Dua Puluh Dua

1.8K 261 68
                                        

-🔓-

"Sasa, kau tidak akan masuk kelas ramuan lagi?" tanya Daphne pada sepupunya yang sedari tadi masih saja terdiam di kursi meja belajarnya, menatap selembar perkamen berisi tulisan yang entah tulisan apa itu.

Chryssa menoleh, "Aku akan menyusul" jawab Chryssa.

"Baiklah, aku pergi sekarang kalau begitu" ucap Daphne.

Chryssa hanya mengangguk lalu mengalihkan pandangannya lagi pada selembar perkamen yang ada di tangannya. Chryssa membaca ulang tulisan yang ada di perkamen itu.

Untuk Chryssa tersayang,

Chryssa, bagaimana kabarmu sayang? Ku harap kau baik-baik saja. Aku tidak bisa banyak berbasa-basi, maafkan aku.

Aku mendengar cerita tentang permasalahanmu dengan Draco. Maafkan putraku itu Chryssa. Dia memang seorang Malfoy sejati. Kau tau bahwa Malfoy penganut kepercayaan "Milikku adalah milikku" bukan? Dan kurasa, karena hal inilah Draco menjadi sangat egois, terutama jika hal itu berkaitan dengan wanitanya. Memang sangat menyebalkan bukan? Tapi kumohon bersabarlah, sayang. Ku tau ini akan sangat berat, tapi kuyakin kau pasti bisa. Aku juga sudah membicarakan tentang hal ini pada Draco, aku sudah memintanya menurunkan keegoisannya itu. Jadi tolong kembalilah, dia sangat kacau, dia membutuhkanmu.

Salam sayang,

Mum Cissy

Chryssa menarik nafasnya panjang, lalu menghembuskan nya perlahan. Dia tidak mungkin menolak permintaan mum Cissy-nya itu. Ini akan menjadi hal yang sangat amat tidak sopan. Tapi, bagaimana? Haruskah Chryssa yang mengalah lagi? Chryssa menutup wajahnya dengan kedua tangannya.

Setelah beberapa menit terdiam, akhirnya Chryssa memutuskan untuk bangkit dari kursi meja belajarnya dan meraih jubahnya yang di gantungkan di tiang pojok ranjangnya.

Chryssa mengambil beberapa buku dari meja belajarnya, lalu berjalan keluar kamarnya. Chryssa harus masuk kelas sekarang, urusan dengan Draco bisa Chryssa selesaikan kelak saat kelas selesai.

Lorong-lorong Hogwarts terlihat ramai hari ini. Chryssa menoleh ke kiri dan kanan mencari seseorang yang mungkin bisa di tanyai perihal kejadian aneh ini. Chryssa tersenyum kecil saat melihat Blaise dan Theo yang sedang duduk di jendela lorong dengan posisi menghadap ke arah taman.

Chryssa berjalan cepat ke arah mereka dan tanpa aba-aba, Chryssa mendorong Blaise dan Theo bersamaan. Kelakuan Chryssa ini berhasil membuat Blaise dan Theo menjadi pusat perhatian seluruh orang yang ada di taman itu. Bagaimana tidak menjadi pusat perhatian? Setelah di dorong Chryssa, Blaise dan Theo yang tidak tau bahwa Chryssa ada di belakangnya sontak langsung tersungkur ke rumput yang ada di taman.

Chryssa tertawa melihat dua temannya itu terjatuh. Mendengar suara tawa Chryssa, Blaise dan Theo langsung membalikkan badannya, menoleh ke asal suara.

Wajah mereka yang tadinya sudah bersiap mengomel, tiba-tiba berubah menjadi ekspresi tidak percaya. Tentu mereka tidak percaya bahwa seorang yang di beri julukan Princess Slytherin ini bisa jahil juga.

Melihat ekspresi Blaise dan Theo, Chryssa berhenti tertawa.

"Maafkan aku, aku tak berniat membuat kalian jatuh tadi" ucap Chryssa sambil menahan tawanya.

AmigdalaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang