanya diam. Lalu tiba-tiba Draco memeluk Chryssa yang duduk di kursi di depannya. Draco menyembunyikan wajahnya di ceruk leher Chryssa. Menghirup aroma coklat dari tubuh Chryssa. Lalu ia teringat kejadian tadi...

"Dia memintamu, aku tak bisa menolak" ucap lucius dengan pandangan yang coba ia hindari dari Draco.

"Kau mengorbankan anakmu?" tanya Draco tak percaya.

"Tidak, Tidak, aku hanya memintamu bergabung" jawab Lucius lagi.

"Tidak. Aku tidak mau. Aku tidak mau menjadi sepertimu!! Mempertaruhkan keluarga untuknya!! Tidak!! Aku tidak mau membuat Mila merasakan ada di posisi mum sekarang!! Aku tidak mau melihatnya menangis setiap malam seperti mum!! Tidak!!"

Draco melangkah mundur menjauhi Lucius.

"Kau harus, karena ini permintaan langsung pangeran kegelapan. Jika kau tak menurutinya, keluarga ini, keluarga ini akan hancur. Dan aku yakin dia juga akan menjadikan gadismu hancur juga" ucap Lucius yang sekarang memberanikan diri menatap putra sematawayangnya.

"Sekarang dengarkan aku!! Turuti aku!! Ini demi keluarga kita!!" lanjut Lucius dengan amarahnya.

Draco terdiam mendengar sentakkan Lucius. Ia berhenti melangkah mundur.

"Aku hanya tak ingin gadisku menderita, aku tak ingin" lirih Draco.

Lucius berjalan ke arah Draco.

"Jadikan dia milikmu seutuhnya, jadikan dia pendampingmu, hingga dia akan bahagia jika harus memihakmu" ucap Lucius dengan nada tenang.

"Kau juga tak akan kehilangannya" lanjut Lucius.

"Tidak!!! Dia akan sangat menderita jika mendampingiku!!" teriak Draco.

"Dia akan bahagia, jika dia mencintaimu" ucap Lucius sambil menepuk pundak Draco.

"Drake?"

Suara Chryssa memecahkan lamunannya.

"Kau tidak menjawabku" ucap Chryssa.

AmigdalaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang