part 13

244 28 1
                                        


Happy reading

*****

Dara keluar dari kantin berjalan pelan menuju kelasnya.

"Bagas mana sih dikelas gak ada, dikantin juga gak nongol, udah dicariin kemana-mana gak ketemu. Gak tau apa kalo pacarnya nyariin, gak peka banget sih jadi cowok" gerutu Dara sambil memanyunkan bibirnya. Tiba-tiba seorang murid tak sengaja menabrak tubuhnya, membuatnya semakin kesal. "Ih apaan sih main nabrak-nabrak aja, gak tahu apa orang lagi bete. Bagas juga kemana lagi" ucap Dara terus nyerocos sepanjang jalan.

Sesampainya didepan kelas Semua pasang mata yang berada didepan kelasnya melihat ke titik yang sama, Dara bingung mengapa semuanya menatap ke arahnya apa yang sedang terjadi. "Kenapa mereka pada ngeliatin aku ya?" tanya Dara heran sambil memandang murid disekitarnya. "Tau ah mending aku masuk kekelas aja, punya pacar bikin bete."

Baru beberapa langkah Dara terkejut melihat kelasnya yang dipenuhi balon-balon yang menempel dilangit kelasnya disertai foto dia bersama Bagas yang tergantung dibalon itu. Dara menatap salah satu foto kemudian dia berlajan perlahan sambil memandang seluruh sudut kelas yang sepi. Bagaimana bisa kelasnya yang penuh sumpek sekarang berubah menjadi indah dan romantis.

"Ini ada apa ya, kok ada foto gue sih.?" tanya Dara, dia berhenti ditempat sambil memandangi setiap sudut ruangan. Sebuah drone kecil terbang hinggap di depannya dengan membawa secarik kertas, Dara segera mengambil dan membukanya. Dia mulai membaca sebuah tulisan yang ada di kertas itu.

Buat orang yang selalu bikin aku bahagia...
Buat orang yang tidak pernah lepas dari pikiran aku, menjadi penyemangat aku disetiap hari-hari aku...

Seorang laki-laki yang sudah berdiri ketika Dara sedang membaca tulisan yang ada kertas kecil itu. Siapa lagi kalo bukan Bagas, pacar Dara.

"Dara." Panggil Bagas lembut.

Dara menoleh, seketika matanya melotot dan mulutnya terbuka dengan sempurna. Dia menemukan Bagas yang saat ini sudah berdiri dihadapannya. "Bagas." ucap Dara kagum.

Bagas menatap Dara. "Dara, sejak aku ketemu sama kamu. Aku gak kenal apa itu kesedihan, yang aku tahu cumalah kebahagiaan. Dan kamu orang yang istimewa yang dikirim Tuhan buat melengkapi kebahagiaan aku." ucap Bastian lembut, lalu dia berlutut dihadapan Dara sambil memberikan cincin. "Dara, maukah kamu nemenin hari-hari aku dalam suka dan duka, membangun sebuah kebahagiaan yang yang indah bersama ku?" tanya Bastian dengan suara berat namun penut arti yang mendalam.

Dara menatap Bastian bahagia, matanya berkaca-kaca. Dia kemudian mengangguk mendengar ucapan Bagas. Tanpa pikir panjang, Bagas memasangkan cincinnya ke jari manis Dara.

"Makasih ya kamu udah hadir dalam hidup aku, memberikan pelangi yang indah membuat hari-hari aku terasa lebih berwarna." tatapan dalam menusuk kehati membuat airmata Dara terjatuh.

Bagas tersenyum, "Kamu adalah orang yang bikin aku bahagia, dan aku merasa laki-laki yang paling beruntung bisa memiliki kamu."

Di sekeliling sudah banyak murid yang menyaksikan sebuah momen indah dan romantia untuk sepasang kekasih Bagas dan juga Dara.

Sarah dan Clara tersipu melihat suprise yang berhasil membuat Dara bahagia, serta ucapan yang begitu manis keluar Bagas. Membuat siapa saja tersentuh dan meleleh, Dara begitu beruntung mendapatkan Bagas yang sangat mencintainya dan bahkan menjadi orang yang paling istimewa dihidup Bagas.

Dari kejauhan Bastian melihat momen romantis Bagas dan Dara, dia melihat dengan mata kepalanya sendirinya mereka berdua sangat bahagia dan saling mecintai. Bastiam berbalik badan, mukanya tiba-tiba murung. Dia tidak mau berlama-lama lagi melihat itu, akhirnya dia memutuskan untuk menjauh dari keramaian.

Bastian melangkah perlahan melewati setiap kelas.

Dara begitu bahagia bersama Bagas, mereka terlihat saling mencintai.

Gue sebagai suaminya Dara gak bisa milikin dia seutuhnya layaknya seorang suami.

Siapa saja pasti cemburu melihat istrinya bemesraan dengan laki-laki lain, meskipun gue sama Dara gak saling mencintai.

Tapi ikatan suci lah yang menyatukan gue sama Dara, saat ini gue gak bisa berbuat apa-apa karena gue gak mau nyakitin perasaan Bianca.

Yang bisa gue lakuin sekarang hanya diam dan mengikuti skenario yang sudah diatur sama Tuhan...

Seketika Bastian mengingat kembali momen pernikahannya bersama Dara, dimana dia harus menikah dengan orang yang tidak pernah dia inginkan.

"Bastian"

"Bastian kenapa muka loh kusut banget sih."

Celetuk Gerry dan Danu berpapasan dengannya, tapi Bastian sama sekali tidak mengubris celetukan dari kedua sahabatnya. Dia sibuk dengan lamunan yang kosong, menatap masa depan yang tak tentu arah. Mengingat kembali kebersamaanya dengan Bianca.

"Ini anak kenapa sih?"

"Iya kenapa Bastian, tumben dia murung gitu?"

"Jangan-jangan dia kesambet Ger."

"Ya gak mungkin lah, coba loh tatap keningnya panas gak."

Danu dengan begonya menuruti permintaan Gerry menatap kening Bastian. "Gak tuh, biasa aja."

"Udah yuk biarin aja, percuma kita ajak ngomong gak bakal di respon."

Gerry dan Danu lalu melanjutkan perjalanan dan meninggalkan Bastian.

******

Imperfect loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang