Happy reading
*****
Malam suasana begitu tenang, udara diluar cukup dingin. Bianca keluar dari kamarnya beranjak menuju taman yang tak jauh dari hotel. Kakinya melangkah perlahan sampai berhenti disebuah pohon besar, dia duduk disebuah kursi taman. Mungkin dia akan menenangkan sedikit pikirannya dengan menikmti lampu-lampu yang mewarnai hotel.
Mungkin sudah hampir lima belas menit, cewek itu menghabiskan waktu termenung dengan tatapan kosong.
Bagas yang baru saja keluar dari hotel membawa gelas berwarna putih, tanpa sengaja dia melihat keberadaan Bianca yang sedang menikmati kesendiriannya. "Itu kan Bianca, ngapain dia malam-malam disitu?" tanya Bagas heran, dia melangkah mendekati Bianca.Hanya butuh beberapa langkah untuknya sampai ke Bianca. "Bianca, lo ngapain disini?" tanya Bagas.
Cewek itu menoleh santai. "Bagas, sejak kapan lo disini?" sahutnya.
"Harusnya gue yang tanya, sejak kapan lo disini sendirian. Disini kan udaranya dingin, ntar lo masuk angin lagi " ucap Bagas. Dia mengulurkan gelasnya ke Bianca. "Ini minun biar lebih anget." ucap Bagas.
Bianca menatap Bagas. "Buat gue?" tanya Bianca.
"Iya buat lo biar gak kedinginan." balas Bagas lagi.
Bianca mengambil gelasnya dari Bagas. "Thanks ya. Duduk..!"
Bagas tersenyum singkat lalu mengambil duduk disamping Bianca lalu menatapnya."Lo kalo diliatin deket kayak gini cantik ya, pantes Bastian bucin banget sama lo." cibir Bagas terkekeh.
Mungkin Bagas akan mengobrol sedikit biar suasana mereka tidak canggung."Bisa aja lo, Dara juga cantik kan buktinya lo sayang banget sama dia." balas Bianca tersenyum singkat sambil menyeruput teh angetnya.
"Gimana hubungan lo sama Bastian?"
"Iya gitu aja sih gak ada masalah, lo sendiri sama Dara gimana?"
"Ya baik, tapi gue ngerasa ada yang beda aja dari dia. Gue gak tahu itu apa, tapi gue ngerasa jarak gue semakin jauh, kayak ada yang mengganjal gitu tapi gak tahu apa." jelas Bagas.
"Mungkin perasaan lo aja kali, apalagi lo sama dia kan jaraknya udah jauh. Tapi yang penting diantara kalian harus kuat komunikasi, karena dalam setiap hubungan itu penting."
"Iya kalo komunikasi kita sih baik ya, tapi gak tahu kenapa gue ngerasa ada sesuatu yang gue gak tahu tentang dia dan ini kayaknya ada hubungan sama Bastian."
"Kok lo bisa berpikiran kayak gitu sih, emang Bastian sama Dara sedeket apa disekolah?" tanya Bianca sedikit serius.
"Gak deket banget sih, justru mereka itu musuh bebuyutan kalo disekolah." balas Bagas. "coba lo pikir deh, Bastian ngapain nemenin Dara sampai sini. Kalo bukan ada sesuatu yang kita gak tahu."
"Iya juga sih, tapi kalo memang ada sesuatu gak mungkin dong gue juga diajak sama Bastian."
Dari kejauhan Bastian mendengar pembicaraan Bianca dan Bagas. Seketika dia mengingat permintaan Dara untuk menemaninya sampai ke Hamburg, saat itu Bastian bermain sketboard bersama teman-temannya.
"Maafin aku by, aku udah bohongi kamu selama ini. Diam-diam aku udah menikah dengan Dara tanpa sepengetahuan kamu. Aku cuma gak mau bikin kamu sakit hati karena status aku yang kini udah jadi suami Dara." airamatanya menetes ketika mengingat masa itu, dimana dia melakukan pernikahan dengan Dara. Dia sangat lemah akan hal itu karena sudah menyakiti orang disekelilingnya termasuk Bianca pacarnya sendiri. Akhirnya dia pun memutuskan untuk masuk kembali kedalam hotel.Tiba-tiba Bianca mengingat kembali beberapa hari yang lalu, saat Bastian menemuinya dirumah dengan penampilan yang berubah 180°. Dia sangat kaget waktu itu, bagaimana bisa pacaranya bisa berubah secepatnya itu. Bastian yang selalu berpenampilan badboy keren style ala geng motor, namun berubah menjadi cowok macho, cool dan sedikit brewok tipis diwajahnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Imperfect love
Fiksi RemajaCinta menyatukan dua insan. Menyatukan dua hati yang saling mencintai. Apa jadinya kalo jika di satukan sama orang yang gak pernah kita inginkan. Bastian dan Dara murid di Sekolah Trisatya, mereka dikenal sebagai murid yang selalu bersaing untuk me...