part 20

228 24 0
                                    


Happy reading

*****

Dara duduk dibangkunya, raut wajah cemberut. Ia masih sangat heran dengan sikap Bagas akhir-akhir ini yang sedikit cuek dengannya. Jangankan ngasih perhatian, dia malah sama sekali tidak menganggap Dara ada. Setiap hari yang dia lihat hanya sikap dingin dan kaku dari Bagas, dia harus melihat pemandangan tak mengenakan. Bagas terlalu sibuk dengan jabatannya menjadi ketua OSIS, dan keakrabannya bersama Tiara yang tidak membendung jika dia selalu cemburu.

"Kenapa sih tuh muka cemberut gitu?" tanya Sarah yang baru saja datang. Sarah duduk disebelah Dara.

Dara menoleh ke Sarah. "Gue sebel sama sikap Bagas, akhir-akhir ini dia nyuekin gue." keluh Dara sedih.

"Ya mungkin emang Bagasnya lagi sibuk kali, loh tahu kan dia ketua OSIS. Sekarang juga dia lagi sibuk ngurusin pensi sekolah, coba ngertiin deh beb."

"Gue tahu, tapi setidaknya dia ingat kalo punya pacar. Jangankan diperhatiin, nelfon gue aja gak, wa gue aja gak. Kabarin kek walau sebentar."

"Kita kan satu kelas, kenapa gak ditanya langsung aja sama orangnya." Sarah menoleh kebangku Bagas yang kosong.

"Dia ketemu gue aja cuek, kaku kayak gue bukan pacarnya aja." dumel Dara.

Dara berteriak kesal.

"Udah, dari pada loh murung kayak banyak hutang. Mendingan kita kekantin, gue udah laper nih. Bentar lagi bell."

"Yuk, gue juga laper."

Sekarang Dara dan Sarah sudah sampai di kantin sekolah, Dara mendengar ada seorang cewek yang memanggilnya. Dia menoleh kesumber suara, menemukan Clara yang sedang berlari menghampiri kearahnya.

"Itu kan Clara, darimana aja dia?" tanya Dara.

"Dia habis dari perpus." jawabnya tanpa menoleh

"Keperpus? Seriusan seorang Clara mau keperpus." cibir Dara terkekeh.

"Katanya di perpus lagi nyariin novel baru. Loh tahu kan, sahabat kita yang satu itu bucin banget sama novel" Sarah terkekeh.

"Ayo lagi pada ngomongin gue ya?" tanya Clara baru datang dan langsung duduk di samping Sarah.

'Gr banget loh, lagian kok loh tahu sih kita dikantin?"

"Ya tahu lah, gue kan bisa menerawang." balas Clara terkekeh.

"Garing loh."

Tiba-tiba Dara tak sengaja melihat Bagas yang sedang berjalan bersama Tiara masuk kedalam kantin.

"Ih apaan sih Bagas, maksudnya apa coba berduaan gitu sama Tiara. Dia sengaja bikin gue panas, pake gandengan tangan segala lagi." dumel Dara dalam hati sambil melengos ketempat lain.

"Kenapa Dar?" tanya Sarah aneh.

"Noh ada pasangan yang baru jadian lewat." sindir Dara. Dia mutusin untuk pergi dari mejanya.

"Loh mau kemana Dar?" tanya Clara.

Saat Dara berbalik dia melihat Bastian yang sedang duduk dipojok kantin sambil memetik sinar gitar. Alhasil Dara segera menghampiri Bastian dan duduk disebelahnya.

Bastian mengerutkan alisnya memandang Dara yang sudah berada disampingnya. "Dara, loh ngapain disini?"

"Bastian, loh mau kan ajarin gue main gitar" pinta Dara sambil sesekali memandang kearah Bagas.

"Hah, bukannya loh udah bisa main gitar ya?" tanya Bastian balik, dia terdiam lalu memandang kearah Bagas dan Tiara.

"Ih lo mah gak bisa diajak kerjasama banget banget sih, bilang aja gak bisa." bisik Dara dengan suara kecil.

"Oh gitu, gue tahu sekarang. Loh sengaja kan mau panas-panasin Bagas, biar dia cemburu?" balas Bastian lagi.

"Iya, buruan deh loh."

"Oke gue bakal ajarin loh."

Bastian mulai mengajari Dara bermain gitar dengan memeluk tubuh gadis itu dari belakang. Mereka sudah memetik senar gitar.

Dari kejauhan Bagas melihat kedekatan Dara dan Bastian, dengan begitu mesra dan akrab Bastian memeluk tubuh Dara. Dia menatap Bastian marah, rasanya ingin memakan orang. Sepertinya dia tidak bisa menahan kecemburuannya dan panas didalam hati, Tanpa pikir panjang Bagas bergegas  bangkit dan menarik paksa tubuh Bastian hingga terjatuh ke tanah.

"Berani-beraninya loh meluk pacar gue" ucap Bagas dengan penuh amarah.

Bastian menyengir sinis. "Bukannya loh udh ada Tiara ya, terus kenapa loh marah waktu gue deketin Dara."

Bagas menarik kerah seragam Bastian, sebuah pukul keras mendarat dirahang cowok itu. Mata Bagas melotot menatap Bastian. "Loh gak ada hak ikut campur urusan gue, gue sama Tiara gak ada hubungan apa-apa. Inget Dara itu pacar gue dan loh bukan siapa-siapanya, jadi loh gak ada hak buat deketin dia."

Terjadilah adu jotos antara Bagas dan Bastian, semua meja kantin berserakan. Sebagian murid ketakutan, ada juga yang menjadi penonton seperti menyaksikan pertandingan MMA.

Dara mendesis kesal memandang kedua cowok itu yang sedang adu jotos, dia berusaha menjadi penengah untuk mereka namun emosi yang sudah diujung kepala membuat mereka melanjutkan perkelahian itu dengan serius.
Semua murid berhamburan ingin menyaksikan perkelahian antara Bagas dan juga Bastian.

"Bastian, Bagas, stopp..!!" teriak Dara keras.

Bastian menurunkan tangannya, lalu melirih Dara. Begitu juga dengan Bagas yang terdiam mendengar teriakan Dara. "Bisa gak sih gak usah berantem, pusing gue sama kelakuan kalian kayak anak kecil." Dara menoleh ke Bastian, "Bastian, loh denger?" kemudian melirik ke Bagas. "Dan buat kamu Bagas, bisa gak sih gak usah marah-marah. Bastian cuma mau ngajarin aku main gitar, itu aja gak lebih. Harusnya aku yang marah sama kamu, ngapain kamu berduaan sama Tiara didepan mata aku?" ucap Dara dengan suara lantang. Dia langsung pergi meninggalkan kantin dengan keadaan kesal.

****

Imperfect loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang