part 29

194 27 0
                                    

Happy reading

*****

Aurora Titania

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aurora Titania

Dara pulang sekolah, dia sudah memasuki halaman rumahnya, Dengan kondisi lemah melangkah menuju kamarnya. Dara melemparkan tasnya kesembarang arah, membaringkan tubuhnya diatas kasur empuk, dia memandangi langit-langit kamar bernuansa abu-abu dan putih.

Dara menoleh kesamping, melihat beberapa bingkai foto keluarga serta fotonya bersama Bagas yang terpampang nyata di atas meja belajar. "Bunda, Ayah. Dara kangen sama kalian, Dara pengen banget bisa kumpul lagi. Tapi saat ini Dara gak juga gak bisa nuntut apa-apa karena kondisinya lagi berpihak sama kita, tapi untung Dara masih punya Bagas yang selalu nemenin Dara setiap waktu setidaknya bisa menghilangkan rasa sepi Dara. Tapi Dara gak tahu apa yang akan kalian lakukan jika mengetahui Dara sudah nikah, waktu itu kejadiannya cepet banget sehingga membuat Dara gak bisa berbuat apa-apa. Semoga kalian maafin Dara atas semua ini."

Drrt...Drtt

Ponsel Dara berdering nyaring, Dara mengeluarkan dari dalam tasnya, Menatap layar ponsel. Tertulis nama Bastian. "Dimana loh?" tanya Dara tanpa basa-basi.

"Gue lagi ngumpul sama temen-temen gue." sahut Bastian

"Gue gak mau tahu, loh harus pulang sebelum jam 5 sore." ketus Dara

"Apaan sih loh, gue mau nongkrong dulu sama temen-temen gue." sahut Bastian kesal.

"Bodo amat ya, gue tungguin loh dalam lima belas menit." ucap Dara memaksa.

"Tapi Dar!!"

"Bodo" Dara menutup telfonnya.

*****

"Bas loh mau ngajak gue kemana sih?" tanya Dara yang menurutin ajakan Bastian

"Udah loh ikut gue dulu, nanti loh pasti akan tahu kita mau kemana." pinta Bastian sambil menarik Dara.

Mereka datang kesebuah tempat tak biasa namun indah menyejukan hati. Sebuah danau yang cukup besar dan indah, membuat pasang mata yang melihatnya akan terasa lebih sejuk dan nyaman. Mata Dara melebar saat melihat pemandangan yang begitu indah, terlihat senyum diwajahnya yang bisa dia bendung. "Bastian, ini indah banget." memandang dengan rasa kagum.

"Loh suka?" tanya Bastian memandang Dara.

"Iya gue suka banget, tempat nya indah dan seger banget. Makasih ya Bas loh udah mau ngajak gue kesini, sumpah gue seneng banget tempat ini" ucap Dara memejamkan mata sambil merentangkan keduanya, menikmati udara yang begitu sejuk dari arah danau.

Bastian sesekali menoleh kearah Dara lalu menatapnya. "Gue juga senang kalo didekat loh." ucapan itu tanpa sengaja keluar dari mulut Bastian, membuat cewek itu membuka matamya dan melirik kesamping.

Bastian meraih kedua tangan Dara, lalu menatap Dara dengan begitu dalam. "Dara, gue sayang sama loh
Gue bahagia bisa menghabiskan waktu sama loh, gue bukan hanya menganggap loh sebagai musuh atau pun teman tapi gue serius menganggap loh itu istri gue. Gue tahu kalo nikahnya terlalu cepat, tapi gue gak pernah menganggap ini semua main-main."

"Apaan sih Bas sok bijak banget loh," melepaskan tangan Bastian dan kemudian kembali menikmati udara segar disekitarnya.

"Gue serius Dar, gue pengen pernikahan ini kita jalani dengan serius." ucap Bastian serius.

Dara menoleh. "Maksud loh apa ngomong kayak gitu?" tanya Dara yang berusaha ingin mendengarkan ucapan Bastian.

"Gue capek berantem mulu sama loh, gue pengen kita ngejalanin ini dengan serius."

Dara menatap Bastian kesal. "Bastian loh bisa gak sih jangan bahas masalah ini, ini bukan waktu yang tepat. Gue gak mau nyakitin siapapun, jadi stop loh bikin keruh suasana. Harusnya kita berusaha buat nyari solusi gimana caranya kita ngomong sama pasangan kita, apakah mereka akan memaafkan lantas apa yang kita perbauat." jelas Dara kesal dia pergi begitu saja meninggalkan Bastian.

"Dara, loh mau kemana? Gue minta maaf Dar, gue tadi gak serius ngomongnya." ucap Bastian. Membuat cewek itu berhenti ditempat, dia menoleh kearah Bastian.

"Gue pikir loh serius ngomongnya." ketus Dara, dia pun kembali ketempat posisi awal. "Lagian gue juga gak mau nyakitin Bagas dan juga Bianca, ya harusnya kita persiapkan itu bagaimana kita bisa jujur kemereka." Balas Dara jengkel.

Bastian mengangguk, tanpa pikir panjang dia langsung memeluk tubuh Dara belakang. "Gue minta maaf ya, gue janji gak kan bahas masalah ini."

"Iya gue maafin, tapi gak dipeluk juga kali gue. Kalo sampe gue hamil, loh mau tanggung jawab?"

"Mau?" jawab Bastian spontan.

Dara menatap Bastian jijik. "Ih."

****

Imperfect loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang