Happy reading
****
Rafael baru saja sampai kerumahnya, dia menemukan Bianca yang sedang menonton tv sendirian sambil memakan cemilan didalam toples dengan kakinyanya melunjur diatas meja. Dia begitu tenang tanpa beban sambil menonton acara kesukaaanya, pandangannya masih kedepan tv saat kakaknya duduk disamping sambil menyeruput orange jus milik Bianca sampai gelas itu kosong."Ih kak Ael kok mimum aku dihabisin sih?" Gerutu Bianca kesal.
Rafael terkekeh. "Sorry, kakak pikir gak ada yang punya." Balasnya sambil menoleh Bianca tiba-tiba iba.
Bianca menatap Kakaknya lekat, dia mengerutkan alisnya. "Kenapa kakak ngeliat aku kayak gitu? Aku tahu kalo cantik, tapi gak usah diliat juga ntar naksir lagi, kan gak lucu naksir sama Adek sendiri."
"Dek, kakak boleh gak nanya sesuatu sama kamu?" Tanya Rafael serius.
"Nanya apa? Serius banget kayaknya." Ucap Bianca tanpa menoleh. Dia masih fokus dengan acara kesukaannya, biasanya dia tidak ada waktu santai diruang tengah untuk menikmati acara kesukaannya.
Rafael menghelai nafas berat. "Gimana kalo Bastian bohongi kamu?" Tanya Rafael spontan tanpa aba-aba.
"Maksud kakak apa? Udah lah kak gak usah merusak mood aku malam ini, ganggu suasana aja deh. Kalo kakak mau ngobrol sama aku, gak usah ngejelek-jelekin Bastian juga."
"Oke, kakak gak bakal gangguin kamu. Ya udah kakak ke kamar dulu ya" ucap Rafael, dia beranjak masuk kekamarnya.
Setelah lima belas menit kemudian Rafael pun kembali keruang tengah, sementara Bianca masih stay ditempat itu sudah tiga jam. Sepertinya dia ingin menghabiskan waktu semaleman didepan tv, dan tidak da yang mengganggu gugat dirinya saat dia lagi fokus dengan acara tv favoritnya.
Bianca memandangi ke Rafael malas, "Kakak mau apalagi? Masih mau ngebahas Bastian itu ngebohongin aku? Dia selingkuhi aku, terus dia pura-pura cinta sama aku? Percuma kak gak ada gunanya, bagi aku Bastian itu adalah orang yang bikin aku bahagia." Dumelnya.
Bianca berhenti nyerocos ketika Rafael meletakkan sebuah foto-foto polaroid diatas meja, membuat fokus Bianca terganggu. "Itu apa kak?" Tanya Bianca memandang Rafael lalu menatap foto-foto itu.
"Kamu buka aja."
Bianca menatapnya sudah tak sabar ingin melihat foto itu. Tanpa pikir panjang dia mengambil beberapa foto yang ada diatas meja tersebut. Menarik nafas panjang, tubuhnya melemah, matanya terpelanga dan mulutnya terbuka dengan sempurna dilihatnya foto Bastian dan Dara sedang menggenakan baju pernikahan, saat mereka melakukan ijab kabul serta beberapa foto mesra mereka lainnya.
Bianca menggeleng tak percaya melihat foto itu adalah sang kekasih yang sudah dia pacari beberapa tahun serta Dara mengenakan baju pengantin dan Bastian mengenakan jas. "Gak, ini gak mungkin. Ini gak mungkin Bastian, Bastian gak mungkin khianatin aku. Pasti ini foto editan, pasti cuma rekayasa kakak supaya aku putus sama Bastian." Ucap Bianca tak percaya, dia melempar foto itu sembarang. Tak terasa Airmatanya sudah menetes, "Gak, foto itu pasti bohong kan? Jelasin kek aku kalo ini semua ini gak benar, Bastian gak mungkin ngelakuin itu sama aku?" Bianca menutup kedua kepalanya, dia menunduk sambil menangis sejadi-jadinya."Bianca maafin kakak, bukan bermaksud kakak mau menghancurkan hubungan kamu sama Bastian. Tapi kakak gak mau kamu kecewa, kamu sakit hati nantinya. Kamu harus tenangin diri kamu, kamu harus terima semua kenyataan ini kalo Bastian itu udah khianatin kamu."
![](https://img.wattpad.com/cover/212856174-288-k188649.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Imperfect love
Teen FictionCinta menyatukan dua insan. Menyatukan dua hati yang saling mencintai. Apa jadinya kalo jika di satukan sama orang yang gak pernah kita inginkan. Bastian dan Dara murid di Sekolah Trisatya, mereka dikenal sebagai murid yang selalu bersaing untuk me...