musim semi hanyalah ilusi yang lahir dari doa-doa penyair hari ini. aku memeluk tubuh januari yang ringkih. memapah ego yang rengsa sebab tidak lagi duduk berdua.
orang-orang terbiasa lelap dalam ruang temaram. sambil merekatkan jari-jarinya pada tubuh kekasih. sedangkan aku hanya menyaksikan langit-langit kamar membentangkan sisa wajahmu. menangkap deru napasmu yang tertinggal di telingaku.
pikiranku membelah malam menjadi lebih pekat. berlari sejauh kata antara kita. yang sudah lebur menuju binasa.
(2021)
—j.j. ehak
KAMU SEDANG MEMBACA
Yang Tumbuh dari Kesepian
PoetryTELAH TERBIT mencintaimu adalah mencintai takdir biarpun harus kehilangan. mencintaimu adalah mencintai kegamangan di dasar diriku yang paling kelam. namun, kepadamu aku selalu tumbuh, duduk, dan menetap. -j.j. ehak | @ruangehk