part 45

153 15 0
                                        

Happy breading

***

Hari ini tepat dimana Bagas akan pergi ke Hamburg untuk menuntut ilmu disana dikarena pertukaran murid. Ada beberapa murid yang berasal dari sekolah juga ikut bersama Bagas.
Bagas sudah menyiapkan dirinya dari semalam untuk keperluannya selama di Hamburg.
Kini dia mengangkat kopernya masuk kebagasi mobil, sambil memandang rumahnya yang sebentar lagi akan dia tinggalkan. Dia menghelai nafas berat, berpamitan kepada Kakak dan papanya. Setelah berpamitan dia pun naik kemobil menuju bandara karena pesawat akan Take-off kurang lebih dari sekitar 20 puluh menit lagi.

Setelah menghabiskan waktu sekitar sepuluh menit akhirnya dia pun sampai dibandara, dia menyeret koper masuk kebandara. Sesekali dia menoleh kebelakang dengan raut wajahnya yang sedikit gelisah seperti sedang menunggu kedatangan seseorang. "Dara datang gak ya, dia nepatin janji gak buat nganterin gue. Pesawat akan Take-off tujuh menit lagi, gue gak kan bisa berangkat sebelum dia ada disini."

Baru beberapa langkah dia berjalan, tiba-tiba ada seorang wanita yang berlari kearahnya, siapa lagi kalo bukan Dara yang berusaha mengejar ketika Bagas sudah memasuki area Xray Security scanner, cowok itu menoleh saat namanya dipanggil oleh Dara. "Bagas." geriaknya sedikit keras sambil berhenti ditempat.

Bagas berjalan perlahan, begitu juga dengan Dara. Langkah berhenti disatu tempat kita keduanya sudah berhadapan, saling menatap satu sama lain. "Akhirnya kamu datang juga." ucap Bagas.

Dara tersenyum lebar. "Aku pasti datang buat kamu. Maafin aku ya kalo aku telat tadi dijalan macet banget."

"Gak papa kok, yang penting kamu ada disini sekarang dihadapan aku."

"Aku sayang sama kamu, aku gak mau jadi alasan yang ngelahangi impian kamu. Tapi satu hal yang harus kamu tahu, kalo kamu selalu ada dipikiran aku. Mungkin ini berat buat aku, karena pertama kali aku harus jauh dari kamu. Aku akan berusaha belajar untuk bisa menjalani hidup gak ada kamu." ucap Dara sesak.

Mereka berpelukan.

"Aku juga sayang sama kamu, tapi aku juga gak bisa berbuat apa-apa sama kamu. Aku juga harus belajar jauh dari kamu, meskipun hati aku begitu saja harus ninggalin kamu disini." balas Bagas dalam hatinya.

****

Dara duduk dikelas sendiri, tatapan kosong wajahnya yang sedikit tidak semangat. Mungkin karena dia harus menjalani kesehariannya tanpa Bagas, dari awal mereka pacaran sama sekali mereka tidak pernah berpisah cukup lama, namun kali ini dia harus mulai terbiasa tidak ada sosok Bagas disampingnya. "Baru aja beberapa jam Bagas pergi, Gue udah kangen saja sama dia. Rasanya mau ngapain itu males, karena gak ada yang nyemangatin, kasih perhatian kayak Bagas." gerutu Dara sedih.

Dari luar kelas Bastian melihat Dara yang sedang murung dikelasnya.

"Lecek amat mukanya kayak baju yang belum disetrika." sindir Bastian baru saja datang, berjalan perlahan menuju kearah Dara.

Dara menatap tak suka. "Gue lagi gak mood ribut ya, udah lah mendingan pergi aja lo bikin gue tambah pusing tahu gak." balas Dara ketus.

Bastian duduk disamping Dara, tiba-tiba menatap Dara dengan serius. "Apa karena Bagas?" tanya Bastian.

Dara kaget, tubuhnya bergejolak ketika Bastian sudah berada didepannya. "Kalo karena Bagas kenapa? Masalah buat loh, Ini kan urusan pribadi gue." ketusnya melemgos.

"Jutek banget sih, dasar loh singa betina."

Dara memukul tubuh Bastian membuat cowok itu kesakitan. "Aaghh, ya emang bener kan loh itu singa betina bagi gue." tanpa pikir panjang Bastian menarik lengan Dara memaksa untuk mengikuti langkah kakinya. "Udah sini loh ikut gue."

"Apasih loh narik-narik gue kebiasaan banget." balas Dara kesal pasrah.

****

Mereka lari-larian dihalaman sekolah saat pulang hingga didepan gerbang sekolah, semua pasang mata tertuju pada satu titik yaitu Dara dan Bastian yang sedang kejar-kejaran seperti anak kecil.

Mereka berhenti ketika Bastian bertemu dengan seorang permpuan. "Bianca." ucap Bastian melongo kaget.

"Hai By." teriak Bianca manis, dia menghampiri Bastian keseberang.

"Kamu kok ada disini? Kok kamu gak bilang-bilang dulu sih sama aku, aku kan bisa jemput kamu." ucap Bastian.

"Sengaja mau bikin kejutan sama kamu, makanya aku diem-diem kesini." sahut Bianca, dia memeluk lengan Bastian dengan mesra. Menoleh kearah Dara yang sedang berdiri dibelakang Bastian. "Hai Dar." sapa Bianca antusias.

"Hai," balas Dara kikuk.

"Sayang udah yuk kita pulang, tapi sebelum itu kita mampir dulu di cafe aku udah laper." ucap Bianca manja.

Bastian tersenyum singkat. "Iya By, aku juga udah kangen banget sama kamu."

Dara melengos geli.

"Dar, Kita duluan ya." pamit Bianca manis.

Keduanya masuk kedalam mobil lalu meninggalkan sekolah, sementara Dara hanya memasang wajah melas melihat kemesraan Bastian dan Bianca.

"Udah yuk kita pulang." ajak Sarah tuba-tiba datang sambil menatap Dara lalu memandang mobil Bianca." Kayaknya lagi ada yang cemburu nih sama Bastian." sindir melirik kearah Dara.

Cewek itu menoleh kesal. "Hah gue cemburu sama dia? Kurang kerjaan banget cemburu sama cowok nyebelin itu." balas Dara kesal.

"Mulut bisa dibohongin, tapi hati siapa ya tahu. Secara lo kan istrinya Bastian pasti adalah rasa cemburu itu, loh aja yang munafik gak mau ngakuin kalo sebenarnya loh juga suka sama Bastian." balas Sarah menyengor kuda.

"Apa, Bastian sama Dara suami istri?" tanya Clara yang tiba-tiba muncul dari arah belakang sambil menatap kedua sahabatnya.

Kedua cewek menoleh kaget. "Apaan sih loh Clar ngaco deh, loh salah denger kali." ucap Dara.

"Udah yuk kita pulang, gue udah capek banget nih"

***

Imperfect loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang