inilah kepindahanku ke sebuah bukit setelah gagal mengeja perpisahan, di antara kebingungan dan sunyi yang aromanya masih sama. entah mengapa masih saja tenggelam dalam kolam-kolam sendiri, di antara ingar-bingar kisah yang lama terkemas, ruhku masih berdiri memegang tanganmu yang tak tersisa.
harum tengkukmu berkelebat, memanggil ingatan kembali pada pantai yang pasirnya masih abu-abu. ke tempat kau giat merayu dan aku tersipu dan kau tersapu waktu. sementara aku yang lain tengah duduk, menyeduh puisi, lalu membakar kenangan tentangmu.
(2021)
KAMU SEDANG MEMBACA
Yang Tumbuh dari Kesepian
PoetryTELAH TERBIT mencintaimu adalah mencintai takdir biarpun harus kehilangan. mencintaimu adalah mencintai kegamangan di dasar diriku yang paling kelam. namun, kepadamu aku selalu tumbuh, duduk, dan menetap. -j.j. ehak | @ruangehk