Happy reading
***
Dara berajalan masuk ke dalam sekolah bersama Bagas, mereka berjalan berdampingan menuju kelas. Lalu dia menatap kearah cowok-cowok yang tengah sibuk bermain bola basket dilapangan.
Diantaranya ada Bastian yang ikut andil didalamnya, saat menatap cowok itu dia menoleh kebelakang.Gerry melemparkan bola kearah Bastian ketika dia sibuk memandang kearah Dara, sehingga bola itu mengelinding jauh keluar lapangan.
Lemparan keras dari Gerry hingga bola itu hampir mengenai Dara, sontak membuat Dara dan semua yang melihat kaget. Dengan sigap Bagas menangkis dengan tubuhnya, dan bola terjatuh tepat di punggungnya. Dara dan Bagas berpelukan, jarak mereka sangat dekat hingga saling menatap satu sama lain.
Bastian berlari untuk mengambil bolanya, namun dia menemukan Bagas dan Dara sedang berpelukan mesra didepannya. Akhirnya dia berhenti ditempat sambil memandang dua sejoli ini."Kok gue kesel ya lihat Dara dipeluk sama Bagas? Gua kan gak cinta sama dia, apa karena gue sama dia udah nikah dan otomatis bathin kita udah terikat makanya gue jealous. Agh..!! Ngomong apasih gue, gue sama dia kan nikah atas dasar terpaksa." ucap Bastian dalam hatinya.
"Kamu gak papa?" tanya Bagas khawatir.
"Aku gak papa, kamu sendiri gimana?" tanya Dara balik.
"Sorry, gue gak sengaja." ucap Bastian sambil mengambil bolanya.
"Kalo mau main hati-hati dong, hampir aja kena cewek gua bolanya." ketus Bagas.
"Sorry gue beneran gak sengaja." ucap nya lagi.
"Loh bisa main gak sih, sengaja ya biar bolanya nimpruk muka gue" judes Dara.
"Gue beneran gak sengaja, dan gue udah minta maaf."
"Luh sengaja kan biar bolanya nimpa ke cewek gua." Bagas menatap tajam Bastian dihadapannya.
"Kok nyolot sih gue kan udah minta maaf." ucap Bastian kesal.
"Eh udah-udah." ucap Gerry baru datang berdiri ditengah keduanya. "Sorry bro, ini bukan salah Bastian tadi gue ngelemparnya terlalu keras. Dara loh gak papa kan?" tanya Gerry santai.
"Bilangin ya sama temen loh, kalo gak bisa main jangan jadi jagoan" sindir Dara. Mereka meninggalkan Bastian di lapangan.
Bastian mendesis kesal, dia hanya memandang Dara yang sudah pergi dengan tangannya digandeng oleh Bagas.
*****
Sambil berdampingan di lorong, Bastian sibuk mengubek-ubek isi tas, mencari permen karet. Gerry dan Danu sibuk nyerocos, "Aduh gimana nih tugas gue belum gue kerjain, mana hari ini pelajarannya lagi. Mampus gue..!!"
"Sama gue juga belum tugas, semoga aja bapaknya gak masuk hari ini. Gue males banget ngerjain."
"Makanya kalo punya tugas itu dikerjain, jangan main game mulu. Mampus kan lo pada hari ini tugasnya dikumpul." sambil tetap sibuk mencari permen karet. "Contoh gue dong main lanjut, tugas beres." Dengan wajah kesal Danu terus melanjutkan keluhannya. "Duh gimana nih Ger?"
"Ya udah sono mendingan luh keruangan guru, lihatin gurunya masuk apa gak." perintah Gerry
"Luh bener juga, ya udah gue sana dulu ya. Kalian duluan aja, ntar gue ngusul" Danu bergegas menuju ruang guru.
Karena masih belum menemukan apa yang dia cari, dia tidak memperhatikan ocehan dari kedua sahabatnya.
"Nah ini dia yang gue cari ketemu juga akhirnya." dengan ekspresi sumringah membuka bungkus permen karet, lalu segera dimasukkan kedalam mulutnya.
Ebusett..
"Udah gede masih aja suka makan permen karet, gaya selangit tapi kelakuan kayak bocah." sindir Dara yang kebetulan lewat.
Cowok itu menatap Dara sinis. "Syirik loh, bilang aja loh iri kan sama gue." balas Bastian.
"Seorang Dara iri sama loh? Gak level tau gak, tampang oke juga tapi kelakuan kayak anak TK." Dara cengengesan, dia sangat puas meledek Bastian saat itu, sedangkan Bastian hanya berdiam dan memandang Dara kesal.
"Jadi loh mengakui dong kalo gue ganteng." celetuk Bastian santai.
Dara berhenti ditempat mendengar ucapan itu, kemudian dia langsung berdiri dihadapannya. "Apa loh bilang gue gak salah denger ya, hanya cewek buta aja yang bilang loh ganteng."
Bastian geram, rasanya dia ingin mencekik leher cewek itu dengan tangannya. Cewek itu melihat Bastian dari ujung kepala hingga kaki, tanpa pikir panjang dia langsung menginjak kaki Bastian dengan kencang membuat cowok itu merintih kesakitan. Setelah membuat orang kesakitan karena tingkahnya, dia pun langsung berlari pergi meninggalkan Bastian sambil tertawa terpingkal-pingkal.
"Mamam tuh pembalasan gue"
****
KAMU SEDANG MEMBACA
Imperfect love
Teen FictionCinta menyatukan dua insan. Menyatukan dua hati yang saling mencintai. Apa jadinya kalo jika di satukan sama orang yang gak pernah kita inginkan. Bastian dan Dara murid di Sekolah Trisatya, mereka dikenal sebagai murid yang selalu bersaing untuk me...