Happy Reading*****
Pagi-pagi sekali Dara sudah menyiapkan sarapan untuk Bastian dan dirinya sendiri. Apapun hasilnya dia harus tetap optimis, pasti Bastian akan mengerti itu. Karena untuk pertama kalinya dia pagi buta udah sibuk didapur menyiapkan sarapan, jika dirumah biasanya Bunda dan Bibi yang selalu menyiapkan semua dan Dara setiap bangun sudah tinggal makan.
"Alhamdulillah. Selesai juga masaknya, semoga Bastian suka sama masakan gue. Ya gue udah cicip sih gak ada masalahnya, tapi gak tahu deh seleranya dia."
"Dara, loh udah sembuh?" tanya Bastian yang baru saja keluar dari kamarnya. Dia langsung duduk dimeja makan, mamandang semua makanan yang cukup banyak di hadapannya.
"Pagi Bastian, iya gue sembuh kok." jawab Dara sumringah. Dia ikut duduk dimeja makan.
"Jadi loh yang nyiapin semua makanan ini?"tanya Bastian tak percaya.
"Iya gue bela-belain bangun pagi bikin sarapan buat kita. Ya meskipun gue gak tahu hasilnya gimana, tapi loh cobain dulu."
"Okey, gue bakal cobain semuanya. Semoga ini tidak mengecewakan, keliatannya enak-enak banget." puji Bastian, langsung mengambil piring dan beberapa makanan dimasukin kedalam piringnya.
"Amin."
Begitu makanan masuk kedalam mulutnya Bastian, tiba-tiba dia terdiam dan tanpa mengunyah makanannya.
"Kenapa Bas?"
"Dar, ini minumnya gak ada sih. Loh mah nyiapin makanan tanggung banget." sindir Bastian kembali terdiam, sama sekali dia belum mengunyah makanan tersebut.
Dara terkekeh. "Sorry, oke biar gue ambilin dulu." bangkit mengambil minuman lalu kembali kemeja makan.
"Makasih ya." Bastian segera menelan makananya dibantu minuman yang ikut masuk kemulutnya.
"Kenapa Bas, makanannya gak enak ya?" tanya Dara tak enak. Sedari memandang Bastian yang sedikit menyengir.
"Enak kok, siapa bilang gak enak."
"Ya udah kenapa berhenti, lanjutin makannya ntar keburu dingin."
"Oke." Bastian berusaha menelan makanannya. "Sumpah ini makananya asin banget, gue berasa makan garem kalo kayak gini. Kalo gue bilang sejujurnya ke Dara pasti dia sedih, lagian gue menghargai banget usahanya dia buat belajar masak." gerutu Bastian dalam hatinya, sambil memberikan senyum terpaksanya di depan Dara sambil berusaha menelan makanan.
"Bas, ini kan hari minggu. Loh mau keluar?"
"Gak ah, gue mau dirumah aja."
"Kenapa gak jalan sama Bianca? Dia kan cewek, pasti berharap banget diajak jalan sama pacarnya."
"Iya sih, tapi Biancanya lagi banyak tugas jadi gak bakal mau diajak keluar, lagian loh juga masih sakit jadi gak mungkin ditinggalin sendirian di apartemen."
"Gak papa Bas, gue sih udah biasa ditinggal sendiri kalo nyokap gue kebandung."
"Ngapain nyokap loh kebandung?"
"Akhir-akhir ini Eyang gue sakit, jadi harus ngerawat beliau disana."
"Oh gitu." Bastian mengangguk.
"Oh ya Bas, daripada kita gak ngapain-ngapain mendingan kita nonton horor aja gimana? Kan seru kalo siang gini nonton." Dara beranjak ke depan tv. Mengambik remote dan mencari beberapa DVD didalam lemari tv.
"Boleh juga, siapa takut."
"Bas loh punya kan DVD horor?" tanya Dara yang tengah mengubrak-abrik DVD.
"Gak ada, semua DVD ada dirumah gue. Kalo diapartemen gue jarang nonton tv, maklum lah kalo nonton sendirian kan gak seru." balasnya yang ikut duduk disamping Dara.
Dara cemberut" Lah gimana dong, kan bete banget kalo gak ngapain-ngapain." mengehentikan pencariannya, lalu kemudian duduk disofa.
"Gak usah pusing, kan di apartemen gue ada indihome jadi loh pake aja buat nonton."
"Kok loh gak bilang sih diapartemen loh ada indihomenya? Jadi gue gak perlu beli kuota lagi."
"Loh kan gak nanya" balas Bastian terkekeh.
"Passwordnya apa?" Dara menyodorkan ponselnya.
"Pasword" sahut Bastian singkat.
"Iya paswornya, buruan gue mau streaming drakor Bas."
"Pasword."
"Kebiasaan deh, gue nanya dia malah balik nanya."
"Gue gak namya, emang itu paswordnya."
"Serius?"
"Iya, coba loh masukin."
"Udah bener kok."
Drrt..Drrtt..
Sebuah panggilan masuk dari hp Bastian, dia segera membukannya dan duduk disamping Dara. Cowok itu langsung menerima panggilan itu.
"Ih Bastian gue mau nonton, loh sana aja didapur." pinta Dara sibuk dengan laptopnya
"Loh aja yang dikamar, gue pengennya disini aja."
Dara mendesis kesal. "Ya udah deh, loh mah nyebelin."Dara bangkit melangkah kekamarnya sambil membawa sebuah laptop.
Bastian segera mengangkat telfonnya dan segera bebicara dengan orang dibalik telfon. Seketika wajah Bastian berubah menjadi sumringah, ya siapa lagi kalo bukan Bianca yang kini sedang mengajaknya Video Call.
Keduanya sibuk masing-masing, Bastian video call dengan Bianca dan Dara menonton drama korea kesukaannya dikamar. Sudah hampir sebulan dia tidak marathon drakor kesukaanya serta tidak lupa drama thailand juga sangat dia sukai.
Dia berbaring ditempat tidur sambil menonton drakor di laptop Bastian yang diletakkan diatas meja, sehingga dia lebih leluasa untuk menonton.
"Akhirnya setelah sekian lama, gue bisa nonton drakor juga. Buat ngilangin bete karena sikap Bagas yang aneh akhir-akhir ke gue."
****
KAMU SEDANG MEMBACA
Imperfect love
Ficção AdolescenteCinta menyatukan dua insan. Menyatukan dua hati yang saling mencintai. Apa jadinya kalo jika di satukan sama orang yang gak pernah kita inginkan. Bastian dan Dara murid di Sekolah Trisatya, mereka dikenal sebagai murid yang selalu bersaing untuk me...