ketahuan

85 9 6
                                    


Happy reading

****

Bastian sedang berada disebuah cafe mewah bersama Bianca, sepertinya mereka sedang menyelesaikan masalah kesalapahaman itu. Sudah hampir dua jam mereka habiskan ditempat itu, terlihat jelas wajah Bianca berseri dan bahagia bisa menghabiskan waktu bersama Bastian ditempat.
Setelah menyelesaikan santapannya mereka keluar dari cafe. "Oh ya Bi kamu duluan aja pulangnya soalnya aku masiha ada urusan.", Ucap Bastian.

"kamu mau kemana biar aku temenin." Ujar Bianca.

"Gak usah, aku bentar aja kok gak lama. Aku mau nyari oleh-oleh dulu buat pulang besok ntar kamu nunggu akunya kelamaan." Jelas Bastian tersenyum singkat.

"Ya udah kalo gitu aku pulang dulu ya, kamu hati-hati jangan pulang kesorean."

Bastian mengangguk. "Kamu juga hari-hati pulangnya."

Bianca sudah berjalan kearah kiri, mungkin sekitar sepuluh menit dia meninggalkan tempat itu lalu Bastian juga berjalan meninggalkan cafe kearah yang sama.
Setelah sekitar seratus meter dia berjalan, kini Bastian sudah memasuki area jalan raya yang cukup ramai. Banyak disekelilingnya para pejalan kaki yang lalu lalang di tempat itu. Bastian terus berjalan sambil membawa bunga mawar berwarna putih, wajahnya begitu bersemangat dan bahagia ingin memberikan bunga yang cantik itu pada seseorang. Namun sesekali dia menatap ponsel sambil senyam-senyum.

Dari sisi lain Dara yang sedang berada diseberang jalan dan dia mengetahui keberadaan Bastian, sambil melambaikan tangan kearah Bastian keduanya saling memandang dan melempar senyuman satu sama lain. Langkah terus berjalan sesekali Bastian memperagakan layaknya wanita hamil, sepertinya dia sedang mengejek Dara.

Tiba-tiba Bianca muncul dari arah kanan lalu berhenti ditempat karena menunggu lampu penyembarangan jalan, termasuk Dara yang juga ikut terdiam. Sementara Bastian tengah sibuk menatap bunganya sambil memasukakan ponselnya kedalam saku celana.
Dara dan Bianca kembali berjalan menuju kearahnya membuat langkah Bastian terhenti, matanya terpelanga kaget melihat Dara dan Bianca hampir saja berjalan berdampingan. Sementara Dara tidak menyadari kehadiran Bianca yang kini berjalan jaraknya hanya satu langkah dengannya. Sehingga dia berjalan sudah medahulu langkah Bianca, dengan cantik dan penuh senyuman diwajahnya terus memandang kearah Bastian.
Cowok itu panik bukan kepalang, apa yang akan terjadi jika Bianca mengetahui keberadaan Dara yang kini berada dibelakang.

Tiga Langkah Dara harusnya Dara sudah sampai, namun harus berhenti ketika Bastian mengucap. "Bianca."

Dara kaget mendengar ucapan itu, dia segera memutar badannya hingga menghadap kebelakang.

"Bastian." Ucap Bianca antusias.

"Hai Bi, kamu mau kemana katanya mau pulang?" Tanya Bastian sesekali menatap ke Dara.

"Iya aku mau pulang tapi kamu lupa ya kalo ponsel aku ketinggalan makanya aku balik lagi kesini." Bianca melihat bunga ditangan Bastian. "Bas, jadi tadi kamu gak mau pulang bareng aku karena pengen beli bunga ini buat aku?" Tanya Bianca senang.

Bastian mengangguk. "Iya ini bunga buat kamu, jadi aku sengaja gak ngomong kekamu kalo aku beli bunga ini sebagai pembuktian maaf aku kekamu" Tersenyum singkat sambil melirik Dara.

"Beneran Bas, Makasih." Ucapnya antusias sambil mengambil bunga ditangan Bastian dan langsung memeluk tubuhnya. "Kamu soswet banget sih Bast, aku beruntung banget punya kamu."

"Aku juga beruntung punya kamu." Balas Bastian datar.

Dara menghelai nafas berat, lalu dia pergi meninggalkan tempat itu.

Imperfect loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang