serius

68 11 3
                                        

Happy reading

****

Bastian istirahat setelah hampir satu jam dia bermain sketcboard bersama teman-temannya. Dia duduk diatas rerumputan sambil sedikit mengontrol nafasnya karena kelelahan, mengambil minum lalu dituangkan kedalam mulutnya.
Tiba-tiba Gerry dan Danu juga ikut menyusulnya dan kini duduk berdampingan. Gerry mengibas-ngibas kaosnya. "Aduh gerah banget gue, kayaknya enak nih kalo berendam di laut siang-siang gini." Celetuknya.

"Ah gila Lo masa tengah hari kayak gini mau berendam dilaut, bukannya bikin seger tapi malah jadi ikan asin." Balas Danu.

Bastian menatap kedua sahabatnya sambil menggeleng. "Ya udah Sono kelaut, biar sekalian jadi Putri duyung Lo pada."

Gerry terkekeh. "Enak aja putri duyung, emang gue cowok apaan"

"Kalian berdua kan emang cowok jadi-jadian, cocok lah kalo jadi penghuni laut nemenin Nyi Roro kidul." Timpal Bastian terkekeh.

"Eh enak aja Lo, inget Bas istri Lo lagi hamil jadi kalo mau ngomong itu yang baik-baik."

"Tau nih, pamali tahu gak kalo sebutin yang macem-macem apalagi kalo Lo ngelakuin hal aneh. Pokoknya jangan sampe deh, jauhin semua tingkah Lo yang aneh gitu."

Bastian menghelai nafas panjang. "Iya deh, ternyata ada untung juga punya dua manusia kayak kalian berdua." Dia terkekeh lalu bangkit dan melangkah menuju motornya. "Gue pulang yak." Pamit Bastian memasnagkan helmnya.

"Mau kemana Lo cepet banget." Tanya Gerry yang ikut menyusul Bastian dari belakang.

"Gue mau pulang, soalnya hari ini Dara Cek kandungan." Jawab Bastian menghidupkan motor lalu memasang kacamata.

"Kita ikut yak boleh gak? Kita juga mau lihat dong Bastian Junior, kan kalo udah lahir bakal jadi Bestie kita jadi buat perkenalan lah." Ujarnya sambil memandang Danu yang sedang berjalan kearahnya.

"Kemana?" Tanya Danu yang ikut menyambar dan kini berdiri disamping Gerry.

"Ikut kerumah sakit buat cek kandungan Dara, gue sih penasaran banget sama Bastian Junior."

"Serius? Gue mau lah ikut, sekalian belajar juga kan. Ntar kalo gue nikah udah tahu cek kandungan itu kayak gimana"

Bastian menatap kedua sahabatnya lekat. "Ya udah yuk cepat."

*****

Bagas berada dikelasnya, dia duduk sendirian sambil sibuk menatap ponselnya. Terlihat ada beberapa banyak murid dikelasnya, ada yang sibuk mengobrol dan ada juga yang sibuk bermain biola. Kelasnya cukup ramai, namun semua murid bisa melakukan hobi masing-masing.
"Hai Bagas Lo kamu sendirian aja?" Tanya salah satu murid dikelas itu.

Bagas menoleh sambil tersenyum simpul. "Yah."

"Gabung sama kita aja ya disini." Sahutnya lagi.

"Ya bro terima kasih, gue masih ada kerjaan soalnya." Balas Bagas.

Semua murid itu berdiri lalu berpamitan pada Bagas.

"Oke, kita duluan ya." Teriak salah satu dari mereka.

Bagas melambaikan tangannya memberikan aba-aba. "Ya."

Kini tinggal Bagas sendiri dikelasnya, dia kembali fokus dengan ponselnya. Dia sedang melihat sosial media milik Clara, dilihatnya album Instagram banyak foto berdua sama Sarah.  Cowok itu mengerutkan alisnya menatap ponsel. "Kok sekarang Dara jarang apluod foto ya, biasanya kan dia aktif banget tuh disosial media bahkan hampir tiap hari Dara, Sarah dan Clara sering selfie setiap waktu. Apa mereka lagi berantem, makanya gak ada foto mereka bertiga." ucapnya dalam hati. Fokusnya pecah ketika Faulina datang, dan kini duduk disampingnya.

