part 11

238 27 2
                                        

Happy reading

*****

Lorong lantai dua diramaikan siswa yang sedang sibuk dengan aktivitasnya. Bianca duduk terdiam sembari mengingat saat dia menghabiskan waktu bersama Bastian. Cincin melingkarin jari manis Bastian yang membuat pusarannya berputar, dia tampak gelisah jika mengingat itu. Apalagi sebuah alasan yang tidak masuk akal didapatkan dari Bastian, membuatnya tidak puas dengan jawaban itu.

"Mungkin perasaan gue aja ya, dan alasan Bastian itu memang benar. Gue harus percaya sama dia, karena selama ini dia gak pernah boongin gue."

Drrtt..

Ponsel Bianca tiba-tiba bergetar, dia segera membuka ponselnya.
Sebuah pesan singkat dari Bastian, membuatnya segera membalas pesan itu. Wajahnya tersenyum sembari menatap ponselnya. "Baru aja diomongin udah ngirim pesan dia."

Bastian "Hai by"

Bianca "Hai "

Bastian "Kamu lagi ngapain? Pasti lagi mikirin aku ya?"

Bianca "Kok tahu kalo aku sekarang lagi mikirin kamu"

Bastian "Iya tau lah, dari jauh aku udh bisa baca isi pikiran kamu"

Bianca "Apaan sih kamu bisa aja deh, kamu lagi ngapain?"

Bastian "Lagi bete"

Bianca "Bete kenapa?

Bastian "Bete karena gak ada kamu disini"

Bianca "Ya udah kamu kesini dong, kebetulan disekolah lagi ada kegiatan jadi gak belajar"

Bastian "Oke, sekarang kamu ke gerbang ya"

Bianca "Ngapain?"

Bastian "Ke gerbang aja dulu"

Bianca "Oke by, miss you"

Bastian "Miss you to"

Bianca berlari menuju gerbang sekolahnya untuk menunggu Bastian.

Sesampainya di gerbang dia menemuka Bastian yang sudah berada didepan gerbang sekolah. Matanya terbuka dengan sempurna, dia tidak menyangka bahwa Bastian akan menemuinya secepatnya.

"By, ini kamu?" tanya Bianca kaget, menatap tatapan tak percaya.

"Iya ini aku lah, kan kesayangan aku yang minta aku kesini makanya sekarang aku udah ada dihadapan kamu." Bastian menyengir.

"Kok cepat banget sih, perasaan baru beberapa menit kamu udah nyampe aja. Ini beneran kamu kan pacarnya Bianca?" Bianca menarik rambut Bastian kuat. Alhasil membuat Bastian merintih kesakitan.

Bastian merapikan rambutnya. "Aw sakit tahu, kamu mah bikin rambut aku jadi berantakan. Ntar gak ganteng lagi pacarnya, gimana?"

"Gak papa, aku kan cinta sama kamu apa adanya. Jadi aku gak peduli bagaimana pun kamu, aku tetap cinta" Bianca tersenyum sambil menatap Bastian

Imperfect loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang