Happy reading
****
Dara sedang duduk ditaman sekolah dengan kedua sahabatnya sambil mengobrol-obrol singkat.
"Selamat pagi pacar." ucapan itu membuat Dara menoleh serta kedua gadis lain juga melirik ketempat yang sama."Bagas, aku pikir kamu gak sekolah hari ini." ucap Dara antusias. Dia berdiri langsung memeluk Bagas dengan bahagia.
"Iya sih emang kita gak sekolah hari ini buat nyiapin berangkat besok, tapi aku kan punya pacar dan aku pengen menghabiskan waktu aku sama pacar aku sebelum ke Hamburg." ucap Bagas.
"Emang pacarnya siapa?" tanya Dara menyengir.
"Namanya Dara Joana Alexa, cewek manja, jutek tapi cantik pacarnya Bagas Adilano." balas Bagas lagi.
"Aku dong orang nya?" tanya Dara sok gak kenal.
Bagas tersenyum lebar, "Aku sayang sama kamu." ucap Bagas spontan keluar dari mulutnya membuat Clara kaget, sementara Sarah menyengir sinis. "Hadeh kalo mau pacaran lihat-lihat tempat dong, kita gak numpang loh disini." sindir Sarah sambil melirik kearah Dara.
"Iya beb dunia ngerasa milik berdua yang lain mah cuma numpang." timpal Clara.
"Apaan sih lebay." balas Dara.
"Ikut aku yuk." ajak Bagas.
"Ayo kemana?"
"Udah ikut aja dulu, nanti kamu juga akan tahu kita mau ngapain"
"Mau kemana? Jangan macem-macem loh kita kan belum nikah."
"Gak kok."
"Oh ya guys gue pergi dulu ya sama Bagas." gumam Dara semangat.
"Mulai deh nih anak." celetuk Sarah.
"Dasar Dara bucin, kalo udah sama Bagas kita dilupain gitu."
"Dadah." ucap Dara mengejek
Bagas dan berjalan menuju lapangan basket, sepertinya Bagas akan mengajak Dara untuk bermain basket bareng.
Seseorang datang membawakan bola basket pada mereka. "Makasih ya bro." ucap Bagas."Kita mau ngapain?" tanya Dara.
"Aku pengen ngajak kamu bola basket sama aku."
"Oh jadi ada yang nantangin aku nih, seorang captain basket beraninya sama cewek ya sekarang." celetuknya sinis.
Bagas terkekeh. "Berani gak kamu lawan aku?" tanya Bagas menantang.
"Siapa takut, kalo soal beginian mah gampang banget." balas Dara sinis.
Mereka begitu asyik bermain basket, wajah ceria dan bahagia terlihat jelas dari wajah Dara dan Bagas. Mungkin hari ini adalah terakhir mereka bisa menghabiskan waktu bersama, karena besok adalah hari yang sangat menyedihkan melepaskan Bagas pergi kenegeri orang untuk menjalani pertukarang pelajar serta meraih cita-citanya. Memang tidak mudah untuk dia bisa sampai ketitik ini, karena hal yang paling diimpikan oleh Bagas. Namun dengan berat hari dia harus meninggalkan keluarga, sahabat serta sang kekasih yang sudah dia pacari lebih dari dua tahun.
Bagas begitu menyayangi dan mencintai Dara, bahkan dia rela melakukan apa saja untuk demi Dara. Tapi kali ini dia tidak bisa berbuat apa-apa karena langkah yang harus dijalani adalah untuk membuat keluarganya bangga atas prestasi dirinya, Bagas tidak hanya berwibawa, tegas tapi dia juga mempunyai prestasi sehingga tidak ada alasan untuk tidak memilihnya sebagai salah satu pertukaran antar pelajar.
Setelah bermain cukup lama, mereka pun beristirahat melepaskan dahaga dan kelelahan akibat bermain basket.
"Kamu tunggu disini ya, aku mau beli minum dulu buat kamu." ucap Bagas berjalan menuju kantin.
"Iya udah jangan lama." sahut Dara. Dia duduk dilapangan basket sambil mengibas tubuhnya menggunakan tangan.