"Hai Bagas, kamu belum pulang?" Tanya Faulina.

"Gak sebentar lagi, kamu sendiri gimana kenapa belum pulang?" Tanya Bagas Balik.

"Kamu mau ikut aku ke festival gak?"

"Festival apa?"

"Festival Musik lah.",

"Boleh ayo" Bagas membereskan bukunya, lalu mereka keluar meninggalkan kelas.

****

Dara digandeng oleh Bastian masuk kehalaman rumah sakit, mereka tidak hanya berdua tapi juga ditemani oleh sahabat mereka.
Berjalan perlahan masuk kedalam ruang dokter kandungan yang sudah menunggu sejak tadi.
Kini mereka sudah berada didalam, Dara langsung bebaring diranjang  sementara Bastian duduk disamping Dara.
Dokter kaget melihat keberadaan teman-teman keduanya, "Cek up kali ini rame banget ya." Ujar dokter terkekeh.

"Kita penasaran sama Bastian Junior, dan mau lihat perkembangan calon keponakan kita dok." Celetuk Gerry

"Iya dok secara mereka berdua kan sohib kita berdua, penasaran anaknya siapa dan cowok atau cewek." Timpal Danu.

"Udah kalian itu berisik banget sih, ini ruang USG bukan pasar"Cibir Sarah.

"Tahu nih berisik banget, Bastian bapaknya aja gak heboh kayak kalian berdua." Balas Clara menyambar omongan Sarah.

Monitor sudah menyala, lalu Dokter akan mengoleskan gel konduktif ke seluruh permukaan area kulit perut yang diperiksa. Kemudian, dokter akan menggerakkan stik bernama transduser dengan gerakan maju mundur secara perlahan ke area permukaan kulit perut tertentu guna menangkap gambar organ-organ di dalamnya. Terlihat gambar yang ditampilkan dari monitor tersebut, sebuah janin yang sudah membentuk.

Dara bahagia saat memandang Bastian yang begitu serius menatap layar monitor sambil mendengar penjelasan dokter. "Perkembanga bayinya sangat bagus, detak jantungnya juga normal." Seru dokter.

Dara menoleh ke Bastian sambil tersenyum lebar, lalu dia kembali memandang layar monitor. "Kalo boleh tahu jenis kelaminnya apa ya dok?" Tanya Dara.

"Eh dok gak usah dikasih tahu dulu dok." Ucap Bastian memotong pembicaraan Dara.

"Lo kenapa Bast, gue kan penasaran sama jenis kelaminnya."

"Ya gak papa, biar suprise aja gitu pas lahirannya."

Dokter terkekeh. "Kasihan istrinya mau tahu jenis kelaminnya."

"Iya Bastian ih nyebelin banget deh, jadi kalo kita udah tahu jenis kelamin bisa disiapin namanya dari sekarang." Balas Dara kesel.

"Ya udah Ih, lagian gue udah siapin juga namanya."

"Kita kan gak tahu jenis kelaminnya apa, gimana sih Lo udah siapin nama aja."

"Gue udah siapin nama cewek dan cowok Dar, udah Lo tenang aja kalo masalah itu beres. Dok udah keliatan belum kalo nanti anak saya gedenya jadi apa." Ucap Bastian menyengir.

"Ya ampun Bastian, emang dokter itu peramal bisa tahu masa depan seseorang." Cibir Gerry

"Eh bukan peramal kali, hanya Tuhan yang tahu masa depan seseorang." Timpal Danu.

Keseruan terjadi diruang USG, waktunya berjalan cukup lama. Bahagia yang terpancar dari wajah Dara sangat terlihat jelas bahwa dia sudah tidak sabar menanti kehadiran sang buah hati lahir kedunia ini. Meskipun dari sisi lain dia juga merasa kesepian karena hubungan dengan orang tuanya meregang, tapi dia masih punya orang tua Bastian yang begitu menyayanginya seperti anak sendiri

***

Sebagian kalimat menggunakan bahasa Jerman, Autho sengaja menggunakan bahasa indo biar gampang dibaca

Imperfect loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang