Happy reading
***
Dara duduk dikamarnya sambil mengingat kejadian itu, dimana dia menyaksikan Bastian dan Bianca menghabiskan waktu bersama
Dan dengan bersamaan Bastian sudah berjanji ingin menemaninya mengecek kehamilan di dokter kandungan, tapi cowok itu malah memilih pergi bersama kekasihnya ketimbang melihat perkembangan sang buah hati.
Dara menoleh kelaci, mengambil sebuah bingkai foto pernikahannya bersama Bastian. "Bastian, loh kenapa sih disaat gue pengen ngelupain loh tapi loh malah datang dikehidupan gue, disaat gue gak bisa menghadapi ini semua loh datang memeberikan gue sandaran yang begitu hangat. Tapi kenapa disaat pengen banget slalu ada disamping loh, tapi loh malah kayak gini sama gue. Loh udah ngecewain gue Bas, gue gak tahu apakah loh sayang sama gue dan anak yang ada didalam kandungan gue." ucap Dara nyesak.Took..Tookk..
"Sayang kamu udah tidur?" tanya Rossa mengintip dari depan pintu.
Dara menyadari jika Rossa sudah memperhatikannya sedari tadi, dia langsung menyembunyikan bingkai fotonya dibawah bantal. "Bunda." ucap Dara sembari menoleh.
Rossa duduk disampingnya dengan membawa segelas coklat panas. "Kamu kok belum tidur sayang, ini kan udah malam" memberikan coklat anget pada Dara.
Dara menatap gelas itu. "Itu buat siapa bunda?" tanya Dara heran.
"Buat kamu lah sayang, biasanya kamu kan sebelum tidur minum ini." balas Rossa lagi. Sesekali memandang tangan Dara yang satunya dibawah bantal.
Dara mengambil gelasnya lalu meminumkan coklat panas, tidak tahu kenapa setelah minum itu perutnya serasa sangat mual, perutnya bergejolak dan rasanya ingin muntah. Dia menutup mulut menggunakan tangan, berusaha untuk menelannya lalu memyengir kuda didepan Rossa."Kenapa sayang?" tanya Rossa menatap Dara aneh.
"Gak papa bun." sambil menahan coklat anget yang butuh perjuangan masuk ketenggorokannya. Tiba-tiba dia bergegas berlari masuk kekamar mandi dan mengeluarkan semua isi perutnya di wastafle berwarna putih.
Dengan panik dan khawatir Rossa berlari menghampiri anaknya dikamar mandi. "Dara, kamu kenapa sayang?" tanya Rossa berdiri dibalik pintu.
"Dara gak papa bun, cuma perut Dara lagi gak enak aja." sahutnya dari dalam kamar mandi yang masih terus memuntahkan semua makanan, dan perutnya terasa ringan dan kosong.
Setelah beberapa menit kemudian Dara pun keluar dari kamarnya, dengan tubuhnya yang sedikit lemah dia memegang perutnya lalu berbaring ditempat tidur, sementara Rossa duduk disamping Dara sambil menatap kening anaknya. "Sayang kamu kenapa? Muka kamu pucet banget, kamu sakit ya?" tanya Rossa menatap anaknya kasihan.
"Gak papa bun, Dara cuma lagi gak enak badan aja kok nanti juga sembuh." balas Dara dengan suara lemah.
"Ya udah kamu istirahat aja, nanti bunda ambilin kamu obat." ucap Rossa sembari bangkit keluar dari kamarnya.
Dara bangkit lalu duduk diranjang. "Yaampun perut gue gak enak banget, biasanya gue suka banget sama coklat panas bikinan bunda tapi kok kali ini perut gue mual banget ya. Apa karena ini efek gue lagi hamil, jadi bawaanya pengen muntah." gerutu Dara sambil memegang perutnya.
Tiba-tiba Rossa pun kembali dengan membawa segelas air putih dan beberapa obat, dia duduk disamping Dara. "Sekarang kamu minum obatnya dulu."Dara menerima obat lalu meminumnya. "Makasih bun"
"Ya udah sekarang kamu istirahat aja, besok kamu gak usah sekolah ya. Nanti biar bunda ngomong sama Sarah buat ijinin kamu." Rossa menyelimuti tubuh Dara ketika beberapa detik lalu sudah berbaring.
KAMU SEDANG MEMBACA
Imperfect love
Dla nastolatkówCinta menyatukan dua insan. Menyatukan dua hati yang saling mencintai. Apa jadinya kalo jika di satukan sama orang yang gak pernah kita inginkan. Bastian dan Dara murid di Sekolah Trisatya, mereka dikenal sebagai murid yang selalu bersaing untuk me...