tidak perlu mengucap apapun
sejak cuaca berubah murung,
kesunyian telah tumbuh di
mulut yang enggan mengeja
sebuah nama; di rumah-rumah
kosong; di kantung-kantung jaket
yang tidak ada tanganmu di sana.
barangkali perasaan bagimu
ialah sebentar-bentar pergi,
sebentar-bentar pulang. tidak
perlu mengecup apapun setelah
kau tiba di pintu nisan kekosonganku.
denyut kata-kata hanyalah puisi
yang dinyanyikan setelah kematian.
dan aku menolak hidup jika harus
menemuimu —lagi.warna-warni ingatan telah menjelma
paras pasir yang disapu gemulung
ombak —tak ada sisa. tidak ada
alasan; mengapa palungku harus
menjadi tempat pulangmu. tidak
ada alasan; mengapa keganjilanmu
harus aku genapkan. tidak ada
alasan; mengapa aku harus
memeluk pisau yang mengantarku
pada kematian —sekali lagi.(2022)
KAMU SEDANG MEMBACA
Yang Tumbuh dari Kesepian
PoetryTELAH TERBIT mencintaimu adalah mencintai takdir biarpun harus kehilangan. mencintaimu adalah mencintai kegamangan di dasar diriku yang paling kelam. namun, kepadamu aku selalu tumbuh, duduk, dan menetap. -j.j. ehak | @ruangehk