yang sembunyi pada tubuh puisi

10 0 0
                                    

petang adalah lorong paling senyap
malam adalah waktu yang ramai untuk 
membentangkan sungai yang bercabang
dini hari adalah padang doa untuk keselamatan

puisi adalah duka-duka yang meleleh pada tubuh
sesaat kau menyembul dari mimpi buruk
sesaat takdir berbelok menghancurkan temu

di kepalaku, semua hanyalah ilusi
kau adalah berita kehilangan
yang membelah dada
jantungku berlari mencari-cari
keberadaanmu —di sudut ingatan,
peristiwa tadi sore, 
dan ruang seluruh kita
namun, orang-orang bercerita kalau kau telah 
merentangkan sayap menuju peluk yang lain

hari ini; aku rasa diriku hancur —sekali lagi

(2021)

Yang Tumbuh dari KesepianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang