Happy reading
***
Mobil Ayas memasuki halaman rumahnya, dan gerbang kembali ditutup oleh security yang ada disana.
Dia turun dari mobilnya lalu masuk kedalam rumah, dia menemukan Rossa yang kini sedang duduk diruang tengah seperti sedang menunggu Ayas sejak tadi."Bunda kenapa belum tidur? Udah malem loh Bun, nanti bunda sakit kalo tidurnya kemaleman." Gumam Ayas yang duduk disamping Rossa.
Rossa memandang suaminya malas. "Bunda sengaja nungguin ayah pulang, ada yang mau Bunda omongin sama ayah." Jawabnya serius.
"Ngomong apa?"
"Sampai kapan ayah menghukum Dara kayak gini, Bunda gak bisa ngeliat Dara kesusahan diluaran sana. Dara lagi hamil sekarang, dia pasti butuh support kita dan pastinya dia butuh perlindungan dari kita orang tuanya."
Muka Ayas tiba-tiba bete mendengar ucapan dari Rossa, lalu bangkit dan melangkah kan kakinya meninggalkan Rossa. "Ayah capek mau istirahat, Ayah gak mau bahas itu, karena menurut ayah masalah itu udah clear."
"Ayah gak boleh egois, Dara itu anak ayah dan ayah tega melakukan itu ke Dara?" Ucapnya lantang sambil mempercepat langkahnya mengejar Ayas.
Ucapan itu membuat Ayas berhenti. "Kurang apalagi ayah sama Dara? Selama ini ayah selalu memberikan apapun yang Dara mau, ayah selalu manjain dia lebih dari diri ayah sendiri. Tapi dia ngecewain ayah, dia udah bikin ayah malu dengan menikah dengan laki-laki yang sama sekali ayah gak tahu, lebih menyanyikan lagi dia menikah tanpa beritahu ayahnya terlebih dahulu." Ayas menoleh dihadapan Rossa. "Masih mau nyalahin ayah?"
"Bunda tahu, kalo Dara sudah melakukan kesalahan tapi apa salahnya kita memaafkan Dara. Dara itu lagi mengandung cucu kita, anak yang ada dikandungan Dara masih mengalir darah ayah, dan keturunan kita."
"Ayah minta mulai hari ini jangan pernah bunda mengingat Dara lagi, anggap aja kalo kita udah gak punya anak." Balas Ayas dengan suara lantang.
Seketika airmata Rossa menetes. "Ayah boleh bicara seperti itu, tapi tidak dengan bunda. Dara anak bunda, bunda yang mengandung dan bertaruh nyawa demi melahirkan Dara, jadi Samapi kapan pun Dara akan tetap anak dari rumah ini dan dia berhak tinggal disini." Ucap Rossa sambil menangis, lalu pergi meninggalkan Ayas.
"Bunda, Bunda..!" Panggil Ayas kepada Rossa yang sudah pergi.
Ayas mendesis kesal sambil melihat Rossa pergi meninggalkannya.
*****
Bagas mencoba untuk fokus belajar, dikelasnya cukup berisik dan rusuh membuatnya tidak berkonsentrasi untuk belajar. Mengerjakan beberapa soal yang diberikan oleh guru mata pelajaran masing-masing, dia sangat sadar bahwa otaknya yang sudah membawa dia jauh ditempat ini. Menurut nya asing, tak ada satu pun dia yang kenal apalagi keluarga itu tidak mungkin dia temukan. Awalnya dia menolak untuk menerima tawaran beasiswa ke Hamburg, tapi dukungan keluarga serta support sang pacar membuat dia semangat meraih mimpinya."Gue harus belajar sebaik mungkin biar gue bisa cepat balik ke Indonesia, gue udah kangen banget sama dia. Udah lama banget gak jalan-jalan berdua sama dia ditempat favorit kita, dan yang paling gue kangenin itu makanan khas Indonesia." Ucap
Faulina datang ketika pikirannya sudah mulai kusut dengan pelajaran yang ada didepannya. "Halo." Ya sampa Faulina.
Bagas menoleh. "Halo." Sahutnya tersenyum singkat. Kemudian dia kembali fokus dengan bukunya.
"Kamu lagi ngapain Bagas?" tanya Faulin duduk disampingnya. (Jerman)
"Aku sedang belajar untuk ujian." Jawabnya tanpa menoleh. (Jerman)
KAMU SEDANG MEMBACA
Imperfect love
Teen FictionCinta menyatukan dua insan. Menyatukan dua hati yang saling mencintai. Apa jadinya kalo jika di satukan sama orang yang gak pernah kita inginkan. Bastian dan Dara murid di Sekolah Trisatya, mereka dikenal sebagai murid yang selalu bersaing untuk me...