part 57

89 13 4
                                        

Happy reading

*****

Bastian sudah bersiap menunggu Dara keluar dari hotel, hari ini mereka akan pergi kesesuatu tempat yang dulu sempat tertunda. Dia sengaja menunggu jauh dari hotel agar tidak ada yang mengetahui jika mereka akan pergi bersama, jika Bianca melihat itu semua mungkin akan terjadi perang dunia ke tiga dan rahasia keduanya akan kebongkar.

"Dara mana sih lama banget, cewek kebiasaan kalo dandanya lama." gerutu Bastian sambil melihat jarum jam di tangan.
Sepuluh menit kemudian Dara pun datang, cowok itu langsung menoleh lalu menatap Dara kesal. "Lama banget sih, ngapain aja didalam?"

"Bawel banget sih lo, baru juga sepuluh menit udah ceweret." balas Dara jutek.

Mereka segera berjalan menyusuri jalan Hamburg menuju rumah sakit, hari ini mereka akan melakukan USG  mengecek kondisi kandungan Dara. Bastian belum melihat calon bayinya, sebelumnya itu dia tidak sempat menemani Dara pergi USG.

Mungkin menghabiskan waktu satu jam untuk mereka sampai dirumah sakit, Dara dan Bastian sudah berjalan memasuki halaman rumah sakit.
Disekitar banyak perawat sedang membawa pasien, dokter yang sibuk mengobrol dengan beberapa pasiennya dan orang-orang keluar masuk dari rumah sakit. Mereka melangkah menuju ruangan dokter kandungan, karena disana mereka sudah ditunggu oleh Alice salah satu dokter yang ia kenal disana dan sekaligus ibu dari Faulina. Beliau yang meminta Dara untuk datang kerumah sakit mengecek kandungannya.

Kini mereka duduk diruang tunggu karena dokter sedang menangani pasien. Mungkin butuh waktu lima menit untuk mereka menunggu sampai pasien itu keluar.

Tiba-tiba seorang pasien menghampiri mereka. "Excuse me, can I help you??" tanya salah satu perawat.

"Yes of course, we want to check pregnancy." balas Dara.

"Sorry in advance, did you have an appointment with the doctor?" tanya perawat itu lagi.

"Yes, of course that's why I'm here" balasnya.

"mother's name?"

"Dara."

"Okay madam Dara, I will tell the doctor that it is waiting"

Dara mengangguk. "Ok."

Perawat itu masuk kedalam ruangan Dokter Alice, tidak lama kemudian dia pun keluar memanggil Dara dan Bastian.

"Madam Dara." panggil perawat. Panggilan itu membuat keduanya menoleh. "Why?"

"Please come in" ujar perawat itu ramah.

Dara dan Bastian bangkit dan segera masuk kedalam ruang kandungan, menemukan dokter Alice yang sedang mencatat. "Excuse me doctor" ucap Dara ramah.

Alice memgangkat kepala, "Hey Dara." mereka pun melakukan cipika-cipiki. Lalu matanya melebar melihat keberadaan Bastian berdiri disampingnya. "Dara, Bastian your friend is Bianca's boyfriend?" tanya Alice menatap ke Bastian.

"Yes, Bastian is my husband, he's the one I told my aunt about yesterday" jawab Dara pasrah.

"okay no problem, please lie down on the bed" Alice bangkit ketika Dara sudah mulai berbaring diatas ranjang.

Dara sudah berbaring ditempat tidur lalu sedikit membuat bajunya, terlihat perutnya yang mulai membesar. Karena dia akan melakukan USG, menyaksikan perkembangan sang buah hati. Bastian sedari tadi diam tanpa kata, namun dari sorotan matanya yang sudah tidak sabar ingin melihat calon anaknya di monitor.

Ultrasonography/USG adalah alat bantu atau pemeriksaan penunjang dalam bidang kedokteran yang memanfaatkan gelombang suara/ultrasound dengan frekuensi tinggi untuk menghasilkan gambar.

Monitor sudah menyala, lalu Dokter akan mengoleskan gel konduktif ke seluruh permukaan area kulit perut yang diperiksa. Kemudian, dokter akan menggerakkan stik bernama transduser dengan gerakan maju mundur secara perlahan ke area permukaan kulit perut tertentu guna menangkap gambar organ-organ di dalamnya. Terlihat gambar yang ditampilkan dari monitor tersebut, sebuah janin yang mulai membentuk.

Dara bahagia saat memandang Bastian yang begitu serius menatap layar monitor sambil mendengar penjelasan dokter Alice.

"Udah bisa mengetahui jenis kelamin nya gak dok?" tanya Bastian tanpa menoleh.

"Masih terlalu kecil buat memgetahui jenis kelamin janin, kamu sabar aja tunggu beberapa bulan lagi biar melihat lebih jelas. Biasanya jenis kelamin bisa berubah jika dia belum benar-benar terbentuk." jelas dokter singkat.

"Oh gitu ya dok. Terus gimana sama keadaan Dara dok, apakah kehamilannya kuat atau lemah?" tanya Bastian.

"Kalo yang saya lihat tubuh Dara cukup kuat dalam kondisinya sekarang, namun dia tidak boleh terlalu capek dan jangan terlalu banyak pikiran." balas dokter Alice lagi.

"Iya dokter saya janji bakal jagain Dara dengan semampu saya."

Drrt..Drrtt..

Sebuah ponsel bergetar dari saku Bastian membuatnya kaget dan sedikit deg-degan. "Jangan-jangan Bianca." ucap Bastian pelan.

"Angkat aja Bas siapa tahu penting." ujar Dara.

Bastian menatap layar ponselnya, disana tertulis Bianca yang ingin melakukan video call. "Halo." sapa Bastian.

"Halo by kamu dimana?" sapa Bianca dibalik telfon.

"Aku diluar by lagi ada urusan mendadak, kenapa?" tanya Bastian sambil melirik Dara.

"Diluar mana, kok aku lihat kamu kayak didalam ruangan gitu sih. Jujur aja kamu dimana sekarang? Aku ketempat kamu ya." gumam Bianca.

"Iya aku sekarang lagi ada urusan diluar, kamu tunggu aja nanti aku pulang kok" balas Bastian takut.

"Bener? Kok aku lihat kamu lagi diruang USG, itu dibelakang kamu ada foto bayi." balas Bianca  bingung. Dia sepertinya tidak percaya dengan alasan Bastian.

"Ya udah by nanti aku telfon lagi ya, Bye..!!" Bastian menutup telfonnya, dia segera memasukan ponselnya kedalam saku.

"Kenapa sama Bianca?" tanya Dara.

"Gak papa, dia cuma nanya gue lagi dimana." sahut Bastian.

"Oh gitu"

Setelah satu jam mereka pun selesai melakukan USG, Alice mengantarkan Dara dan Bastian keluar ruangan.

"Thank you aunty for accepting our arrival" ucap Dara.

"it's okay, I'm happy to welcome you guys"

"then we will say goodbye first auntie" pamit Bastian sambil merangkul Dara.

*****

Ada beberapa dialog harusnya pake bahasa Inggris, tapi author sengaja pake bahasa Indonesia biar muda dibaca.

Seperti part sebelumnya, banyak bhs Inggris dan jerman.



Imperfect loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang