Happy reading
****
Bianca berada di kamarnya sambil membaca novel, dia menyenderkan tubuhnya serta melunjur kakinya dengan begitu santai.Menghidupkan lagu dengan volume full, agar dia bisa terbawa suasana didalam novel itu.
Tookk..tokk
"Masuk gak dikunci." Jawab Bianca tanpa menoleh namun matanya masih fokus ke novel yang dia pegang.
Rafael berjalan masuk kedalam kamar Bianca. "Lagi ngapain kamu dek?"
"Lagi baca novel, tumben kakak kekamar aku."
"Gimana hubungan kamu sama Bastian?" Tannya sambil duduk ditepi ranjang.
"Baik-baik aja, emang kenapa kok kakak nanya gitu?"
"Kamu yakin kalo Bastian gak khianat kamu?" Tanya Rafael spontan namun menyelkit buat Bianca.
Fokus Bianca pecah, dia menatap kakak lekat. "Maksud kakak? Kok tiba-tiba nuduh Bastian berkhianat."
"Waktu kakak jemput kamu di bandara, gak sengaja lihat Bastian natap Dara gitu banget. Mereka kayak ada hubungan yang tersembunyi gitu, ada sesuatu rahasia yang mereka sembunyikan tapi kamu dan yang lain gak tahu." Jelas Rafael.
"Gak mungkin lah Bastian khianatin aku, kakak tahu sendiri kalo Bastian itu cinta banget sama aku. Udah lah aku cinta sama Bastian dan aku percaya kalo Bastian cuma cinta sama aku." Balas Dara tiba-tiba mendengarkan coletahn Rafael.
"Ya ini cuma perkiraan kakak aja, gak papa sih kalo kamu gak percaya sama kakak. Cuma kamu harus hati-hati dan cari tahu kalo Bastian memang benar cinta"
Bianca melepaskan bukunya, menatap Kakaknya bete lalu bangkit dari tempat tidur dan langsung keluar dari kamar. "Aku gak mau keraguan kakak bikin hubungan aku sama Bastian bermasalah." Ucapnya tanpa menoleh lalu menutup pintu kamar.
Rafael memandang adiknya yang sudah pergi. "Kakak cuma gak mau kamu kecewa karena Bastian, tatapan Bastian ke Dara begitu dalam dan itu berisyarat kalo mereka ada hubungan" dia bangkit mengejar adiknya.
Kini dia sudah diruang tengah, menemukan Bianca yang berjalan melewati pintu utama sambil memegang kunci mobil. "Mau kemana dek?" Tanya Rafael.
"Aku pergi kerumah Yanti"
"Kakak minta maaf ya udah ngomong gitu soal Bastian, tapi kakak janji sama kamu suatu kakak akan dapatin bukti yang cukup untuk menunjukan siapa Bastian sebenernya."
Ucapan itu membuat langkah Bianca berhenti, dia menatap Rafael yang sedang berdiri dibelakangnya.
"Terserah kakak."
*****
Bianca dan Yanti berada dimall yang cukup mewah, mereka berdiri diralling kaca mall. Dari atas terlihat pemandangan cukup luas dan mewah setiap sudut mall tersebut. "Serius kakak Lo ngomong kayak gitu tentang Bastian?" Tanya Yanti."Iya, dia bilang kalo Bastian punya hubungan tersembunyi sama Dara."
"Dara yang kemaren itu?"
Bianca mengangguk cepat. "Gue kurang tahu sih hubungan yang seperti apa, tapi kakak gue itu ngotot banget bilang kayak gitu ke gue. Tapi gue gak percaya, gue yakin kalo Bastian itu setia sama gue karena cinta banget sama gue. Gak mungkin lah dia ngeduain gue sama cewek lain apalagi Dara."
Yanti menghadap Bianca serius. ""Bisa jadi kan Bi kalo Bastian sama Dara ada apa-apa, Lo sendiri yang bilang kalo kakak Lo itu lulusan Psikologi. Ya menurut gue pasti dia tahu sedikit karakter orang kayak gimana."
"Jujur sampai sekarang gue masih percaya sama Bastian, sejauh ini dia gak pernah bohongi gue."
"Gue tahu Lo cinta sama Bastian, coba lah buka mata Lo sedikit aja. Lo cermatin apa kata kakak Lo, Lo jangan percaya gitu aja sama cowok."
"Gue juga gak tahu, sampe sekarang gue gak pernah ngeraguin cinta Bastian ke gue. Mungkin gue terlanjur cinta dan sayang sama gue, makanya gue nganggep cowok baik-baik dan setiap sama satu cewek."
Yanti melingkari tangannya dibahu Bianca. "Gue tahu Lo cinta sama Bastian, kita boleh percaya sama cowok tapi kita gak boleh bodoh dengan sejuta topeng yang ada di wajah mereka."
"Ya gue gak bakal pikirin omongan kakak gue, gue cari tahu tentang Bastian dan Dara."
*****
Dara baru saja keluar dari halaman rumah Bastian, terlihat sebuah mobil sedan baru memasuki halaman. Cewek itu menoleh lalu segera mempercepat langkahnya agar kepergiannya tidak diketahui oleh siapa pun.
Bastian turun dari mobil lalu berlari mengejar Dara. "Dar Lo mau kemana?" Panggil Bastian.Dara berhenti ditempat karena Bastain sudah berhasil mengejarnya. "Ada apa Bas?" Tanya Dara
"Lo mau kemana Dar, kenapa Lo bawa koper segala sih"
"Gue mau nginap dirumah Clara."
"Kenapa harus kesana Dar?
"Gue udah capek sama semua ini, jadi gue minta sama Lo jauhin gue dan jangan temuin gue lagi. Karena gue gak mau merusak kebahagiaan orang lain dengan adanya gue dihidup Lo."
"Maksud Lo apa Dar, nyakitin siapa?"
"Gak perlu gue jelasin juga Lo pasti tahu maksud gue, yang jelas Lo harus jauhin gue dan gue gak bakal gangguin hidup Lo lagi " jawabnya dingin.
"Gak bisa Dar, Lo istri gue dan gue suami Lo. Lo lagi hamil anak gue, jadi kita gak bisa berakhir kayak gini " ucap Bastian serius.
"Setelah anak ini lahir gue akan urus perceraian kita, jadi untuk sementara waktu kita gak usah ketemu dulu."
Bastian menarik paksa tangan Dara untuk kembali kerumahnya, namun lengannya ditepis oleh Dara. "Lepasin gue, gue mohon sama Lo hargain keputusan gue ini. Gue ngelakuin ini demi kebaikan kita semua."
"Tapi gak harus kayak gini kan, kita bisa selesain masalah ini bareng-bareng."
Airmata Dara menetes kepipi. "Gue udah cukup jadi cewek egois selama ini, gue udah nyakitin mereka dan merebut Lo dari Bianca. Maafin gue ya karena mulai hari ini, gue gak bisa bareng-bareng Lo lagi. Jaga diri Lo baik-baik"
"Dar, jangan tinggalin gue."
Dara melangkah lalu menoleh kebelakang, dia tidak bisa membendung airmatanya. Dadanya begitu sesak, deraian airmata terus mengalir. Dia harus mengambil keputusan sebesar ini demi kebahagian orang lain, mungkin sudah cukup selama ini dia sudah menutupi kebohongan ini dari banyak orang.
****
Selamat membaca
Maaf kalo Kalimatnya masih baku dan gak nyambung, lagi berusaha buat perbaikinya kok.Lagi ngejar target buat end
KAMU SEDANG MEMBACA
Imperfect love
Fiksi RemajaCinta menyatukan dua insan. Menyatukan dua hati yang saling mencintai. Apa jadinya kalo jika di satukan sama orang yang gak pernah kita inginkan. Bastian dan Dara murid di Sekolah Trisatya, mereka dikenal sebagai murid yang selalu bersaing untuk me...