pekat malam mendekapku sampai
keheningan merusak kepala; bibir,
hidung, telinga, mata, ingatan lama.
tubuh tabah telah tenggelam
dalam kolam air mata. dan
macam-macam keheningan
mulai merangkak pada seluruhku.aku lampu jalan yang basah
oleh hujan dari awan mendungmu.
mencintaimu sama saja mencintai
hening di ruang ujian,
yang riuh hanyalah segala protes
yang urung dari bibir bisu.menghitung kalender selalu
aku lakukan setiap hari. tanggal
merah dan hari minggu adalah
taman bermain paling sepi.
hari kerja tetap menjadi
hari-hari keheningan.bahkan keberadaanmu adalah
antah-berantah. setelah kau
memintaku duduk, kau kembali
pada heningmu yang asing.(2021)
KAMU SEDANG MEMBACA
Yang Tumbuh dari Kesepian
PoetryTELAH TERBIT mencintaimu adalah mencintai takdir biarpun harus kehilangan. mencintaimu adalah mencintai kegamangan di dasar diriku yang paling kelam. namun, kepadamu aku selalu tumbuh, duduk, dan menetap. -j.j. ehak | @ruangehk