pagi ke sembilan setelah gerombolan
orang merentangkan sayap-sayapnya.
aku berjongkok pada sebakul cucian
sambil menyelam di televisi yang ada
wajahmu. kau tertidur pulas,
mengindahkan pekikan di dalam aku
—yang menangis, menjerit, mengumpat.
kau menarik garis wajah lalu
menabur bunga dalam mimpimu."betapa mencintai yang
hilang begitu menyakitkan"dua celana, sajadah, handuk basah,
baju, pula kenangan tertumpuk
—menyisa ambu yang kurindu.
sedangkan air keran membanjiri
tubuhku. aku beranjak mengambil
sabun cuci untuk memberi wewangian
pada duka dan segala tentangmu.(2020)
KAMU SEDANG MEMBACA
Yang Tumbuh dari Kesepian
PoetryTELAH TERBIT mencintaimu adalah mencintai takdir biarpun harus kehilangan. mencintaimu adalah mencintai kegamangan di dasar diriku yang paling kelam. namun, kepadamu aku selalu tumbuh, duduk, dan menetap. -j.j. ehak | @ruangehk