Happy reading
***
Drrt...Drrrt..Suara bergetar dari atas meja membuat lamunan Dara pecah, dia segera merogoh ponsel, menatap ponsel tersebut. Sebuah pesan yang berasal Rossa membuat wajahnya seakan berubah yang tadinya murung tiba-tiba berkaca-kaca. "Alhamdulillah mama hari ini pulang? Akhirnya gue gak sendirian lagi dirumah ini." ucapnya sambil meletakkan kembali ponselnya. Dia bergegas keluar dari kamarnya, mungkin beberapa menit lagi dia akan menyambut bundanya pulang dari luar kota.
Cewek itu duduk diruang tengah menunggu kedatangan bunda, sambil mengingat ucapan dari Bastian dan juga Sarah. "Gimana nih, bunda udah balik dari luar kota. Gue lagi hamil dan perut ini semakin hari akan membesar, apa yang harus gue lakuin kalo mama tahu semuanya." ucap Dara dalam hatinya sambil mengigit bibirnya dia mengelus perut, lalu memperlihatkan perutnya yang belum mengalami perubahan. Hari ini dia memutuskan untuk izin pergi kesekolah, karena ingin menyambut Rossa dari luar kota.
Setelah beberapa lama menit berlalu.
Tookk..
"Sayang." panggil seseorang dibalik pintu.
"Ya bentar." sahut Dara, segera bangkit untuk membuka pintu. Dia menemukan sang bunda yang sedang berdiri didepan pintu. "Bunda." ucap Dara antusias dan langsung memeluk Rossa.
"Gimana kabar kamu, bunda kangen banget sama kamu." ucap Rossa sambil memeluk putrinya.
"Dara juga kangen sama bunda." balas Dara mengeratkan pelukannya.
"Bunda aja yang dipeluk, ayah gak nih." Sosok laki-laki yang baru saja keluar dari mobil dengan membawa koper.
Dara melihat kesumber suara, matanya melebar, mulutnya terbuka dengan sempurna melihat sosok laki-laki yang hampit saja satu tahun tidak bersamanya. Siapa lagi kalo bukan sang Ayah, Ayas menyeret kopernya hingga dihadapan Dara.
"Ini ayah?" tanya Dara melongo tak percaya.
"Iya ini Ayah."
"Ayahnya Dara, Ayas Faruk" ucap Dara lagi sambil menatap sang ayah tak percaya.
"Iya. Ini ayahnya Dara Joana Alexa."
Dara memeluk erat Ayas dengan perasaan bahagia. "Dara kangen banget sama ayah, ayah lama banget sih perginya sampe lupa kalo ayah punya anak." ucap Dara manja dipelukan Ayas.
"Maafin ayah gak bisa terlalu sering pulang, tapi ayah janji mulai hari ini akan selalu ada disini nemenin kamu dan bunda." balas Ayas.
Dara mengangkat kepala. "Bener, Janji yah?" mengulurkan jari kelingkingnya.
"Janji."
"Udah yuk kita masuk, ayahnya pasti capek mau istirahat." gumam Rossa melangkah kakinya masuk kedalam rumah.
Disusul oleh Ayas dan Dara yang juga ikut masuk, mereka duduk diruang tengah dan berbincang-bincang banyak hal dan mengobati rasa rindunya terhadap kedua orang tuanya.
****
Sarah lima langkah harusnya sampai ke dalam kelas, tiba-tiba sosok laki-laki yang datang membuatnya berhenti ditempat.
"Bastian, ada apa?" tanya Sarah menoleh.
"Panggilin Dara dong." pinta Bastian yang kini sedang berdiri dihadapan Sarah.
"Belum datang dia. Gak tahu deh kemana, jam segini biasanya udah dateng." menatap jarum jam ditangannya.
"Oh belum dateng, gue kira dia dikelas. Dia gak ngabarin loh?"
"Gak.! gue telfon gak aktif, gue WA juga gak dibales."
"Kayaknya dia masih marah sama gue karena kejadian kemaren." gumam Bastian lesu.
"Gak mungkin lah dia marah, gue tahu banget Dara itu orangnya kayak gimana. Loh sabar aja, kasih waktu buat dia sendiri."
"Ya udah kalo gitu balik kekelas deh" Bastian mendekat lalu berbisik. "pokoknya jangan bilang sama siapa-siapa soal kehamilan Dara."
"Oke." balas Sarah.
Bastian pergi menuju kelas, sementara Sarah kembali melangkah menuju bangkunya. Cewek itu langsung duduk dan diam ketika Clara, Bagas menatap kearahnya.
Clara mendekati bangku Sarah. "Beb, mau ngapain tadi Bastian kesini?" tanya Clara curiga
"Gak ada apa-apa kok, tadi dia cuma mau minjem duit aja sama gue." balas Sarah mengelak.
"Masi sih cuma pinjem duit sampe serius gitu, udah gitu ngobrolnya bisik-bisik lagi."
"Bener, gak ada papa kok."
Bagas datang dari bangkunya, "Sarah, Dara belum datang ya?" tanay Bagas.
Sarah menyerengit. "Yaampun Bagas, loh kan pacarnya kenapa gak nanya langsung sama orangnya sih." balas Clara jutek.
"Yaelah loh sensi amat sih, lagian kan gue nanya sama Sarah bukan sama loh." ketusnya.
Clara menatap Bagas kesal, dia bangkit dari bangkunya melangkah keluar.
"Clara mau kemana?" teriak Sarah pada Clara yang sudah berjalan di ambang pintu.
"Au ah semuanya gak ada yang peduli sama gue." Balasnya tanpa menoleh.
"Tuh kan Bagas, gara-gara loh temen gue ngambek." Sarah bangkit mengejar Clara yang sudah tidak ada didalam kelas.
***

KAMU SEDANG MEMBACA
Imperfect love
Teen FictionCinta menyatukan dua insan. Menyatukan dua hati yang saling mencintai. Apa jadinya kalo jika di satukan sama orang yang gak pernah kita inginkan. Bastian dan Dara murid di Sekolah Trisatya, mereka dikenal sebagai murid yang selalu bersaing untuk me...