Happy reading
***
Jarum jam menunjukkan pukul 05:30 ketika Dara terbangun dari tidur, dia bergegas mengganti pakaian, mengambil sepatu olahraga, lalu menghabiskan waktu lebih kurang satu jam untuk berkeliling komplek. Dia ingin memberikan sedikit ketenangan setelah menghabiskan waktunya di sekolah beberapa hari yang lalu, jadi saatnya dia menangakan pikiran dan mencuci mata agar terasa lebih ringan.
Dia pun turun dari kamarnya, lalu menemukan sang mama yang sudah sibuk memasak sarapan dipagi hari, begitulah kegiatan Rossa memasak masakan kesukaan anaknya.
"Sayang kamu mau kemana, tumben jam segini sudah bangun?"
"Aku mau lari pagi bun, keliling kompleks rumah aja."
"Diminum dulu susu nya mumpung masih anget." tanpa menoleh Rossa yang sibuk mengiris bumbu dapur.
Dara menghabiskan susunya, lalu beranjak dari dapur.
"Hati-hati ya sayang. Jangan kesingan loh ntar lupa sarapan, mama udah siapin makanan kesukaan kamu."
"Makasih bunda, Dara pergi dulu." Dara segera melangkah keluar rumahnya, karena dia tak mau menunggu terlalu siang.
****
Dara sudah memulai aksinya sejak dari rumah hingga sampa ditaman komplek rumahnya, sudah hampir enam puluh meter dia lari pagi dan senam pemanasan.
Di taman itu sudah dipenuhi orang-orang yang akan melakukan aktivitas dan kadang juga senam bersama, biasanya sang mama juga ikut serta setiap hari weekend. Namun kali ini aktivitas yang sedikit padat membuat Rossa absen dari kegiatannya setiap pagi sesudah sarapan.Setelah melakukan pemanasan Dara pun beristirahat, berusaha untuk mengontrol nafasnya agar dia bisa kembali berolahraga.
Terlihat dari kejauhan Sepasang suami istri yang juga sedang melakukan pemanasan kecil, dan dilihatnya sang istri sedang hamil tua."Ih mereka soswet banget, suaminya siaga banget jagain istrinya yang lagi hamil. Jadi pengen nikah juga gue kalo lihat pasangan Awuwu gitu." Dara menarik sudut bibirnya, pemandangan indah namun bikin dia iri keromantisan yang dilakukan sepasang suami istri itu. "Oh ya gue kan sekarang udah nikah, berarti nanti gue hamil kayak gitu juga dong?" tatapan panik Dara, seketika dia mengkhayal bersama Bastian. Didalam khayalan itu dia hidup bahagia bersama Bastian, hamil muda dan mendapatkan keluarga yang harmonis.
"Ih kok gue jadi mengkhayalnya sama Bastian sih bukan Bagas, sekarang gue udah jadi istrinya Bastian otomatis gue gak bisa dong nikah sama Bagas?" Dara terus nyerocos tanpa henti, akhirnya dia memutuskan untuk pergi tempat itu agar tidak melihat ke awuwuan pasangan. "Udah ah mendingan gue pergi aja deh dari sini, dari pada lihat yang awuwu mulu."
Dari kejauhan terlihat Bastian bersama seorang laki-laki, tak sengaja dia melihat keberadaan Dara sedang beristirahat dan menghapus keringatnya. Bastian mendekatin Dara yang sedang duduk sendirian di taman.
Bass angsung merangkul Dara."Sayang kamu kok ada disini sih, aku udah muter nyariin kamu ternyata disini." ucapan itu sontak membuat Dara kaget.
"Apaan sih loh gak jel-" gumam Dara terpotong karena punggungnya dicubit oleh Dara.
"Udah loh nurut aja, ntar gue ceritain semuanya." bisik Bastian pelan, dia mengeratkan pelukannya.
"Hai mba Dara masih kenal saya kan?" tanya bapak itu.
"Siapa ya pak, mohon maaf kita pernah ketemu sebelumnya?" tanya Dara penasaran.
"Masa lupa sih, saya kan yang jadi saksi dipernikahan kalian kemaren." balasnya
"Oh. Maaf tapi saya lupa nama bapak siapa?" tanya Dara lagi
"Saya Riswan."
"Oh pak Riswan."
"Iya, tadi saya gak sengaja ketemu suami mba didepan. Saya kesini mau ngundang kalian untuk makan malam bersama istri saya, dan jangan lupa sama orang tuanya juga dateng."
"Emang acara pak?" tanya Bastian penasaran.
"Gak ada cuma acara makan malam aja."
"Oh ya pak inshaAllah kami pasti datang pak, kalo ada waktu saya dan istri saya pasti memenuhi undangan ini."
"Oke baiklah, kalo gitu saya masih ada kerjaan jadi harus buru-buru pulang."
"Iya pak makasih undangannya."
"Sama-sama." pak Riswan pergi meninggalkan Bastian dan Dara.
Dara langsung menepis pelukan Bastian dan mendorongnya hingga tersungkur ke tanah. "Ih sakit tau, kasar banget sih jadi cewek."
"Enak banget loh ya cari kesempatan buat meluk-meluk, dasar tukang modus loh."
"Ih siapa juga yang mau meluk loh, najis banget meluk cewek rese kayak loh."
"Udah sana pergi ganggu waktu gue aja loh, sehari aja gue gak ketemu sama loh kayak gak bisa banget deh." ucap Dara kesal, dia kemudian pergi meninggalkan Bastian.
****

KAMU SEDANG MEMBACA
Imperfect love
Fiksi RemajaCinta menyatukan dua insan. Menyatukan dua hati yang saling mencintai. Apa jadinya kalo jika di satukan sama orang yang gak pernah kita inginkan. Bastian dan Dara murid di Sekolah Trisatya, mereka dikenal sebagai murid yang selalu bersaing untuk me...