part 38

145 26 3
                                        

Happy reading

*****

Dara berjalan perlahan memasuki halaman rumah sakit sambil menunggu kedatangan Bastian untuk mengecek kandungannya di USG kedokter kandungan. Dia sudah melewati setiap ruang rumah sakit, wajahnya sedikit kesal karena dia menunggu hampir setengah jam namun Bastian tidak tahu kabarnya bahkan ditelfon juga tidak aktif dan di kirim pesan singkat tidak dibalas.

"Bastian mana sih udah satu jam gue tungguin belum dateng juga" celetuk Dara kesal sambil menunggu antrian diruang tunggu. "Awas aja dia gak dateng, gue bakal marah sama dia." cewek itu terus ngedumel sesekali menatap jarum jam ditangannya. Dia mendesis kesal, terlihat jelas dari wajahnya begitu marah sama Bastian. Hingga nama antrian sudah berakhir, akhirnya dia memutuskan tetap masuk kedalam untuk melakukan USG sendirian.

Kini cewek itu sudah berada di ruang USG, dia berbaring diatas ranjang dengan meluruskan kakinya.

"Mba Dara suaminya gak ikut?" tanya Dokter Inah yang tengah sibuk untuk mempersiapkan USG.

"Gak dok, suami saya lagi gak bisa nemenin saya." balas Dara mengangkat bajunya.

"Ibu udah pernah USG sebelumnya?" tanya Dokter Inah lagi.

"Belum dok, ini baru pertama kali saya USG."

Dokter mulai memegang stick berbentuk transducer yang kemudian digosokkan di atas perut Dara untuk menghasilkan gambar janin. Kali ini dia melakukan USG standar karena dia baru pertama kali melakukan USG menggunakan Ultrasonografi.
Tes ultrasonografi adalah sebuah tes pemeriksaan yang menggunakan gelombang suara frekuensi tinggi untuk menggambarkan kondisi organ-organ dalam tubuh. Sedangkan USG dapat digunakan untuk mendeteksi perubahan organ, jaringan dan pembuluh darah, sekaligus untuk mendeteksi massa abnormal, seperti tumor.

Dara sudah memandang kearah monitor, dia menyaksikan janinnya yang masih sangat kecil, Dara tersenyum lebar saat bayi kecilnya bergerak.

"Masih kecil banget ya dok bayinya." ucap Dara terus memandang monitor.

"Iya bu, janinnya masih usia empat minggu jadi belum keliatan bentuknya." balas dokter Inah.

"Jenis kelaminnya cewek apa cowok yadok?" tanya Dara.

"Belum tahu mba janinnya masih kecil belum kelihatan, nanti kalo udah lima bulan baru keliatan." jelas dokter itu sambil terus menggosok perutnya.

Setelah beberapa menit kemudian akhirnya Dara pun keluar dari ruang USG, dia berjalan menuju kantin rumah sakit untuk makan siang sekaligus menunggu Bastian siapa tahu dia datang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Setelah beberapa menit kemudian akhirnya Dara pun keluar dari ruang USG, dia berjalan menuju kantin rumah sakit untuk makan siang sekaligus menunggu Bastian siapa tahu dia datang.

"Bastian mana sih, gue udah jamuran nungguin dia. Awas aja ya dia gak dateng gue bakal ngambek, gak perhatian banget sih jadi suami istrinya lagi hamil bukannya ditemenin USG eh ngilang ditelan bumi." dumel Dara nyerocos sambil minum Orange Jus yang sudah berada dimeja beberapa detik lalu.

Dara berusaha menelfon Bastian sambil mulutnya yang tak berhenti mengoceh, dia tampak kesal kepada Bastian akibat tidak menepati janjinya. "Loh ingkar janji Bas sama gue, kenapa loh gak dateng padahal ini pertama kalinya gue mau USG buat ngecek keadaan anak kita" gerutu Dara sambil berjalan perlahan menuju parkiran.

Tiba-tiba Bastian mengirim pesan singkat.

Maafin gue ya Dar, gue gak bisa nemenin loh USG. Gue baru inget kalo nyokap gue pulang hari ini, lain kali gue janji bakal temenin loh kok.

Bastian..

****

Dara memutar setirnya dipersimpangan, dia memutuskan untuk pulang ke rumah karena tidak ada gunanya dia menunggu Bastian dirumah sakit. Sudah hampir tiga jam penantiannya sia-sia, harusnya dia bisa sedikit tersenyum karena bisa menyaksikan calon anaknya dilayar monitor USG berdua dengan Bastian.

Saat diperjalanan tidak sengaja melihat dari arah kiri Bastian sedang memboncengi Bianca dengan begitu mesra dan romantis diatas motor milik Bastian. Dara mengerutkan alisnya sambil memandang kearah dua sejoli itu, dia mencoba tidak percaya apa yang dia lihat akhirnya memutuskan untuk turun dari mobilnya ketika motor Bastian berhenti disebuah cafe dan mereka masuk kedalam sambil bergandengan tangan.
Dara menguntit dari belakang tanpa diketahui Bastian, dia menyelinap dan melangkah kakinya perlahan mengikuti keduanya kemana mereka pergi. Langkahnya berhenti ketika dia melihat Bastian dan Bianca sudah dimeja makan dan sedang memesan makanan. "By kamu mau pesen apa?" tanya Bianca.

"Kayak biasa aja lah, kamu pesen apa?" tanya Bastian lagi.

"Aku ngikutin kamu aja deh, yang penting samaan punya kamu."

Bastian memgangguk lalu tersenyum singkat. "Aku pesen dulu ya."

Pelayan mencatat pesanan Bastian dan juga Bianca lalu kemudian pergi. Bastian memgambil sebuah cincin lalu memasangkan kejari manisnya Bianca sambil menatap kekasihnya dengan dalam. "Aku sayang sama kamu." ucap Bastian lembut.

"Aku juga sayang sama kamu." balas Bianca sambil mengusap wajah Bastian lah mereka berpelukan.

Bastian tersenyum, dia merapikan rambut Bianca. "Aku pengen kita sama-sama terus, dan aku janji gak kan pernah ninggalin kamu. Karena buat aku, kamu adalah orang yang paling special dihati aku."

"Jadi ini alasan loh gak dateng? Loh mau pergi sama Bianca, gue kecewa Bas sama loh dan loh ingkar janji sama gue. Loh jahat Bas, loh udah ngecewain gue." Dara berlari meninggalkan tempat dengan keadaan menangis.

***


Imperfect loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang