di dalam rumah, aku berlarian sambil menadah air hujan
mengemasi jejak-jejakmu yang tertinggal; di seprai,
cangkir merah muda, cermin kamar mandi, di sofa yang menunggu entah siapaaku mengunci telinga
menyembunyikan aku di bawah ranjang penuh debu
aku membiarkan rumah basah dan berlumpur
agar kau tidak lagi singgah setelah lelah;aku kewalahan olehmu yang sebentar-sebentar bertamu
tetapi rasaku tetap menetap2021
j.j. ehak
KAMU SEDANG MEMBACA
Yang Tumbuh dari Kesepian
PoetryTELAH TERBIT mencintaimu adalah mencintai takdir biarpun harus kehilangan. mencintaimu adalah mencintai kegamangan di dasar diriku yang paling kelam. namun, kepadamu aku selalu tumbuh, duduk, dan menetap. -j.j. ehak | @ruangehk