kita pulang kepada hening. mengulang
sepi-sepi di dada. sementara kepala
menjuntaikan tanda tanya di atas
tanah-tanah yang basah.di batas percakapan, aku mengunci ingatan
yang malang-melintang sepanjang malam.
dan lelap meninggalkan pesan-pesan yang
tak kaubaca. mengutuk kantuk sampai jiwa
benar-benar remuk.di hari hujan, angka satu memeluk kesepiannya
sendiri. tubuhnya telanjang, telentang ditikam
yang tak pernah menepi. membekap mulut agar
tak meracau, sebab seluruhnya kacau balau.aku menyaksikanmu; potret hitam putih,
ciuman itu, kata-kata yang bertaburan
di depan pintu, mengabur satu per satu.
yang tersisa hanya sunyi yang semakin
giat mencengkeram jantungnya sendiri.(2021)
KAMU SEDANG MEMBACA
Yang Tumbuh dari Kesepian
PoetryTELAH TERBIT mencintaimu adalah mencintai takdir biarpun harus kehilangan. mencintaimu adalah mencintai kegamangan di dasar diriku yang paling kelam. namun, kepadamu aku selalu tumbuh, duduk, dan menetap. -j.j. ehak | @ruangehk