aku menggerutu kalau hujan begitu angkuh. sesaat kemudian aku berpikir, hujan ternyata rapuh.
kepalaku dapur sekolah; arsip surat yang berbicara sendiri, bangku kosong, kaca-kaca berlumut, kelas dalam aplikasi, dan keluhan-keluhan tulang manusia. aku mau meminjam bunga matahari sebagai gerhana. mengunyah kuaci yang belum jadi, lalu muntah di wajahnya.
aku masih menyaksikan hujan berebut jatuh, dan aspal mengaduh.
...
KAMU SEDANG MEMBACA
Yang Tumbuh dari Kesepian
PoetryTELAH TERBIT mencintaimu adalah mencintai takdir biarpun harus kehilangan. mencintaimu adalah mencintai kegamangan di dasar diriku yang paling kelam. namun, kepadamu aku selalu tumbuh, duduk, dan menetap. -j.j. ehak | @ruangehk