Dari kejauhan Dara melihat Bastian sedang berlari kearahnya. Mengerutkan alisnya sambil memandang Bastian yang dengan malas."Itukan Bastian, kayaknya dia mau kesini deh?"
Bastian menghelai nafas panjang, sambil menarik tangan Dara secara paksa membuat cewek itu kesal dan berusaha ingin melepaskan tangannya. "Sini loh."
"Aagh sakit tahu..!! Apaan sih lo datang-datang narik tangan gue." gumam Dara kesal menepiskan tangannya.
"Heh singa, loh lupa ya sama kondisi badan lo sekarang."
"Enak aja loh ngatain gue singa, nyebelin banget sih loh. Maksud ucapan lo apa gue gak ngerti?"
"Lupa ya kalo lo itu lagi hamil, kalo sampe terjadi sesuatu sama loh dan dede bayi nya gue yang disalahin gak bisa jagain kalian berdua." dumel Bastian.
"Biarin aja, emang gue peduli sama lo. Lagian gue mainnya juga cuma bentar, lo aja yang syirik gak bisa lihat gue seneng." balas Dara.
"Dara gue khawatir sama lo, seorang suami wajar kan khawatir sama istri dan calon anaknya?" balas Bastian lagi.
"Ih gak usah teriak-teriak juga ntar didengerin orang." gumam Dara kesal menutupi mulut Bastin dengan paksa hingga membuat cowok itu susah bernafas.
Bastian berusaha melepaskan tangan yang menutupi mulutnya, dengan susah payah akhirnya dia pun bernafas lega karena berhasil membuang tangan itu dari wajahnya. "Lo sengaja mau bunuh gue ya" ucap Bastian kesal dengan nafas ngos-ngosan.
"Iya emang kenapa? Biar gak ada lagi cowok nyebelin kayak lo dimuka bumi ini khususnya dikehidupan gue." Dara terssnyum menang.
Bastian berbisik. "Kalo gue meninggal, lo mau jadi janda?" tanya Bastian terkekeh.
"Ih." Dara memukul-mukul bahu Bastian kesal membuat cowok itu merintih kesakitan. "Aaghh sakit tahu, lo sama suami kasar banget sih."
"Biarin, siapa suruh bikin gue marah." balas Dara.
"Pusing gue disini lama-lama, pokoknya lo harus inget pesen gue. Kalo lo gak boleh kecapean apalagi main basket lagi. TITIK gak pake KOMA." ucapnya lagi, kemudian Bastian meninggalkan Dara.
"Emang tuh orang nyebelin banget sih jadi cowok."
"Sayang ini minum." ucap Bagas baru saja datang sambil msngulurkan botol minum.
"Makasih sayang."
Bagas terssnyum singkat. "Iya, apasih yang gak buat kamu."
*****
Dara mengantarkan Dara pulang dengan selamat, motornya berhenti tepat didepan rumah gadis itu. "Sayang." panggil Bagas lembu memandang Dara dari kaca spion motornya.
"Udah sampai ya? Cepet banget sih sampenya." balas Dara.
"Apaan sih. Iya kita udah nyampe, kamu nya ketiduran sih."
Dara pelan-pelan turun dari motor Bagas, karena tubuhnya sedikit lelah menghabiskan waktu disekolah.
Bagas menatap Dara sambil mengelus pucuk kepala Dara. "Istirahat ya, jangan lupa makan."
Dara mengangguk cepat. "Makasih ya udah nganterin aku."
"Iya sama-sama. Oh ya besok aku Take of nya jam 6, kamu mau nganterin aku kan kebandara?"
"Iya pasti aku datang kok, masa pacar nya pergi gak datang."
Bagas tersenyum singkat. "Ya udah aku pulang ya." pamitnya sambil menghidupkan mesin dan melajukan meninggalkan tempat itu.
"Iya, Hati-hati dijalan." teriak Dara.
****
KAMU SEDANG MEMBACA
Imperfect love
Ficțiune adolescențiCinta menyatukan dua insan. Menyatukan dua hati yang saling mencintai. Apa jadinya kalo jika di satukan sama orang yang gak pernah kita inginkan. Bastian dan Dara murid di Sekolah Trisatya, mereka dikenal sebagai murid yang selalu bersaing untuk me...