pada akhirnya, kebisuan menjadi
batas bahasa. dan bahasa telah
melukai hal ihwal yang sembunyi.
apakah sunyi laut mengerti?
apakah hati kita seperti luas langit?
namun, tetap saja bibir yang mengatup
itu mengikis jarak yang rekat menjadi
renggang menjadi gamang. mungkin
saja kita lelah bersuara. gemuruh
dada menjadi teriakan paling sunyi,
sampai seluruh tubuh mengejang.
sayang, kita tak pernah lebih
dari cukup untuk melangkah lagi.(2022)
KAMU SEDANG MEMBACA
Yang Tumbuh dari Kesepian
PoesiaTELAH TERBIT mencintaimu adalah mencintai takdir biarpun harus kehilangan. mencintaimu adalah mencintai kegamangan di dasar diriku yang paling kelam. namun, kepadamu aku selalu tumbuh, duduk, dan menetap. -j.j. ehak | @ruangehk