Happy reading
****
Dara baru saja masuk kehalaman sekolah, saat itu sekolah masih keadaan sepi. Disekitar banyak murid yang baru saja masuk kehalaman sekolah, ada beberapa murid yang sudah ramai dikelasnya. Dara melangkah namun tidak kearah kelasnya namun berjalan kearah toilet, melewati beberapa kelas dan ruang kepala sekolah.
Kini gadis itu sudah berada ditoilet sekolah, dia menatap cermin melihat dirinya sendiri sambil memegang perut. Dia menangis sejadi-jadinya sambil menompang dirinya di wastafle toilet. "Apa gue bisa menghadapi ini semua? Keadaan ini membuat gue harus menerima semua apa yang sudah terjadi sama gue." ucap Dara sedih, tak terasa airmatanya sudah membasahi pipi.
Dari arah luar Bastian yang baru saja datang dan melewati toilet, tak sengaja mendengar suara tangisan membuat langkahnya terhenti. "Kayak ada orang nangis, siapa ya?" tanya Bastian menempelkan kupingnya kearah pintu. "Kayaknya suara dari arah toilet cewek deh." tanpa pikir panjang Bastian membuka, dia menemukan Dara yang sedang menangis dihadapan cermin.
"Dara." panggil Bastian pelan. Dia berdiri dibelakang Dara.
Cewek itu menoleh kesumber suara, namun dia tidak mengeluarkan satu kata pun. "Loh semalem kemana, gue kerumah loh tapi loh nya gak ada dirumah." tanya Bastian kikuk
"Semalem gue keluar sama bokap dan nyokap gue." sahut Dara dingin tanpa menoleh.
Tanpa basa-basi Bastian langsung memeluk tubuh Dara belakang, lengannya melingkari tubuh gadis itu dengan begitu mesra dan pelukan itu membuat Dara terlonjak kaget. "Gue mau minta maaf atas semua yang terjadi sama loh, gue tahu semua ini gara-gara gue." ucap Bastian lembut dan mengucapka itu dengan begitu serius.
"Gak ada yang perlu dimaafin, semuanya udah terjadi. Apapun yang loh lakuin gak akan bisa merubah keadaan ini, lagian gak ada alasan buat gue marah sama loh. Ini udah takdir yang harus kita jalani, dan siap gak siap kita harus menerimanya. " gumam Dara dingin.
"Gue tahu ini pasti berat buat loh." Bastian melepaskan pelukannya, dia memutar badan Dara menghadap keearahnya. Menatap mata Dara dengan begitu dalam, dan mengeluarkan suara. "Gue janji sama loh, gue akan perbaiki semuanya. Gue akan jadi suami dan ayah yang baik buat loh dan anak kita." ucap Bastian lembut. Keduanya saling menatap satu sama lain. Dara hanya terdiam saat tangannya digenggam erat oleh Bastian serta mendengar ucapan Bastian buatnya tersenyum simpul, dan matanya berkaca-kaca menatap Bastian. "Makasih ya, gue janji bakal jadi istri yang baik buat loh dan akan selalu ngejagain calon anak kita." Dara langsung memeluk tubuh Bastian dengan erat, cewek itu menyenderkan kepalanya didada cowok itu. Bagaimana bisa mereka bisa sedekat ini, mungkin dia harus mengurangi egonya demi masa depannya bersama Bastian.
"Udah ya loh gak usah nangis, karena gue gak mau lihat loh nangis." ucap Bastian berusaha menenangkan Dara.
"Makasih ya." ucap Dara.
"Sama-sama bumil." cibir Bastian terkekeh. Dara mengangkat kepalanya, menatap Bastian kesal. "Kok Bumi sih?"
"Iya emang loh bumil kan alias ibu hamil." Bastian terkekeh lagi.
"Ya gak usah dipanggil bumil juga kali, lagian perutnya juga belum keliatan." sahut Dara.
"Loh kan lagi hamil, bisa dong kalo sifat singa betina loh itu diturunin dikit." cibir Bastian lagi.
Dengan kesal Dara menginjak kaki Bastian, membuat cowok itu merintih kesakitan. "Aw sakit tahu, kebiasaan deh nginjek kaki gue."
"Ya habis loh sih nyebelin, ngeledekin gue dari tadi." sahut Dara cemberut.
"Ya emang loh lagi hamil kan, jadi wajar dong kalo gue manggil loh bumil. Lucu kali ya kalo mulai sekarang gue panggil loh bumil." Bastian menyengir sambil menatap Dara.
"Ih apaan sih, istrnya lagi hamil bukannya dikasih perhatian kek atau apa malah diledekin." gumam Dara cemberut.
"Kan loh duluan ya mulai, cewek itu emang selalu benar."
Dara mengelitikin tubuh Bastian hingga kaget, hingga Bastian membalasnya dengan mencubit pipi Dara.
Tiba-tiba Clara datang ketika Bastian saling menggelitik satu sama lain. Dia kaget melihat keduanya sedang tertawa bahagia ditoilet. "Bastian, Dara." ucap Clara kaget, matanya melebar.
Dara dan Bastian melepaskan pelukannya beberapa detik yang lalu, betapa kagetnya saat melihat keberadaan Clara. "Clara." ucap Dara kaget.
"Clara loh ngapain disini?" tanya Bastian menelan ludahnya.
"Harusnya gue yang nanya sama loh, ini kan toilet cewek ngapain loh disini?" ketus Clara.
"Tadi bastian bantuin gue ngusir kecoa beb." jawab Dara senyum terpaksa.
"Oh gitu, bener cuma itu doang?" tanya Clara tak percaya.
"Ya udah Dar. Kalo gitu gue kekelas duluan ya, takut pak Tononya masuk ntar gue dihukum lagi." ucap Bastian, segera berjalan keluar dari toilet.
"Kemaren loh kemana Dar ijin gak masuk sekolah?" tanya Clara yang sedang mencuci tangan.
"Gue kemaren ijin karena bokap dan nyokap pulang. Makanya gue pengen habisin waktu sama mereka ngobatin rasa kangen."
"Oh gitu, ya udah yuk kita masuk."
Dara mengangguk. Mereka pun keluar dari toilet dan berjalan menuju kelas.
****
Dara baru saja keluar dari kelasnya, tiba-tiba Bastian datang langsung meraih tangannya. "Dar pulang bareng yuk." Tawar Bastian.
"Pulang bareng?" tanya Dara.
"Iya pulang bareng, loh mau kan?" tanya Bastian lagi yang mengeratkan genggamanya.
Dara menatap tangannya lalu mandang Bastian. "Ngapain loh pegang tangan gue?" ketus Dara.
"Sorry." Bastian segera melepaskan genggamannya. "Gimana loh mau gak pulang bareng gue, gue anter loh dengan selamat."
"Gue pulang bareng loh? gak." ucap Dara melengos.
Sarah baru saja keluar dari kelas, menemukan Dara dan Bastian sedang adu mulut serta Dara baru saja menginjak kaki Bastian seperti biasanya. Ini bukan kali pertama Dara menginjak kaki Bastian. Cewek itu menghelai nafas panjang, "Nih anak dua kerjaannya ribut mulu, jadi gregetan gue lihatnya." sebuah ide terlintas dari kepala Sarah, dia menyengir sambil berjalan kearah keduanya, dengan sengaja Sarah mendorong tubuh Bastian sontak membuatnya kaget, dengan refleks tangan Bastian menahannya untuk tidak memeluk Dara.
Jarak Dara dan Bastian sangat dekat, mereka saling menatap satu sama lain tanpa mengeluarkan satu kata pun.
Gerry dan Danu datang. "Bastian." memandang Dara dan Bastian yang sedang saling menatap. Kedatangan Gerry dan Danu membuat keduanya sadar, Bastian segera menurunkan tangannya.
"Kalian berdua mgapain?" tanya Gerry."Iya, Bastian kita cariin ternyata disini loh." timpal Danu.
"Ya udah kita pulang." ajak Bastian langsung melangkah tanpa basa-basi.
"Jawab dulu pertanyaan kita woy."
"Iya Bas, jawab dulu pertanyaan kita. Loh sama Dara habis ngapain?"
"Gak ada apa-apa." teriak Bastian yang sudah jauh berjalan didepan.
****

KAMU SEDANG MEMBACA
Imperfect love
Teen FictionCinta menyatukan dua insan. Menyatukan dua hati yang saling mencintai. Apa jadinya kalo jika di satukan sama orang yang gak pernah kita inginkan. Bastian dan Dara murid di Sekolah Trisatya, mereka dikenal sebagai murid yang selalu bersaing untuk me...