part 62

84 10 6
                                    

Happy reading

****

Motor Bastian sudah memasuki halaman sekolah, seperti biasa dia tidak hanya sendiri tapi selalu ditemani oleh kedua sahabatnya. Motor mereka beriringan berhenti diparkiran sekolah, mereka turun dari motor lalu mengaitkan helm ke spion motor.
Berjalan berdampingan menuju kelas, tapi tanpa sengaja melihat Dara yang baru saja datang bersama Clara. Dara berjalan mendahului Clara ketika melihat   Bastian ingin menghampirinya. "Clar Lo duluan aja kelasnya, gue mau ketoilet dulu ya." Pamit Dara pergi begitu saja meninggalkan Clara, sementara Bastian terus mengejar. Dia mengikuti kemana langkah Dara pergi hingga sampai didepan toilet.

Kini mereka sudah berhadapan karena Bastian berdiri diambang pintu menghalangi langkah Dara. "Lo mau kemana?Gue ikut  kemana langkah Lo pergi." balas Bastian.


"Lo gak liat kalo ini toilet, Lo sekarang udah gak bisa baca ya?" Ketus Dara nunduk, namun dia tidak bisa membendung kesedihan alhasil airmatanya pun menetes melihat keberadaan Bastian yang ada didepannya.

Wajah Bastian berubah menjadi lesu ketika dia ditolak oleh Dara, dia menghelai nafas berat sambil menunduk. "Oke." Bastian menggeser tubuhnya agar Dara bisa kembali berjalan masuk kedalam toilet.

Jelang  beberapa menit kemudian Dara keluar dari toilet, dia melengos ketika melihat Bastian yang masih menunggunya didepan toilet. Baru Saja ingin melangkah, namun tangannya ditahan oleh Bastian. "Gue mau ngomong sama Lo"

Dara memandang tangannya lalu menatap Bastian, dia segera  menarik tangannya lalu memalingkan pandangannya ketempat lain. "Mau ngomong apa? Cepetan gue mau kekelas." Gumam Dara dingin tanpa menoleh.

Bastian menghadap Dara, sementara Dara memalingkan pandangannya. "Gue mau ngasih ini buat Lo, gue tahu pasti Lo butuh ini biar gak susah lagi cari baju buat dipake."

Dara memandangnya lalu menatap Bastian sekilas, kemudian dia menerima pemberian dari Bastian. "Makasih.! udah gak ada yang mau diomongin lagi kan kalo gitu gue kekelas. " ucap Dara dingin.

"Dar Lo kenapa sih kayak gini sama gue? Kalo gue ada salah, gue minta maaf, mungkin gue udah nyakitin Lo secara gak sengaja." Bastian begitu bingung mendapatkan perlakuan yang begitu dingin dari Dara, sepertinya kesalahan yang dia lakukan begitu fatal sehingga Dara begitu enggan melihatnya apalagi berbicara seperti biasanya.

"Mau gimana lagi sih, Lo gak inget apa yang gue omongin kemaren. Lo gak usah gangguin gue lagi dan gue bakal jauhin Lo, apa mau dengan secara kasar biar Lo ngerti. Udah cukup selama ini kita nyakitin banyak orang termasuk kita berdua, jadi gue mohon sama Lo pleasea..!! Lo harus bejalar buat lupain gue dan kubur semua kenangan dan janji yang pernah kita ucapin." Balas Dara dengan nada berat, dadanya begitu sesak ketika mengucapkan kata itu pada Bastian. Mungkin saat ini dia belum sepenuhnya cinta sama laki-laki itu, tapi kebersamaan beberapa waktu lalu yang singkat dan berkesan untuk Dara, membuatnya tidak bisa memilih apalagi menyakitin siapa pun. Satu sisi dia adalah istri Bastian dan pacarnya Bagas, tapi dari sisi lain dia juga menyakiti hati Bianca, orang yang begitu mencintai Bastian,

"Gue gak bisa ngelupain lo Dar, karena gue cinta sama Lo dan gue sayang sama Lo."

"Lo laki atau bukan sih? Peka dong sama keadaan, apakah Lo pantas bicara kayak gitu."

"Peka gimana sih Dar? Gue cuma sayang dan cinta sama Lo, apakah itu salah?"

Dara mantap tajam Bastian dengan serius. "Demi mencapai ambisi Lo, Lo menghancurkan kebahagiaan orang lain. Coba pernikahan itu gak pernah terjadi, pasti gue akan bahagia sama Bagas, hubungan keluarga gue gak kan berantakan kayak gini, dan gue gak harus ngehancurin kebahagiaan Bianca. Tapi Lo hanya mikirin diri Lo sendiri, dan Lo gak pernah mikirin kebahagiaan orang lain."

Imperfect loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang