part 66

90 6 0
                                        

Happy reading

****

Semua orang sudah berkumpul didepan IGD menunggu Dara sadar, karena sudah satu hari tak sadarkan diri sejak kejadian itu. Saat sedang semua terdiam memikirkan kondisi Dara, dokter pun keluar dari ruangan tersebut. "Selamat siang, bisa bicara dengan keluarga pasien? Ucap dokter itu.

Mereka menoleh serentak, Bastian bangkit mendekati dokter. Dia memandang dokter serius, mencoba menarik nafas panjang. Apapun hasil yang dikatakan oleh dokter, dia harus bisa menerimanya. "Saya suaminya Dara, Dokter gimana keadaan Dara dok?" Tanya Bastian yang sudah tidak sabar menunggu jawaban dokter.

"Iya dok gimana keadaan Dara, kita semua khawatir banget." Timpal Sarah.

Dokter menghelai nafas berat, memandang semua orang yang ada didepannya. "Hentakan yang cukup keras dialami Dara membuat dia mengalami pendarahan yang cukup parah." Jelas dokter tersebut dengan suara berat.

"Tapi Dara gak papa kan dok? Bayinya selamat kan dokter?"

"Iya dokter sekarang keadaan Dara gimana, apa dia baik-baik aja?"

Dokter menghelai nafas berat, dia seperti begitu sulit untuk menjelaskan tentang kondisi Dara. "Kami belum mengetahui lebih lanjut lagi, tapi untuk sekarang kondisi Dara lagi koma dan kami tidak bisa menjamin kapan Dara akan siuman dari komanya."

Semua kaget mendengar ucapan dokter. "Koma dok?" Tanya Bastian yang tiba-tiba melemah.

Dokter mengangguk pelan. "Iya Dara koma, kita berdoa saja semoga ada keajaiban untuk Dara dan dia bisa kembali pulih." Jelas dokter itu lagi.

"Tapi dok Dara bakal baik-baik aja kan, terus bayi dalam kandungannya gimana?" Tanya Sarah.

"Syukurlah bayi nya tidak terjadi sesuatu, untung saja cepat dibawa kesini jadi langsung bisa ditangani tepat waktu." Jelas dokter dengan nada berat.

Tubuh Bastian melemah mendengar ucapan dokter, "Ya Tuhan semoga Dara gak kenapa-napa, saya takut terjadi sesuatu sama Dia."

Danu merangkul tubuh Bastian, menepuk pundak sahabatnya memberikan Ketenangan. "Lo yang sabar ya gue yakin Dara gak bakal kenapa-napa, gue percaya kalo Dara pasti baik-baik aja sama anak Lo"

Bastian melirik ke Danu. "Ya gua takut banget terjadi sesuatu sama Dara, gue gak bakal maafin diri gue sendiri."

Tiba-tiba dari sisi kanan Bagas datang, dia berhenti ditempat ketika Bastian dan yang lainnya sedang tegang dan bersedih meratapi kondisi Dara. Dilihatnya Bastian sedang menangis sambil menatap Dara dari arah jendela.
Bastian menoleh saat melihat kehadiran Bagas yang kini berdiri sedang menatap nya. Dia melihat Bagas dengan penuh amarah dan kesal. "Ngapain Lo disini? Puas Lo sekarang, lihat Dara koma dan Lo masih berani nongol disini."

Bagas membalas tatapan Bastian licik." Harusnya Gue yang marah sama Lo, Karena Lo udah ngerebut Dara dari gue. Dara kayak gini juga gara-gara Lo, kalo Lo gak nikahin Dara dia gak mungkin jadi kayak gini." Bentak Bagas keras sambil menatap Bastian tajam.


Terjadi perdebatan antara Bagas dan Bastian, mereka saling adu jotos.
didepan ruang tempat Dara dirawat. Keributan itu terdengar oleh beberapa security rumah sakit dan teman-temannya. Mereka berusaha melerai Bastian dan Bagas namun tidak ada tanggapan, sampai akhirnya security dan perawat datang untuk melerai perkelahian tersebut.
"Apaan sih kalian, kayak anak kecil segala pakai ribut segala. Ini itu rumah sakit bukan ring tinju, Dara lagi koma didalam gak ada gunanya kalian ribut disini." Ucap Sarah dengan suara lantang. Dia mendorong tubuh Bagas dan Bastian dengan kesa, dia menarik tubuh Bagas lari dari tempat itu. "Bagas sebaiknya Lo pergi aja dari sini, gue gak mau ada keributan lagi."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 15, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Imperfect loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang